RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Sumber daya manusia (SDM) Indonesia untuk industri tambang sudah sangat baik. Meski begitu, penajaman konsep pertambangan berkelanjutan dan ramah lingkungan membutuhkan komitmen banyak pihak.
Hal ini disampaikan Ruli Tanio, Wakil Direktur PT Agincourt Resources, perusahaan pengelola tambang emas Martabe saat membuka OlympiAR (Olympiade Agincourt Resources) di Institut Teknologi Bandung (ITB), Sabtu (17/12).
Menurutnya, upaya yang dilakukan untuk mewujudkan konsep pertambangan berkelanjutan sudah dilakukan sejak tahun 2014 melalui forum diskusi dan kelas dalam program Great People. “Great People itu salah satunya diskusi interaktif antara coach atau ahli di bidang pertambangan bersama mahasiswa, sudah digelar di berbagai universitas. OlympiAR ini adalah lanjutannya,” kata dia.
“OlympiAR ini diikuti tim dari berbagai kampus di Indonesia untuk unjuk kompetensi. Peserta akan menggodok materi dan soal yang diberikan fokus pada rencana tambang, proses tambang dan pasca-tambang. Di dalamnya terdapat konsep sosial, ekonomi dan ramah lingkungan,” Ruli melanjutkan.
Tim yang berhasil lolos hingga juara akan mendapatkan hadiah Rp 50 juta sekaligus diberi kesempatan magang di perusahaan selama tiga bulan. Juara kedua Rp 30 uta dan juara ketiga Rp 20 juta.
Rencananya, event OlympiAR yang baru bergulir tahun ini akan menjadi program rutin. Ini bisa menjadi wadah bagi para mahasiswa mengimplementasikan keilmuan yang didapatkan secara relevan di lapangan nantinya. “Kami percaya, orang yang great (hebat) itu bukan hanya punya pengetahuan tapi juga pengalaman yang relevan. Melalui OlympiAR ini, kami fokus mewadahi intelegensianya mahasiswa dan memberikan tempat berkarya di perusahaan tambang,” imbuh Ruli.
“Kita harus memasukan aspek lingkungan dan sosial supaya dalam pelaksanaan penambangan benar benar bertanggungjawab. Kita ingin mempercepat kesadaaran lingkungan dari sekarang. Karena, kualitas SDM sekarang sudah sangat baik. Mengembangkan kesadaran di aspek lingkugnan dan sosial ini, kampus harus menyediakan kurikukun relevan. Kampus ini imbal balik antara dunia pendidikan dan praktis. Itu idealnya imbal balik,” ia menambahkan.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa hal yang berhubungan dengan tambang selalu sensitif dan menghasilkan dua kubu. Ada yang mendukung, ada pula yang menentang.Namun, semua itu kembali pada niat maupun visi dari perusahaan mengembangkan kemanfaatan kepada setiap orang.
Ia menyatakan, komitmen dalam menjaga lingkungan diwujudkan dengan program rutin penanaman puluhan ribu pohon. Pada 2021 PTAR melakukan reklamasi lahan hingga 36,22 hektar, mencakup area operasional dan area eksplorasi. Ditambah lebih dari 3.000 bibit ditanam di area rehabilitasi.
Capaian rehabilitasi ini melampaui Rencana Reklamasi PTAR 2017-2021 yang disetujui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Kemudian, sejak kegiatan operasi tambang dimulai hingga kini, tujuan utama pengelolaan lingkungan tetap tidak berubah. Tujuan ini mencakup kegiatan rehabilitasi, pengelolaan tailings dan batuan sisa secara aman, pengelolaan air sisa proses secara aman, pengelolaan dan pengurangan emisi gas rumah kaca, perlindungan keanekaragaman hayati, dan penutupan pasca-tambang secara aman dan stabil. Belum lagi keberadaan panel surya yang aktif dimanfaatkan sesuai aturan dari PLN.
Urusan sosial, pihak perusahaan menyiapkan dana Corporate social responsibility (CSR) 2,5 juta USD atau 40 miliar per tahun. Dana tersebut diakumulasikan jika tidak terserap. Sejauh ini, pemanfaatannya difokuskan pada infrastruktur dasar, di antaranya untuk sector kesehatan dan Pendidikan.
“Kami siapkan dokter khusus kandungan, spesialis jantung dan rumah sakitnya juga. Kalau Pendidikan, beasiswa kita perbesar. Dan pada akhirnya orang lokal harus didahulukan untuk terlibat dalam pengelolaan tambang,” terang Ruli.
“Komitmen kami dalam pengelolaan tambang dengan tanggung jawab adalah menyimpan dana jaminan di rekening pemerintah Rp 400 miliar,” pungkansya.
Di tempat yang sama, Senior Manager Corporate Communications PT Agincourt Resources, Katarina Siburian Hardono menjelaskan OlympiAR menjadi ajang unjuk kemampuan antarmahasiswa, setelah pembekalan akademis dan rentetan diskusi praktis melalui ajang E-Coaching Jam (ECJ) sejak 2014.
“Selain menyebarkan semangat pertambangan berkelanjutan Tambang Emas Martabe, OlympiAR bertujuan membantu mahasiswa mengembangkan kompetensi, kesiapan dan kepercayaan diri untuk masuk ke angkatan kerja dan meniti karir di industri pertambangan,” ujar Katarina.
OlympiAR akan digelar selama 3 bulan ke depan dengan jadwal pendaftaran pada Desember 2022, dilanjutkan dengan Workshop dan Babak pertama penyisihan pada Januari 2023, Babak II. Penyisihan dimulai pada Februari 2023, diakhiri dengan tahap akhir dan pengumunan pemenang pada Maret 2023.
OlympiAR merupakan bagian dari E-Coaching Jam (ECJ), yaitu diskusi online antara mahasiswa dengan coach, dilengkapi webinar dan temu muka offline, sebagai wadah berbagi pengetahuan praktis kepada mahasiswa.
Sejak gelaran perdana di 2014 hingga saat ini, ECJ telah menjembatani diskusi lebih dari 45 ahli pertambangan serta lebih dari 3.500 mahasiswa di Indonesia, di antaranya ITB Bandung, ITM Medan, UGM, UNDIP, UPN Yogyakarta, UNSYIAH ACEH, UNISBA Bandung, UNSRI Palembang, dan Universitas Muhammadyah Tapanuli Selatan. ECJ menyabet berbagai penghargaan, tahun ini di ajang Indonesia Sustainable Development Goals Award (ISDA) 2022. (dbs)