News

Ancaman Resesi 2023, Disperindag Jabar Kuatkan Potensi Lokal

Radar Bandung - 18/10/2022, 16:13 WIB
AY
Ali Yusuf
Tim Redaksi
Ilustrasi: Disperindag Jabar sepanjang 2022 melakukan akselerasi sejumlah program guna mendongkrak laju perdagangan dan industri, salah satunya program unggulan seperti Pasar Juara lewat revitalisasi pasar. Foto: berita.depok.go.id

RADARBANDUNG.id- Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Barat antisipasi ancaman resesi ekonomi 2023 lewat rencana aksi dan penguatan program.

Kepala Disperindag Jabar Iendra Sofyan mengatakan ancaman resesi yang kerap disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani harus dipahami sebagai peringatan. “Isu resesi itu peringatan awal, akan terjadi kalau kita tidak melakukan antisipasi A,B,C,D,” ujarnya  dalam diskusi bersama media dan mahasiswa di Bandung, Selasa (17/10/2022).

Menurut Iendra, langkah antisipasi sudah dipersiapkan pemerintah pusat, dan provinsi. Pihaknya telah memiliki langkah mitigasi. “Kita berkaca pada pengalaman mengendalikan pandemi Covid-19,” ucapnya.

Penguatan potensi lokal, ujarnya, akan menjadi tameng menghadapi isu resesi, antara lain mengoptimalkan potensi sumber daya alam, menguatkan industri besar dan industri kecil menengah (IKM). “Pada saat pandemi, kita lebih banyak mendorong IKM untuk melek digital. Sekarang 2 sektor ini akan didorong bersamaan. Terutama memacu IKM untuk ekspor,” jelasnya.

Saat ini 98,8 persen ekspor Jawa Barat masih didominasi sektor manufaktur besar. Sementara IKM dan ekonomi kreatif masih di bawah 2 persen. “Kita upayakan naik di atas 2 persen secara reguler. Terlebih ada potensi ekonomi kreatif yang menyumbang kontribusi 11 persen ke ekonomi Jawa Barat,” sebutnya.

Ekonomi Jawa Barat pada triwulan II 2022 tumbuh positif sebesar 5,68% (yoy) meningkat dibandingkan Triwulan II 2022 yang tumbuh sebesar 5,61% (yoy). Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan didorong oleh konsumsi rumah tangga dan ekspor.

Di sisi lain, selain resesi ekonomi, penguatan IKM juga mengantisipasi ancaman krisis pangan. Pihaknya kini tengah memulai untuk meningkatkan kapasitas usaha dengan mematangkan konsep 1A (Administrasi) dan 4K (kualitas, kuantitas, kontinyuitas dan kemasan).

Iendra mengutarakan, prinsip 1A dan 4K tersebut memang membutuhkan kolaborasi terintegrasi antar sektor, Pemerintah Pusat, Pemprov, Pemda Kabupaten/Kota hingga asosiasi. Sebab, Sumber Daya Alam (SDA) sangat potensial untuk dioptimalkan.

“Dalam rangka meningkatkan atau memanfaatkan Sumber Daya Alam di Jawa Barat yang cukup potensial, yang belum tergali secara maksimal, baik yang sifatnya bahan baku ataupun yang mendapatkan nilai tambah,” katanya.

Disperindag Jabar sendiri sepanjang 2022 ini sudah melakukan akselerasi sejumlah program guna mendongkrak laju perdagangan dan industri. Sejumlah program unggulan seperti Pasar Juara lewat revitalisasi pasar saat ini sudah mencapai 19 pasar rakyat dari target 25 pasar hingga 2023 mendatang.

Sementara untuk pasar rakyat ber-SNI dari target 10 pasar kini sudah mencapai 8 pasar. Sisa target menurutnya akan dikebut hingga akhir 2022 atau awal 2023.

Disperindag Jabar juga mendorong potensi besar ekonomi kreatif dengan membangun pasar kreatif di Kota Bandung. “Pak Gubernur Ridwan Kamil mendorong ekraf lewat creative center dan pasar kreatif sekarang pasar kreatif sudah memasuki tahap kedua pembangunan,” tuturnya.

Di program Logistik Juara, Disperindag Jabar memastikan pembangunan Pusat Distribusi Provinsi (PDP) yang berlokasi di Purwakarta sudah memasuki sepertiga tahap pembangunan dan akan segera diresmikan dalam waktu dekat.

“PDP ini untuk mengefektifkan distribusi produk bahan pokok (konsumsi) sekaligus menjamin ketersediaan bahan pokok dan barang penting di Provinsi Jawa Barat. Kami merencanakan bisa membangun dua PDP, satu di Purwakarta, satu lagi di Tasikmalaya. PDP juga bisa menjamin hasil produksi petani,” tuturnya.

Terakhir, program Industri Juara difokuskan pada pengembangan Kawasan baru dilakukan sebagai upaya pemerataan pembangunan. Kawasan Rebana di utara difokuskan untuk pengembangan industri yang dapat dijadikan rantai pasok bagi Kawasan Bodebekkapur.

“Saat ini ada 3 Kawasan Industri dalam Proses Pembangunan yakni Subang Smart Politan (PT Surya Cipta), PT. Taifa Industri dan Kawasan Industrial Estate Majalengka (KIEM) PT. Dwipapuri Abadi,” demikian Iendra. (dbs)