RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Barat, Bambang Pramono optimis dengan target realisasi investasi di Jawa Barat, yakni Rp188 triliun.
“Saya optimis Rp188 triliun, bukan suatu yang enggak mungkin, dan Jawa Barat memiliki potensi. Sinkronisasi provinsi dan kota/kabupaten semakin bagus serta diperkuat, saya yakin potensi-potensi investasi,” ungkapnya disela-sela Forum Investasi Jabar Semester 1 Tahun 2023, Kota Bandung, Selasa (28/2/2023).
Menurutnya, salah satu potensi yang ada di Jawa Barat, yakni Kawasan Rebana dan Jawa Barat Selatan. Lebih jauh, Kawasan Rebana sendiri meliputi Kabupaten Subang, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, dan Kabupaten Kuningan.
“Terkait ketahanan pangan, bayangkan komoditas-komoditas yang selama ini impor, bisa kita produksi dan kasih nilai tambah, lalu kita ekspor balik, itu sesuatu yang luar biasa. Cuma kita perlu offtaker atau perusahaan -perusahaan besar,” ucapnya.
Baca Juga: Di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global, BRI Optimistis Jaga Pertumbuhan Berkelanjutan
Bambang menerangkan, pihaknya berkolaborasi dengan pemerintah, dalam menjaga iklim yang kondusif untuk berinvestasi di Jawa Barat.
“Bagaimana pemerintah pusat dan daerah, menjaga iklim yang kondusif buat investasi. Kami menjaga return yang mereka (pemerintah) kerjakan,” ujarnya.
Baca Juga: Lakukan Media Briefing, DJP Beri Informasi Pajak Terkini
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Barat, Nining Yulistiani menerangkan bahwa persentase antara Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) ke Jabar sudah hampir seimbang, walau masih didominasi investor asing.
Dimana persentasenya yakni 54 persen PMA dan 46 persen PMDN. Sementara itu, lima negara investor terbesar ke Jabar pada tahun 2022, diantaranya Tiongkok Rp26,44 triliun, Jepang Rp21,60 triliun, Singapura Rp13,29 triliun, Korea Selatan Rp9,80 triliun, dan Belanda Rp7,02 triliun.
“Artinya potensi PMDN kedepannya bisa digenjot, produksi dalam negeri semakin banyak masuk. Sehingga pelaku usaha lebih berdaya di Jawa Barat,” pungkasnya. (*)