KETERBATASAN dalam kegiatan pembelajaran yang terjadi selama pandemi Covid-19 yang terjadi dalam beberapa tahun kebelakang turut mendorong terjadinya learning loss atau berkurangnya pengetahuan dan pembelajaran siswa.
INOVASI dan Pusat Penelitian Kebijakan (Puslitjak) Kemendikbud Ristek dalam risetnya menunjukan hasil bahwa pendidikan di Indonesia selama pandemi telah kehilangan 5-6 bulan pembelajaran per tahun.
Mataharikecil Indonesia sebagai komunitas di bidang sosial dan pendidikan yang berdiri sejak tahun 2015 pada kesempatan ini berhasil dalam mengadakan Mataharikecil Education Summit 2022 yakni menjadi event kedua setelah tahun lalu sukses menggelar Mataharikecil Summit 2021.
Baca Juga: Belajar Menjadi Muda Berbudaya Bersama Mataharikecil Community
Dengan mengusung tema Optimalisasi Peran Guru Menghadapi Learning Loss Pasca Pandemi yang Berdampak pada Mutu Kualitas Pendidikan di Indonesia, Mataharikecil Education Summit 2022 memiliki tujuan dalam mengajak generasi muda Indonesia untuk turut berpartisipasi aktif dengan cara berkontribusi menjadi bagian dari perubahan kondisi pendidikan di Indonesia ke arah yang lebih baik.
Tidak hanya generasi muda, Mataharikecil Education Summit 2022 menyatukan para expert, komunitas di bidang pendidikan, dan entitas lainnya untuk saling menyuarakan pendapat dan menyatukan pemikiran dalam memberikan solusi untuk optimalisasi peran guru dalam menghadapi kondisi learning loss pascapandemi Covid-19.
Baca Juga: Membangun Negeri Melalui Budaya dan Bahasa Bersama Mataharikecil
Rangkaian acara Mataharikecil Education Summit 2022 kali ini diawali dengan kegiatan FGD (Focus Group Discussion) bersama dengan delegates-delegates dari komunitas yang bergerak di bidang pendidikan pada tanggal 22 Oktober 2022 untuk berdiskusi mengenai topik pada kesempatan kali ini, lalu disambung dengan Talkshow bersama dengan expert pada tanggal 29 Oktober 2022 untuk mengupas topik diskusi lebih dalam lagi.
Dipandu oleh Latanya Alisa, sebagai 1st Runner Up Puteri Pariwisata Indonesia 2022 dan Harapan I None Jakarta Timur 2019 diskusi melalui Talkshow bersama dengan Indra Charismiadji, selaku pemerhati dan praktisi pendidikan yang berfokuskan pada pembelajaran abad ke 21 atau pembelajaran berbasis teknologi digital dan Bukik Setiawan selaku Ketua Yayasan Guru Belajar berjalan dengan sangat lancar.
Dalam talkshow pada kesempatan ini, Indra Charismiadji mengungkapkan bahwa “Menurut pendapat saya, agak keliru jika learning loss terjadi karena pandemi. Di Indonesia kondisi learning loss sudah terjadi sebelum kondisi pandemi. Maka dari itu, kemampuan literasi, numerasi dan sains kita menjadi salah satu yang terburuk di dunia. Pengukuran ini terjadi pada tahun 2018, yang mana jauh terjadi sebelum pandemi”.
Pernyataan ini juga didukung oleh Bukik Setiawan yang setuju bahwa kondisi learning loss telah dialami siswa siswi di Indonesia sebelum pandemi.
Menurutnya, learning loss sebelum pandemi terjadi pada semua murid, namun semenjak pandemi ditambah dengan adanya ketimpangan antara murid menengah keatas dengan murid-murid marjinal yang sangat drastis.