RADARBANDUNG.id, BANDUNG- Ketua Satuan Tugas (Satgas) Harian Covid-19 Kota Bandung, Asep Gufron mengatakan, selama 7 hari sejak 20-26 Juli, penambahan konfirmasi aktif Covid-19 di Kota Bandung menyentuh angka 144 kasus dengan kasus sembuh sebanyak 431.
Jika dibandingkan dengan kota/kabupaten lain di Jawa Barat, ungkapnya, Kota Bandung telah masuk dalam 3 besar wilayah kasus aktif tertinggi. “Sedangkan persentase capaian vaksin booster, Kota Bandung berada di posisi kelima. Padahal, sebelumnya kita menduduki posisi tiga besar. Ini menjadi warning bagi kita semua,” ucapnya, Rabu 27 Juli 2022.
Asep mengungkapkan, peningkatan kasus konfirmasi terjadi mulai awal bulan Juni 2022. Faktornya, selain karena mobilitas masyarakat, peningkatan juga terjadi karena adanya penularan varian baru.
Baca Juga: Masuk Mal dan Ruang Publik di Kota Bandung Wajib Sudah Vaksin Booster
Maka dari itu, Asep menegaskan, seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) dan pihak kewilayahan bisa membantu untuk mempercepat proses vaksinasi booster.
Percepatan vaksinasi dosis III atau booster pun terus digencarkan Pemkot Bandung. Setelah berjalan 2 pekan, jumlah vaksin booster di Kota Bandung telah mencapai 735.083 sasaran dari target 976.179 untuk mencapai minimal 50 persen.
Baca Juga: Polisi Ingatkan “Hantu-hantu” di Jalan Asia Afrika Pakai Masker
Asep menyampaikan, untuk memudahkan target tersebut, Pemkot merinci target harian untuk tiap kelurahan sebanyak 53 sasaran. “Sampai per 26 Juli kemarin, persentase vaksin booster di Kota Bandung telah mencapai 37,65 persen. Ini harus ditingkatkan lagi. Semoga saat Hari Kemerdekaan nanti kita sudah bisa mencapai target,” ujar Asep.
Ia juga menekankan, untuk mewaspadai momentum kepulangan jemaah haji ke tanah air. Perlu adanya skema rinci alur kepulangan para jamaah haji, terutama yang terkonfirmasi positif Covid-19. “Untuk mewaspadai kepulangan jemaah haji yang terkonfirmasi positif, kita akan mendorong isolasi mandiri (isoman) di rumah masing-masing,” kata Asep.
Selain itu, kia juga mengerahkan Dinas Pendidikan (Disdik) juga turut memantau prokes di sekolah-sekolah. Sebab menurutnya, seusai jam sekolah anak-anak kerap berkerumun tanpa menggunakan masker. “Kita juga harus memonitor proses pembelajaran tatap muka (PTM). Sebab banyak anak yang sudah melepas masker sambil main dan jajan berkerumun,” akunya.