News

Inovasi Pemanfaatan Limbah Plastik untuk Lapisan Aspal dari Mahasiswa ITB

Radar Bandung - 04/11/2022, 21:48 WIB
Ali Yusuf
Ali Yusuf
Tim Redaksi
Inovasi Pemanfaatan Limbah Plastik untuk Lapisan Aspal dari Mahasiswa ITB
Anggota Tim Kuy(a+i) saat menyabet gelar juara pada ajang Think Efficiency 2022 kategori sustainability 16 Oktober 2022 lalu. Anggota Tim Kuy(a+i) merupakan empat mahasiswa Teknik Sipil ITB.

RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Belum lama ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mengakui bahwa timbulan sampah masih menjadi persoalan yang belum terselesaikan. Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, Ema Sumarna.

Ia menyebut perlu ada perubahan pola pikir akan sampah dari masalah menjadi potensi dalam penanganan sampah.

Pola pikir ini disadari ataupun tidak telah dipraktikkan sejumlah lapisan masyarakat yang menyadari bahaya persoalan sampah yang mengintai jika tidak segera tertangani. Salah satunya empat mahasiswa Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung (ITB), mereka menghadirkan inovasi perkerasan aspal yang diolah dari limbah plastik dan serbuk serabut kelapa sawit.

Inovasi Pemanfaatan Limbah Plastik untuk Lapisan Aspal dari Mahasiswa ITB

Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK), sekitar 1.500 ton sampah diproduksi Kota Bandung setiap harinya. Sampah sisa makanan menjadi penyumbang terbanyak yakni 44,5 persen atau sekitar 675 ton per hari. Kemudian sampah plastik 16,7 persen, karton 13,2 persen dan kain sebanyak 4,75 persen.

Sementara itu, Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat pada tahun 2021 mencatat, Kota Bandung merupakan kampiun kabupaten/kota dengan timbulan sampah terbanyak, yaitu 1.529 ton per hari. Disusul Kota Bekasi pada peringkat kedua dengan 1.501 ton sampah per hari, kemudian Kabupaten Bandung dengan produksi sampah sebanyak 1.489 ton per hari berada di urutan ketiga.

Tumpukan sampah yang masih sering dijumpai di sudut-sudut Kota Bandung, lalu tingginya angka kecelakaan serta mahalnya biaya perawatan jalan, direspons oleh Octaviani Nur Rahmawati, Dewangga Syahputra, Ilyas Bianto, dan Romi Putra Radiansyah dari Tim Kuy(a+i). Keempatnya merumuskan inovasi lapisan aus pada perpetual pavement dengan menggunakan split mastic asphalt.

Inovasi Pemanfaatan Limbah Plastik untuk Lapisan Aspal dari Mahasiswa ITB

Inovasi pemanfaatan limbah plastik untuk lapisan aspal dari mahasiswa ITB

Limbah plastik berjenis HDPE (High-density polyethylene) yang umumnya dijumpai pada produk plastik seperti kantong plastik atau plastik rol dipilih karena dianggap sebagai jenis plastik yang tepat.

“Berbagai jenis plastik memungkinkan untuk dipakai, tapi jenis HDPE punya keunggulan semacam peran yang jauh lebih baik, terutama untuk meningkatkan elastisitas aspalnya. Untuk mengoptimalkan ketahanan dan kekesatan kami campurkan dengan serbuk serabut kelapa sawit,” kata Octaviani salah seorang anggota tim kepada Radar Bandung, Jumat (4/11).

Inovasi perkerasan ini, lanjutnya, didesain untuk diaplikasikan pada jalan dengan lalu lintas yang tinggi. Sebab dalam proses perancangannya memang ditujukan untuk jalan tol atau jalan nasional dengan arus lalu lintas yang padat. Dengan harapan inovasi ini bisa menjadi salah satu lapisan perkerasan aspal kualitas terbaik.

“Persentase limbah yang terpakai, dalam satu benda uji yang beratnya 1,2 kg, kita menggunakan limbah plastik HDPE sebanyak 4 persen dan serabut kelapa sebanyak 0,7 persen. Mungkin memang tidak banyak dibanding dengan persentase bahan lain aspal, kerikil ataupun pasirnya. Tapi mungkin untuk jarak yang cukup jauh dan jangka panjang, hal ini bisa berkontribusi dalam pengurangan dan pemanfaatan limbah,” kata Octaviani.

Berdasarkan penelitian Kementerian PUPR, campuran sampah plastik sangat bisa digunakan sebagai lapisan aspal. Komposisi idealnya berkisar 5-6 persen, itu bisa meningkatkan nilai stabilitas aspal hingga 40 persen sehingga jalan aspal lebih tahan terhadap deformasi plastis dan tidak mudah retak.

Seorang anggota lain, Romi menuturkan inovasi tersebut memiliki keunggulan dalam ketahan, umur perkerasan ini bisa bertahan lebih lama dibanding dengan jenis perkerasan lain. “Biasanya di jalan-jalan biasa itu memiliki umur 15 sampai 20 tahun. Nah yang kami hadirkan, berdasarkan teorinya mampu bertahan selama 50 tahun,” tuturnya.

“Jadi kami memang menekankan pada umur agar ketika diimplementasikan, bisa menjadi investasi jangka panjang. Hal itu juga bisa meminimalisir anggaran perawatannya. Berdasarkan teori hitungannya, setiap satu kilometer itu bisa menghemat sekitar Rp 8 Miliar,” jelas Romi.

Selain itu, berdasarkan observasi yang dilakukan Tim Kuy(a+i), modifikasi lapisan aus ini memiliki poin penting pada aspek keselamatan (safety). “Lapisan aspal ini mengurangi kejadian slip akibat perbaikan microtexture dan macrotexture yang meningkatkan nilai kekesatan di permukaan aspal,” jelasnya.

Inovasi pemanfaatan limbah itu menjadi pionir pemanfaatan sumber daya terbarukan dan ramah lingkungan di Indonesia. Dengan kecermatan itu pula keempatnya berhasil menyabet gelar juara pada ajang Think Efficiency 2022 pada kategori sustainability.

Kompetisi ini diselenggarakan oleh Shell Indonesia dan Energy Academy Indonesia (ECADIN). Gagasan mereka terpilih menjadi pemenang di antara ratusan tim mahasiswa dari seluruh Indonesia.

Keempat anggota Tim Kuy(a+i) kini melanjutkan studi dan penelitian terkait inovasi yang mereka hadirkan. Dengan harapan di kemudian hari betul-betul bisa diaplikasikan pada jalan-jalan nasional di Indonesia. Lebih dari itu, mereka juga berharap, inovasi tersebut bisa menjadi pemantik dan inspirasi untuk segenap elemen masyarakat dalam melihat potensi limbah sebagai satu produk yang berguna dan bernilai tinggi.

Hal itu sejalan pula dengan konsep ekonomi sirkular yang belakangan diperbincangkan sebagai upaya memangkas gunung sampah di perkotaan. Dosen Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB, Yuliani Dwi Lestari mengatakan hingga sekarang masyarakat perkotaaan hidup berdasarkan konsep ekonomi linear yang masih terus memproduksi limbah tak terdaur ulang. Langkah daur ulang yang sudah banyak dilakukan, nyatanya hanya menangani limbah dari sisi hilir saja, sehingga tidak semua dapat tertangani.

Berbeda dengan konsep ekonomi linear, ekonomi sirkular menawarkan manajemen material mulai dari tahap produksi dengan prinsip yang lebih berkelanjutan. Sehingga, limbah yang dihasilkan akan terus bisa dimanfaatkan, bahkan muncul sebagai produk yang lebih bernilai.

“Kalaupun sekarang mulai booming ada green activities, itu kebanyakan masih terkait reuse economy. Dan nyatanya non recycle waste ini masih ada,” kata Yuliani saat menjadi pembicara dalam webinar Bincang Kota bertajuk “Membangun Ekonomi Sirkular Menuju Lingkungan Cerdas” pekan lalu.

Dengan demikian, kunci utama dari ekonomi sirkular adalah meminimalisasi limbah atau sampah dengan mentransformasikannya menjadi produk baru dan sumber daya yang berguna. Penerapan model ekonomi sirkular perlu dipercepat di berbagai industri, terutama yang konsumsinya masiv, seperti tekstil, plastik, kertas dan baja.

Sisanya, perlu kesadaran, etika, moral, serta kebijakan dan regulasi pembangunan berkelanjutan yang berpengaruh terhadap sistem produksi industrial. Sehingga sejumlah karya inovasi anak bangsa bisa benar-benar berguna bagi pembangunan dan keberlangsungan hidup yang lebih baik. (sir)


Terkait Kota Bandung
Pandangan Optimis dan Skeptis, Kebijakan Jam Masuk Sekolah di Bandung Urai Kemacetan
Kota Bandung
Pandangan Optimis dan Skeptis, Kebijakan Jam Masuk Sekolah di Bandung Urai Kemacetan

Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung resmi menerapkan kebijakan baru mengenai jam masuk sekolah untuk tahun ajaran 2025/2026. Melalui Surat Edaran Wali Kota Bandung Nomor: 103-DISDIK/2025, jam masuk untuk jenjang SMP/sederajat pukul 07.00 WIB, serta SD dan PAUD/TK pukul 07.30 WIB.

Bekali Keterampilan Praktis dan Produktif, Pegawai ITB yang akan Purnabakti Dilatih Bioteknologi Mikroba
Kota Bandung
Bekali Keterampilan Praktis dan Produktif, Pegawai ITB yang akan Purnabakti Dilatih Bioteknologi Mikroba

RADARBANDUBG.id, BANDUNG – Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui Kelompok Keahlian Bioteknologi Mikroba menggelar pelatihan keterampilan berbasis bioteknologi mikroba untuk pegawai ITB yang akan memasuki masa purnabakti di Gedung Labtek XI Kampus ITB, Minggu (3/8/2025). Kegiatan yang berlangsung sehari ini bertujuan membekali peserta dengan keterampilan praktis agar tetap produktif pascapensiun, […]

Gotong Royong Fondasi Kuat Pembangunan Kota, Apresiasi LPM Cipadung Kidul
Kota Bandung
Gotong Royong Fondasi Kuat Pembangunan Kota, Apresiasi LPM Cipadung Kidul

Apresiasi rangkaian kegiatan BBGRM yang digelar secara kolaboratif antara pemerintah, masyarakat, dan LPM. Kegiatan mencakup apel warga, pembagian sembako dan alat tulis, penyerahan alat kebersihan, senam bersama, jalan santai, hingga lomba mewarnai anak-anak.

Pemkot Bandung Konsep 25 Halte Tematik, Fungsi Jangan Tersisih Estetika
Kota Bandung
Pemkot Bandung Konsep 25 Halte Tematik, Fungsi Jangan Tersisih Estetika

Rendahnya minat warga terhadap transportasi publik di Bandung disebabkan belum adanya perencanaan bertahap yang konkret.

location_on Mendapatkan lokasi...
RadarBandung AI Radar Bandung Jelajahi fitur berita terbaru dengan AI
👋 Cobalah demo eksperimental yang menampilkan fitur AI terkini dari Radar Bandung.