RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Dari 27 Kota dan Kabupaten di Jawa Barat (Jabar), diketahui saat ini baru 6 wilayah yang dinyatakan terbebas dari Buang Air Besar Sembarang (BABS). Hal ini disebabkan keterbatasan lahan membangun septictank pribadi maupun komunal.
Keenam wilayah yang sudah masuk dalam kategori bebas dari perilaku BABS yakni Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Subang, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Garut, Kabupaten Bandung, dan Kota Depok.
Ketua Tim Kerja Kesling Kesja dan Kes. OR Dinkes Jabar, Yuntina Erdani menjelaskan ketersediaan lahan menjadi salah satu kendala yang dihadapi oleh Pemerintah Kabupaten Kota.
Dari 6 daerah tersebut, Kota Bandung tidak masuk dalam daftar. Padahal, statusnya adalah kota metropolitan dan ibu kota Provinsi Jawa Barat. Mengenai hal itu, Yunita menjelaskan bahwa di kawasan Cihampelas, masih banyak warga yang membuang limbah atau kotoran BAB langsung ke Sungai Cikapundung.
Upaya perbaikan sudah dilakukan. Salah satu contohnya adalah membangun septictank di bawah bangunan rumah di kawasan Cipedes, dan daerah Citepus Pajajaran.
“Bisa saja dengan rumah padat penduduk, bisa membuat septictank di tengah rumah, menggali septictank di tengah rumah, di ruang tamu atau di kamar, nanti saluran pipanya dikeluarkan, itu sudah dicoba di beberapa lokasi di Kota Bandung, seperti di daerah Cipedes,” ucapnya saat menjadi narasumber Jabar Punya Informasi (Japri) di Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (11/18).
Ia mengatakan akan terus meningkatkan jumlah daerah bisa bebas dari BABS pada 2023. “Mudah-mudahan ke depan, kami menargetkan, diharapkan sebelum tahun 2030 seluruh Jawa Barat sudah terbebas dari BABS,” ujarnya.
Ahli Madya Tata Bangunan dan Perumahan Dinas Perumahan dan Permukiman Jabar, Lucky Ruswandi, menyatakan pihaknya terus melakukan pendampingan. Meski dari sisi kabupaten kota masih belum banyak yang masuk katergori Bebas BABS, namun tetap ada progres yang baik.
Pada 2018 tercatat 28 persen warga Jabar masih melakukan BABS, namun kini tercatat tinggal 15 persen. Angka tersebut dinilia baik mengingat jumlah penduduk Jabar kurang lebih 40 juta jiwa.
Di tempat yang sama, Duta Water.org, Ikke Nurjanah mengungkapkan saat dirinya masih kecil, ia terpaksa harus selalu buang air besar di sungai dekat tempat tinggalnya di Pademangan, DKI Jakarta.
Namun, kebiasaan itu tak lagi dilakukan seiring dia beranjak dewasa. Ia pun menyadari kebiasaan itu tidak baik. Sehingga, saat ini ia terus konsisten mengajak masyarakat meninggalkan BABS karena ini bagian dari pola hidup sehat. “Saya pun akhirnya konsen secara pribadi yang mengompori daerah-daerah, untuk bisa memprovokatori supaya sanitasi sehat,” katanya. (cr1)