RADARBANDUNG.id – Gizi buruk terutama bagi ibu dan balita menjadi salah satu masalah kesehatan yang masih dapat ditemui di Indonesia, terutama pada keluarga bertingkat ekonomi rendah. Kekurangan gizi dapat mempengaruhi tumbuh kembang dan kecerdasan anak dan Pandemi COVID-19 turut berdampak pada kesulitan ekonomi sebagian masyarakat yang berimbas pada kebutuhan asupan gizi bagi anak dan keluarganya.
Untuk mendukung upaya pemerintah dalam membantu meningkatkan kualitas gizi ibu dan balita sekaligus mengurangi kasus stunting di Indonesia, PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (“WOM Finance”) menggelar kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) dengan mengedukasi puluhan ibu-ibu yang tergabung di dalam PKK Kelurahan Pelindung Hewan, Bandung – Jawa Barat pada Jumat (12/8).
Kegiatan talkshow dengan tema “Penuhi Gizi Ibu dan Balita” ini dibawakan oleh Ahli Gizi dari Puskesmas Kelurahan Pelindung Hewan, Neneng Djubaedah, AMD dan Kepala Puskesmas Kelurahan Pelindung Hewan, dr. Riyanti serta dihadiri juga oleh Lurah Kelurahan Pelindung Hewan, Hendra Yulianto.
Andriansyah Gumay, Business Unit Head WOM Finance Jawa Barat mengatakan bahwa kegiatan CSR tersebut merupakan bentuk implementasi pilar kesehatan, dimana pilar ini berfokus pada peningkatan kesehatan masyarakat dan edukasi gizi. CSR ini dilakukan untuk menekan angka stunting dengan membagikan memberi paket goodie bag yang berisi vitamin untuk ibu dan anak, handuk serta hand sanitizer.
“Kesehatan menjadi salah satu hal yang utama bagi masyarakat dan tentunya menjadi fokus WOM Finance juga dalam melaksanakan kegiatan CSR, terlebih menyangkut kesehatan ibu dan anak. Dan dengan diadakannya kegiatan ini diharapkan dapat memperbaiki kualitas kesehatan sehingga kekurangan gizi yang selama ini terjadi bisa sedikit demi sedikit teratasi demi tumbuh kembang ibu dan anak yang sehat,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Kelurahan Pelindung Hewan, dr. Riyanti, mengatakan Pencegahan gizi buruk atau stunting, dapat dilakukan pada 1.000 hari pertama anak dari setelah lahir. Karena menurutnya, akan mempengaruhi kedepannya akan menjadi stunting atau tidak.
dr. Riyanti menuturkan di puskesmas yang dipimpinnya, sempat menjadi wilayah yang paling banyak terdapat anak yang alami stunting. Namun dengan penanganan yang dikolaborasikan banyak pihak, kasus stunting tersebut saat ini sudah menurun.
“Tahun 2020 kelurahan Karasak banyak stunting. Tapi dengan banyak kolaborasi, akhirnya angka stunting di kelurahan Karasak turun,” kata dia.
Untuk antisipasi adanya stunting kembali di wilayahnya, dr. Riyanti saat ini telah menggalakkan program Chating yang artinya pencegahan stunting. Pada program tersebut, para warga diminta turut aktif dilingkungan dan melaporkan jika didapati anak yang alami stunting.