News

Labirin Polkam

Radar Bandung - 10/08/2022, 07:42 WIB
Ali Yusuf
Ali Yusuf
Tim Redaksi
Labirin Polkam
Ferdy Sambo (Disway.id)

Oleh: Dahlan Iskan

PERJALANAN kebenaran begitu panjang. Khususnya dalam hal peristiwa Duren Tiga, Jakarta. Bahkan jalan panjang itu awalnya seperti tanpa ujung.

Akhirnya ujung jalan itu terlihat: ada di Menko Polhukam. Ada sinar terang di ujung jalan itu. Mahfud MD telah menjadi sinar itu. Tanpa ia terlihat menyala-nyalakan dirinya.

Ketika saya coba memujinya Mahfud merendah. “Ini karena Bapak Presiden tegas sekali. Dan Kapolri juga bertindak cepat,” ujar Mahfud kemarin menjelang subuh,

Awalnya jalan kebenaran itu tidak hanya terlihat panjang. Nyaris seperti tiada ujung. Bahkan akhirnya harus dicarikan jalan pintas: lewat ”bedol desa”.

‘Bedol” artinya ”mencerabut pohon sampai ke akar-akarnya”. Istilah ”bedol desa” itu pertama dipakai di program transmigrasi. Seluruh penduduk desa dipindahkan. Tidak ada yang tersisa.

Dengan demikian tidak ada perasaan pilih-kasih. Itu pula yang dilakukan di Lumajang. Di lereng Semeru. Seluruh penduduk desa yang terkena bencana gunung meletus dipindahkan. Pun di tempat baru itu tetangga lama tetap menjadi tetangga lama di tempat baru.

Pun dalam peristiwa Duren Tiga. Ternyata juga harus dilakukan “bedol desa”. “Itu kuncinya,” ujar Mahfud. Mereka yang terkait ditransmigrasikan total ke Markas Komando Brimob di Depok. Termasuk yang berbintang satu dan dua. Apalagi yang pangkatnya di bawah itu.

Di situ mereka diisolasi. Diperiksa. Satu per satu tersangkanya bisa ditetapkan. Diumumkan.

Awalnya hanya satu tersangka ditetapkan: Bharada E. Pangkatnya begitu rendah. Sempat muncul sangkaan orang kecil selalu dijadikan tumbal.

Ternyata bisa diumumkan lagi tersangka baru. Tidak tanggung-tanggung: jenderal bintang dua. Si pemilik rumah Duren Tiga: Irjen Pol Ferdy Sambo.

Setelah itu satu tersangka lagi disusulkan: sopir Ny Sambo. Masih akan terus bertambah. “Selasa hari ini akan ditetapkan 3 tersangka baru lagi. Termasuk bintang satu dan bintang dua,” ujar Mahfud kemarin. “Tapi biar Kapolri sendiri yang mengumumkan,” tambahnya.

Bedol desa Duren Tiga ternyata menjadi jurus ampuh menerobos labirin pengungkapan peristiwa besar ini.

Bharada E sempat masuk ke labirin itu: ia mengaku yang menembak Brigadir J, tapi sebagai bela diri. Ia mengaku ditembak duluan oleh J. Labirin pertama ini berliku dan panjang: waktu itu ia berada di lantai atas. Ia mendengar teriakan Ny Sambo yang lagi dilecehkan secara seksual oleh Brigadir J. Ketika E masih di tangga Brigadir J keluar dari kamar Ny Sambo. J menembak E. Meleset. Dibalas. Kena. J menembak lagi. Meleset lagi. E membalas nembak lagi. Kena lagi. J menembak lagi. Tidak kena lagi. Dan seterusnya itu. Anda sudah sangat hafal cerita itu.

Baru setelah dilakukan bedol desa, Bharada E mencoba keluar dari labirin. Ia mengaku belum pernah menembak orang sebelum itu. Ia tidak membunuh Brigadir J.

Perubahan begitu cepat.

Ketika Irjen Pol Sambo sudah dinyatakan sebagai tersangka, Bharada E mencoba keluar lebih jauh lagi dari labirin: ia pergi ke Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban. Di LPSK, pengacaranya memang mengaku E telah menembak J. Tapi sebatas hanya untuk melumpuhkan J. Tidak membunuhnya. Itu pun karena disuruh. Ditekan. Dipaksa.

Bharada E memenuhi apa yang disyaratkan untuk bisa menjadi pasien LPSK: harus mau menjadi justice collaborator. Harus bisa menjadi penegak kebenaran.

Ia sudah menyatakan bersedia. Berarti Bharada E akan menjelaskan secara rinci. Apa saja yang terjadi di rumah itu sore itu. Baik setelah Brigadir J tersungkur maupun sebelumnya.

Berarti akan terungkap siapa yang sebenarnya meledakkan DOR, DOR, DOR ke belakang kepala Brigadir J. Sampai tewas. Siapa pula yang menghajar J sebelum dilumpuhkan. Apakah J sempat melawan hingga harus dilumpuhkan.

Pengakuan E sebagai justice collaborator tentu akan dibandingkan dengan kesaksian banyak orang di rumah itu.

Pintu labirin hampir dekat. Penegakan kebenaran kelihatannya bisa diupayakan di Duren Tiga. Tapi begitu banyak polisi yang kini terjebak di dalam labirin. Semua ingin keluar dari labirin. Desak-mendesak. Di lorong kecil. Di pintu gelap.

Bisa-bisa labirin itu sendiri yang meledak: saking kuatnya desak-desakan di dalamnya. (*)


Terkait Nasional
Sidang Kongres PDIP Dipercepat, Usai Pembukaan Megawati Soekarnoputri Kembali Dikukuhkan Periode 2025-2030, Hasto Bebas, Peluang Jabat Sekjen Tiga Periode
Nasional
Sidang Kongres PDIP Dipercepat, Usai Pembukaan Megawati Soekarnoputri Kembali Dikukuhkan Periode 2025-2030, Hasto Bebas, Peluang Jabat Sekjen Tiga Periode

RADARBANDUNG.ID, MANGUPURA –  Sidang kongres PDIP hari pertama selesai cepat kilat. Agenda sidang kongres PDIP yang direncanakan selesai pukul 10.00 malam, tapi siang hari sudah tuntas. Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dikukuhkan  dan diambil sumpah. Sidang  dibuka, peserta kongres langsung meminta Megawati dikukuhkan sesuai dengan keputusan rakernas. Itu disampaikan Ketua Steering Committee Kongres ke-6 PDIP, […]

Luciano Guaycochea: Uji Coba di GBLA Jadi Ajang Buktikan Kesiapan Tim
Nasional
Luciano Guaycochea: Uji Coba di GBLA Jadi Ajang Buktikan Kesiapan Tim

  RADARBANDUNG.id – Gelandang asing Persib Bandung, Luciano Guaycochea, menyambut positif laga uji coba menghadapi salah satu tim empat besar Liga Australia Western Sydney yang akan digelar besok. Menurut Luciano Guaycochea pertandingan ini menjadi bagian penting dari rangkaian persiapan Persibb Bandung jelang kompetisi Super Leavue 2025/2026 dan babak play-off AFC Champions League Two. “Seperti yang […]

Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan, Anggota MPR RI Muhammad Hoerudin Amin Fraksi PAN Sambangi Cisurupan
Nasional
Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan, Anggota MPR RI Muhammad Hoerudin Amin Fraksi PAN Sambangi Cisurupan

RADARBANDUNG.ID, KABUPATEN GARUT – Anggota MPR RI Muhammad Hoerudin Amin kembali menggelar Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di Cisurupan, Kabupaten Garut, Kamis (31/7/2025). Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan oleh Anggota MPR RI Muhammad Hoerudin Amin merupakan Media Sosialisasi Dapil (Sosdap) MPR RI membahas tentang Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika serta berjalan hangat dan interaktif. […]

Penghargaan JNE Content Competition 2025, Merayakan Kreativitas Anak Bangsa
Nasional
Penghargaan JNE Content Competition 2025, Merayakan Kreativitas Anak Bangsa

RADARBANDUNG.id- JNE menyelenggarakan acara puncak penghargaan JNE Content Competition 2025 di CGV FX Sudirman, Jakarta Selatan. Acara ini menjadi penutup rangkaian kompetisi yang telah menjadi wadah bagi para kreator Indonesia untuk menunjukkan talenta kreatif mereka. Tahun ini, kompetisi berhasil menjaring sebanyak 3.952 karya dari empat kategori lomba yakni karya tulis, foto, video, dan desain yang menunjukkan […]

location_on Mendapatkan lokasi...
RadarBandung AI Radar Bandung Jelajahi fitur berita terbaru dengan AI
👋 Cobalah demo eksperimental yang menampilkan fitur AI terkini dari Radar Bandung.