RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Kemegahan dan keunikan Masjid Raya Al Jabbar yang terletak di Cimenerang, Kecamatan Gedebage, Kota Bandung mengundang decak kagum khalayak luas.
Secara visual, konstruksi kubah dengan lengkungan kurva menumpuk ini terinspirasi dari rumus matematika Aljabar. Selain itu, dalam konteks spritual, konsep “Al-Jabbar” dimaknai Allah Maha Kuasa dan Maha Perkasa di atas segala sesuatu, termasuk di atas keberadaan manusia.
Tidak heran, bila penamaan masjid ikonik ini menjadi Masjid Raya Al Jabbar.
Masjid Raya Al Jabbar memiliki total luas mencapai 25.997 hektare dengan bangunan lantai asar termasuk museum seluas 11.238,20 meter persegi, lantai 1 memiliki luas 8.329 meter persegi, dan lantai mezzanine seluas 2.232 meter persegi.
Sementara itu, kapasitas ruang shalat Masjid Raya Al Jabbar di lantai 1 adalah 9.822 orang, lantai mezzanine berkapasitas 3.188 orang, selasar 3.627 orang, dan plaza 16.363 orang.
Jika ditotal, maka daya tampung ruang salat Masjid Raya Al Jabbar mencapai 33.000 orang.
Terkait konstruksi bangunan, Masjid Raya Al Jabbar memiliki struktur utama beton.
Khusus rangka atap kubah, menggunakan struktur baja dengan penutup kaca dan aluminium panel atau disebut ASP (Aluminium Sheet Panel).
Sementara itu, bagian lengkung masjid berupa lembaran kaca patri yang disusun saling menindih seperti sisik ikan.
Untuk melindungi Kubah Masjid Al Jabbar, dipilihlah pelapis atau cat yang berkualitas tinggi, anti karat, daya rekat dan kekuatan yang baik sehingga memiliki daya tahan terhadap cuaca ekstrim.