News

Kata Buya Yahya soal Memperbesar Mr P dalam Pandangan Islam

Radar Bandung - 08/04/2023, 00:02 WIB
AY
Ali Yusuf
Tim Redaksi
Buya Yahya. Foto: Tangkapan Layar Al-Bahjah TV/ GenPi

RADARBANDUNG.id- Apakah anda tahu jika banyak pria yang sering merasa tidak percaya diri dengan ukuran tubuh mereka yang khusus itu.

Banyak pria dengan ukuran mr P kecil sering merasa tidak percaya diri saat berhubungan dengan pasangannya. Lalu jika ingin memperbesar ukuran “teman kecil” Anda bagaimana?

Penceramah kondang Buya Yahya blak-blakan menjawab jemaahnya terkait hukum memperbesar kema*uan pria.

Diungkapkan Buya Yahya dalam video di kanal Youtube Al-Bahjah TV, beberapa waktu lalu dilansir dari GenPi.

Bagaimana pandangan Islam dalam hal ini? Buya Yahya mengatakan, 2 cara pengobatan untuk memperbesar mr. P boleh dilakukan.

Buya Yahya mengakui, bahwa masalah ini memang kerap terjadi di masyarakat. Namun, ia menegaskan bagaimana seharusnya suami-istri bisa bergaul dengan baik.

Menurutnya, perlu dipahami, bahwa Allah menciptakan perempuan dengan wilayah khusus yang ada di tubuhnya. “Yang penting menyentuh wilayah sensitif itu, maka sampailah seorang wanita pada tingkat (puas). Artinya bisa saja kesenangan selesai di sini,” kata Buya Yahya.

Namun yang jadi masalah, saat seseorang memiliki khayalan yang dibawa dari film-film berbau p**no. Padahal, ia menilai, kesenangan bisa usai saat suami memberikannya.

“Kalau memang ada yang sangat kecil, sehingga tidak bisa menjangkau wilayah sensitif wanita. Kalau seandainya ada, pengobatan dilihat 2 cara,” jelasnya.

Baca Juga: Bukan Cuma Dosa, Ciuman Saat Pacaran juga Berdampak Buruk

Pertama, memperbesar mr P dengan cara operasi memungkinkan, tetapi dengan syarat yang ketat. Menurut Buya Yahya, laki-laki yang masih mampu memuaskan wanita dengan ukuran mr p saat itu, maka dilarang operasi.

Pasalnya, menurut Buya Yahya, dia akan membuka aurat untuk dibesarkan dengan operasi. Tapi kalau memang tidak bisa, diupayakan pengobatan. “Kalau memang kondisinya darurat, baru boleh ditangani untuk operasi. Tapi kalau masih bisa sentuh area sensitif wanita, maka nggak perlu (operasi),” ungkap Buya Yahya.

Selain itu, cara kedua, dengan mengoleskan obat. “Boleh istrinya sendiri. Diupayakan dengan tangan kiri. Dengan catatan obat itu tidak membahayakan. Kalau membahayakan, haram,” kata Buya Yahya. (genpi/rb)