RADARBANDUNG.id – Berdasarkan data Bank Indonesia, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada kuartal I 2022 mencapai 5,61 persen atau lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,01 persen secara tahunan. Tingginya pertumbuhan ekonomi Jawa Barat menunjukkan adanya kenaikan ekspor, investasi, maupun konsumsi masyarakat.
Marine Novita, Country Manager Rumah.com menjelaskan bahwa pesatnya pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pasca pandemi termasuk kenaikan konsumsi masyarakat masih belum diikuti oleh sektor properti khususnya di wilayah Bandung dimana tren indeks harga maupun indeks suplai properti masih sangat fluktuatif dan cenderung mengalami penurunan.
“Data Rumah.com Indonesia Property Market Index Q1 2022 menunjukkan bahwa area Buahbatu yang berada di kawasan Bandung Timur merupakan wilayah yang mengalami pertumbuhan paling pesat secara tahunan baik dari sisi permintaan maupun suplai propertinya. Sementara indeks properti harga area Buahbatu justru sedang mengalami penurunan,” kata Marine.
Menurut data Rumah.com Indonesia Property Market Index Q1 2022, indeks harga properti Buahbatu mengalami penurunan sebesar 0,6 persen secara kuartalan dan sebesar 2,7 persen secara tahunan.
Sementara indeks suplai properti Buahbatu mengalami penurunan sebesar 4,3 persen secara kuartalan namun mengalami kenaikan sebesar 4,3 persen secara tahunan. Sedangkan indeks permintaan properti Buahbatu cenderung mengalami kenaikan yaitu sebesar 8,2 persen secara kuartalan dan 6,2 persen secara tahunan.
Data Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI) tersebut memiliki akurasi yang cukup tinggi untuk mengetahui dinamika yang terjadi di pasar properti di Indonesia, karena merupakan hasil analisis dari 700.000 listing properti dijual dan disewa dari seluruh Indonesia, dengan lebih dari 17 juta halaman yang dikunjungi setiap bulan dan diakses oleh lebih dari 5,5 juta pencari properti setiap bulannya.
Sementara di dua area lainnya di wilayah Bandung Timur, tren indeks permintaan properti cenderung mengalami penurunan sangat tajam. Area Gedebage mengalami penurunan permintaan sebesar 0,4 persen secara kuartalan dan 26,9 persen secara tahunan. Sedangkan area Cileunyi juga mengalami penurunan permintaan sebesar 7,5 persen secara kuartalan dan 36,1 persen secara tahunan.
Data yang lebih detail menurut Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI) di beberapa area sebagai berikut:
Marine menuturkan bahwa menurut data Rumah.com, wilayah yang prospektif adalah Cileunyi. Lokasinya yang sudah berada di luar kota Bandung sehingga harganya relatif jauh di bawah daerah Bandung yang lain sepanjang jalur Jalan Tol Purbaleunyi (Purwakarta-Bandung-Cileunyi). Dengan pesatnya pembangunan di Bandung Timur bukan tidak mungkin area ini justru akan berkembang di masa depan.
Dari semua area tersebut, kawasan Gedebage memiliki median harga yang paling tinggi, namun itupun masih bisa tumbuh karena kenaikan harga masih terjadi dengan ditopang oleh adanya kenaikan permintaan. Sementara itu area Pasteur yang selama ini popular sebagai gerbang keluar masuk kota Bandung sepertinya mulai mengalami kejenuhan.
“Investor yang selama ini mengincar area Pasteur bisa menunggu untuk masuk di titik yang lebih optimal. Di sisi lain, warga Bandung yang mencari hunian pertama bisa melirik area Kopo karena berada di luar radar banyak pencari rumah yang lain. Kehadiran tol Soroja dan pembangunan flyover dapat mengurangi kemacetan di area Kopo,” jelasnya.
Dinamika properti di kota Bandung dan sekitarnya sangat menarik untuk diikuti seiring pesatnya pembangunan infrastruktur transportasi. Tol Purbaleunyi terhubung dengan Tol Soroja dan akan mulai terhubung juga dengan Tol Cisumdawu. Tol Soroja menghubungkan kota Bandung dengan pusat pemerintahan Kabupaten Bandung di Soreang sekaligus memudahkan akses ke area wisata dan perkebunan Ciwidey dan sekitarnya.
Sementara Tol Cisumdawu menghubungkan kota Bandung dengan kota Sumedang dan nantinya akan memudahkan akses ke Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati, Majalengka. Selain kedua tol ini, pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung dengan stasiun di Padalarang dan stasiun akhir di Tegalluar juga tentu sedikit banyak akan ada efeknya terhadap industri properti.
Sedangkan rencana Jalan Tol Getaci yang akan mulai dibangun di akhir 2022 nanti diperkirakan juga akan bisa mendorong prospek industri properti kawasan sepanjang lintasan Tol Getaci sehingga kemungkinan bisa mengembalikan minat ke properti di area Gedebage.
Jalan tol Getaci tersebut akan bisa menjadi opsi akses transportasi mengingat area Priangan Timur dan Jawa Barat bagian Selatan selama ini akses infrastrukturnya tidak sebaik daerah lain di pulau Jawa.
Menurut Marine, wilayah Bandung Timur dan Selatan saat ini menjadi area yang prospektif bagi para pencari hunian. Selain itu lokasinya terkoneksi dengan berbagai akses jalan tol. Dengan indeks harga yang trennya belum mengalami kenaikan secara signifikan sementara indeks suplai sedang mengalami penurunan merupakan kesempatan yang bagus bagi pencari hunian yang membutuhkan dan sudah siap untuk melakukan pembelian.
Apalagi Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan untuk kembali mempertahankan tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRRR) sebesar 3,5 persen pada Juni 2022. Suku bunga acuan 3,5 persen adalah yang terendah sepanjang sejarah Indonesia dan telah dipertahankan dalam level ini selama 16 bulan terakhir.
Sementara suku bunga kredit pemilikan hunian juga sedang mengalami penurunan. Suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) menjadi 7,9 persen dalam tiga bulan terakhir dan suku bunga kredit pemilikan apartemen (KPA) terjaga pada 7,9 persen.
“Properti residensial di wilayah Bandung Timur dan Selatan bisa menjadi kawasan hunian idaman yang bisa dibeli di tahun 2022 ini dimana secara umum situasinya adalah ‘buyer’s market’, karena didukung berbagai stimulus dari pemerintah. Apalagi Pemerintah telah memperpanjang pemberian insentif Pajak Pertambahan Nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) hingga akhir September 2022,” pungkas Marine. (azm)