RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Pengusaha warteg terimbas kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), Sabtu (3/9/2022) lalu.
Neni (47), salah satu pengusaha warteg di kawasan Cibaduyut, Kota Bandung mengaku belum berani menaikan harga menu, namun terpaksa mengurangi porsi hidangan.
“Imbas harga BBM naik, ya semua ikut naik, apalagi kebutuhan pokok,” ujar Neni, Rabu (7/9).
Baca Juga: Demo Mahasiswa di Bandung Desak Pemerintah Turunkan Harga BBM
Neni tak bisa terburu-buru menaikan harga karena berbagai pertimbangan. Salah satunya kekhawatiran ditinggal pembeli. Karenanya, ia terpaksa untuk mengurangi porsi makanan untuk pembeli.
“Konsumen yang datang baru ramai baru-baru ini. Kalau harga naik takutnya daya beli masyarakat jadi turun lagi,” ucapnya. Belum lagi, di sekitar lokasi wartegnya ada juga warteg-warteg lain. Dia khawatir jika harga menunya dinaikkan pelanggannya akan beralih.
Baca Juga: Gelombang Demo Mahasiswa di Bandung: Tolak Kenaikan Harga BBM
Selain itu, karena harga kebutuhan pokok yang melambung, terutama harga cabai, Neni juga terpaksa menghilangkan beberapa menu yang harus memakai cabai sebagai bumbunya sementara waktu.
“Biasanya di menu warteg saya ada ayam dan ikan yang dibumbui sambal merah, karena harganya sedang mahal, sementara saya hilangkan,” imbuhnya.
Namun, jika kondisi terus berlanjut, harga-harga mahal, ditambah biaya transportasi yang juga naik, bukan tidak mungkin dia menaikan harga hidangan per porsinya.