RADARBANDUNG.id, BANDUNG- Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jawa Barat (Jabar), Prima Mayaningtyas menyebut 90 persen hutan mangrove di wilayah Pantura Jabar dalam kondisi rusak.
Luas hutan mangrove di wilayah pantura Jawa Barat mencapai 43.000 hektare. Dengan kondisinya yang rusak itu bisa meningkatkan ancaman abrasi ke sejumlah wilayah.
“Di luas (total) 43 ribu hektare itu 90 persennya sudah rusak. Itu ada wilayah Indramayu, Subang, Karawang dan Cirebon,” kata Prima usai acara Forum Group Discussion Restorasi Mangrove di Pesisir Utara, di Kantor DLH Jabar, Bandung, Selasa (21/6).
Baca Juga: Rekomendasi 12 Destinasi Wisata Kece Badai Buat Dikunjungi di 2022
Dalam catatannya, daerah pesisir Kabupaten Indramayu banyak yang terkena abrasi akibat kerusakan mangrove. Kondisi itu diperparah dengan kasus degradasi habitat mangrove di wilayah Jawa Barat mencapai 61 persen dan untuk terumbu karang yang rusak sudah mencapai 44 persen.
“Kalau mangrovenya kondisi rusak atau tidak ada, maka akan berdampak besar bagi lingkungan seperti terjadinya banjir rob karena mangrove tak bisa jadi berier lagi. Oleh karena itu kita berupaya agar kondisi mangrove bisa semakin kuat,” tuturnya.
Baca Juga: DLH Jabar Tindaklanjuti Dugaan Pencemaran Sungai Cimeta
Pihaknya juga mengajak berbagai komunitas untuk mengatasi permasalahan mangrove di Jawa Barat mengingat jika dilakukan oleh pemerintah itu merupakan hal yang sulit untuk dilakukan.
“Penunggalan kerusakan mangrove sejalan dengan arahan dari Pak Presiden dan ada tiga dinas terkait yang terlibat dalam penanggulangan masalah kerusakan mangrove. Ada DLH Jawa Barat, Diskanlut Jawa Barat dan Kehutanan,” katanya.
Di DLH Jawa Barat terdapat bidang konservasi sumber daya alam dan bidang ini yang akan menangani masalah kerusakan mangrove.