News

PMK di Kabupaten Bandung Tembus 5.906 Ekor

Radar Bandung - 17/06/2022, 19:20 WIB
AY
Ali Yusuf
Tim Redaksi
Ilustrasi

RADARBANDUNG.id, SOREANG- Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak terus di Kabupaten Bandung tercatat mencapai 5.906 ekor ternak suspek PMK, berdasarkan data di situs siagapmk.id Kementerian Pertanian.

Dari jumlah itu, sebanyak 741 hewan ternak sembuh, potong bersyarat 315 ekor dan sebanyak 218 ekor mati.

Dan khususnya di wilayah Kecamatan Pangalengan dari data yang diperoleh Radar Bandung per hari ini (17/6), sebanyak 2.607 ekor sapi perah terkonfirmasi suspek PMK.

Dokter Hewan Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS), Drh. Liedzikri Risqi Insani mengatakan para peternak saat ini membutuhkan vaksin serta bantuan obat-obatan sesegara mungkin.

“Saat ini butuh bantuan obat-obatan dan vaksin harus dipercepat, biar vaksinnya gak sia-sia. Kalau misalkan diundur lagi sudah gak butuh vaksin lagi di Pangalengan, keburu habis populasinya,” seru Liedzikri kepada Radar Bandung saat dihubungi, Jumat (17/6).

Ia mengaku belum memperoleh informasi pasti terkait kapan vaksin benar-benar tiba di wilayah kerjanya. Menurutnya kini peternak hanya bisa berserah dan saling menguatkan satu sama lain sambil tetap berusaha untuk menghadapi penyakit tersebut.

“Katanya vaksinnya akan keluar tanggal 16 tapi katanya juga mau diundur lagi, itu 300 dosis vaksin ke Pangalengan,” ujarnya.

“Permasalahannya daerah Jawa Barat kan belum deklarasi status KLB atau wabah. Sementara menurut info dari pusat yang diperioritaskan daerah yang udah deklarasi seperti Jawa Timur dan Aceh,” lanjut Liedzikri.

Kondisi tersebut semakin mencemaskan para peternak khususnya peternak sapi perah. Ketua Kelompok Ternak KPBS di Desa Wanasuka, Maman Kusmawan (71) mengaku situasi tersebut sangat berat. Penghasilan yang ia andalkan dari produksi susu sapi kini seolah mati suri.

Tak ada lagi sapi yang bisa diperah dan diambil susunya, sebab satu persatu sapi miliknya tumbang akibat penyakit tersebut.

“Sapi punya saya sudah mati 3 ekor, 2 ekor mati, yang satunya dipotong. Sekarang sisa 1 ekor, itu danten (betina yang mengandung), dan itu juga positif sekarang masih proses pengobatan. Dan itu juga belum tentu apakah sembuh dan akan lahir (anaknya) atau bagaimana kalau kita melihat keeadaan yang ada,” tutur Maman.

“Kalau untuk masa yang akan datang, dengan kondisi ini, kita juga bingung dan sakit. kepikiran terus karena pendatapan hanya dari sapi itu, susu sapi,” ujar Maman.

Sementara hingga berita ini tayang, Radar Bandung belum mendapat respon dari dinas terkait seputar perkembangan penanganan kasus tersebut.

Sebelumnya, Bupati Bandung Dadang Supriatna telah meninjau langsung perkembangan kasus PMK kesejumlah peternakan, usai banyaknya laporan kasus ihwal penyakit tersebut yang menyerang hewan ternak.