RADARBANDUNG.id, BANDUNG- Beberapa nama baru untuk pemimpin Kota Bandung muncul dalam survei yang dilakukan oleh lembaga survei Polsight, baru-baru ini.
“Minggu lalu, tepatnya 7-14 Februari kami menggelar survei dengan 400 responden dan memang ada muncul 2 nama baru yang diharapkan bisa menjadi pemimpin Kota Bandung,” ujar Direktur Eksekutif Polsight, Yusa Djuyandi.
Menurut Yusa, kedua nama tu muncul dan diharapkan bisa menduduki posisi Bandung 2 atau wakil wali kota Bandung.
“Kedua nama tersebut adalah Irfan Hakim yang mendapatkan dukungan sebanyak 18,75% dan Hanan Attaki yang mendapat 8,50% suara,” terangnya.
Sedangkan untuk posisi wali kota Bandung, warga masih tetap mengharapkan Attalia Praratya dengan raihan suara 29,5%, disusul Yana Mulya dengan raihan suara 25,25% dan di posisi ketiga ada Haru Suandharu yang mendapat dukungan 8,75 %.
“Untuk nama-nama yang diharapkan menduduki posisi wali kota Bandung, memang belum ada nama baru, masih diduduki orang-orang yang sudah lama duduk di dunia politik,” jelasnya.
Disinggung mengenai posisi partai politik dengan elektabilitas yang cukup tinggi, yaitu PKS dengan raihan suara 25,7%, disusul PDIP dengan raihan suara 14,75% dan posisi ketiga Partai Demokrat 11,5%. “Untuk sementara ini, PKS masih menjadi favorit warga Kota Bandung,” tambahnya.
Yusa mengatakan, yang menjadi pembeda Polsight dengan lembaga survei lainnya adalah munculnya pertanyaan, warga lebih memilih wali kota dan wakil walikota dari partai mana.
Untuk jawabannya adalah PKS menduduki posisi pertama dengan raihan suara 18%, diikuti PDIP dengan raihan suara sebanyak 8,255 dan posisi ketiga diraih Partai Demokrat sebanyak 7,75%.
Untuk lebih lengkap, data yang didapat Polsight dari hasil survei tersebut adalah, Pertama terkait peta kekuatan elektoral calon wali kota Bandung.
Dalam survei ini, Polsight mencantumkan sejumlah nama tokoh yang paling sering dibicarakan masyarakat Kota Bandung untuk menjadi calon wali kota Bandung.
Pada simulasi 11 nama calon wali kota Bandung, terdapat 2 nama dengan elektabilitas yang cukup tinggi yakni Atalia Praratya (29,50%) dan Yana Mulyana (25,25%).
Sedangkan nama-nama lainnya memiliki jarak yang cukup jauh yakni Haru Suandharu (8,75%), Tedy Rusmawan (6,50%), M. Farhan (4,75%), Siti Muntamah (4,75%), Nurul Arifin (3,00%), Aan Andi Purnama (2,50%), Ema Sumarna (1,50%), Erwin (1,50%) dan M. Al-Haddad (1,00%).
Pada simulasi ini, terdapat 11,00% masyarakat yang belum menentukan pilihan calon wali kota.
Terkait peta kekuatan elektoral calon wakil wali Kota Bandung. dalam survei ini, Polsight mencantumkan sejumlah nama tokoh yang paling sering dibicarakan masyarakat untuk menjadi calon wakil wali kota Bandung.
Pada simulasi 11 nama calon wakil wali kota Bandung, terdapat 2 nama dengan elektabilitas yang cukup tinggi yakni Irfan Hakim (18,75%) dan Atalia Praratya (16,25%), sedangkan Siti Muntamah (8,75%), Hanan Attaki (8,50%), Tedy Rusmawan (7,25%), M. Farhan (5,25%), Edwin Senjaya (3,75%), Erwin (2,75%), M. Al-Haddad (2,75%), Ema Sumarna (2,50%) dan Aan Andi Purnama (2,25%).
Pada simulasi calon wakil wali kota ini terdapat 21,25% masyarakat yang belum menentukan pilihan.
Sementara untuk peta sebaran pilihan partai politik, PKS menjadi partai dengan elektabilitas tertinggi yakni 25,75%, diikuti PDIP (14,75%), Demokrat (11,50%), Golkar (10,25%), Gerindra (9,50%) dan Nasdem (6,00%). Sedangkan partai politik lainnya berada di bawah 5,00% serta terdapat 11,50% masyarakat yang belum menentukan pilihan parpol mereka.
Sedangkan, terkait latar belakang partai politik yang dikehendaki masyarakat Kota Bandung untuk menjadi wali kota Bandung berikutnya, PKS mendapat persentase tertinggi dengan 18,00%, diikuti PDI-P (8,25%), Demokrat (7,75%), Gerindra (7,00%), Golkar (5,25%) dan Nasdem (4,75%).
Sementara Parpol lainnya di bawah 3,00% dan 41,75% masyarakat belum menentukan pilihan mereka terkait latar belakang Parpol yang cocok untuk menjadi wali kota Bandung berikutnya.
“Temuan ini merupakan potret terbaru kekuatan politik elektoral calon wali kota dan wakil wali kota Bandung serta partai politik saat ini. Berbagai kemungkinan bisa saja terjadi, melihat Pemilu dan Pilkada serentak 2024 masih cukup lama,” tambahnya.
Jumlah sampel dalam survei ini sebanyak 400 responden yang tersebar di 30 kecamatan dan 40 kelurahan yang dipilih dengan acak secara proporsional dengan margin of error ± 4,89% dan tingkat kepercayaan 95%.
Polsight melakukan quality control yang sangat ketat dalam survei ini guna menjaga validitas data serta hasil yang dapat dipertanggungjawabkan. “Tujuan utama dari survei ini adalah untuk mengukur peta kekuatan elektoral calon Walikota Bandung menjelang Pilkada serentak pada tahun 2024,” pungkasnya. (mur)