RADARBANDUNG.id – Penyelenggaraan Presidensi G20 Indonesia pada 2022 ini, diharapkan mampu memberi dampak positif bagi pemulihan ekonomi pasca pandemi termasuk dalam sektor pariwisata.
Ketua Umum Indonesian Fighter Tourism Association (IFTA) Hendra Perdana mengatakan, rangkaian acara Presidensi G20 dinilai dapat menjadi ajang yang sangat istimewa bagi pihak Indonesia karena dapat mempromosikan pariwisata yang tersebar di Indonesia.
“Kita tahu bahwa pariwisata di Indonesia ini sangatlah beragam, mulai dari ecotourism hingga sporturism, semuanya dapat dilakukan di Indonesia,” ucap Hendra Perdana.
Lebih lanjut Hendra Perdana menjelaskan, keuntungan selanjutnya dilaksanakan Presidensi G20 adalah Indonesia yang masih memiliki banyak daerah yang belum tergali sama sekali pada bagian pariwisatanya.
Hal itu yang mendorong IFTA sebagai asosiasi, mencoba terus mengeksplorasi serta mengenalkan destinasi baru sehingga bisa diangkat ke permukaan dan dikenalkan ke masyarakat dunia.
Baca Juga: 5 Tempat Wisata di Jawa Barat yang Punya Cerita Legenda
“Pada kesempatan ini, IFTA siap.mensukseskan KTT G20 dan mendorong anggota kami sama- sama mempromosikan Wisata Indonesia, khususnya di Bali dan sekitarnya,” jelas Hendra.
Sementara itu Ketua Aliansi Pariwisata Marginal Bali Wayan Puspa Negara, menyatakan adanya G20 di Bali secara langsung mempromosikan Bali dari segi kualitas.
Baca Juga: P20 Momentum Angkat Keberhasilan Indonesia di Masa Pandemi Untuk Tingkatkan Sektor Pariwisata
“Bali memang sudah terkenal keseluruh dunia, namun untuk kualitas tertingginya kan belum tentu banyak yang tahu. Selain itu persaingan destinasi saat ini kan ketat. Selalu ada destinasi baru dan tampil lebih menarik,” jelas Ketua Aliansi Pelaku Pariwisata Marginal Bali ini.
“Melalui ajang KTT G20 dalam masa setahun ini sejak Bapak Presiden Jokowi bertugas sebagai Presidensi G20, tentu banyak telah dipromosikan secara otomatis, seperti keramahtamahan masyarakat Bali, kebudayaannya, sistem sosialnya, hingga infra dan suprastruktur fasiltas pariwisata seperti hotel, restoran hingga tempat bersidang kelas dunia yang sangat memadai, bila 19 negara dan satu Uni Eropa bersidang,” sambungnya.