RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Tingginya harga komoditas pangan salah satunya dipengaruhi oleh rantai pasok hingga distribusi. Hal ini bisa diatasi dengan pendekatan teknologi. Adanya efisiensi di sektor tersebut bisa berdampak pada stabilitas harga di pasar.
Hal ini menjadi visi layanan startup rural commerce bernama Dagangan. Inovasi yang ditawarkan berada di sektor distribusi rantai pasok kebutuhan pokok agar lebih efisien bagi pedagang
Tujuannya, para pedagang bisa mendapatkan bahan pokok dengan harga murah dan stabil. Selain itu, pemanfaatan teknologi digital pada model bisnis ini diharapkan bisa meningkatkan omset pedagang dan pendapatan pengelolaan pasar rakyat
Ryan Manafe selaku CEO & Co-Founder Dagangan mengungkapkan, Dagangan sudah memasuki tahun keempat hadir di Jawa Barat. Mereka memiliki 14 gudang mikro yang tersebar di Bandung, Rancaekek, Padalarang, Cirebon, Kuningan, Sukabumi, dan lainnya.
“Hingga saat ini kami telah melayani 5.000 pelaku Usaha Mikro dan Menengah (UMKM), termasuk pedagang pasar dan warung sembako, serta mencatatkan total transaksi 300.000 kali yang berdampak pada peningkatan pendapatan mereka sebanyak dua kali lipat,” ungkap Ryan, Sabtu (15/4).
Jawa Barat menempati urutan pertama pelaku UMKM terbanyak di Indonesia dengan 1,49 juta UMKM. Sektor ini memegang peran strategis dalam membangun ekonomi di Jawa Barat, terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Regional Bruto Jawa Barat yang mencapai 57,14 persen di 2022 lalu. Data ini kemudian menjadi indikator pentingnya percepatan transformasi digital UMKM di Jawa Barat.
“Melalui model hub-and-spoke yang berfokus pada efisiensi distribusi rantai pasok bahan pokok, Dagangan menjawab dua tantangan utama yang dihadapi oleh pedagang Jawa Barat, yaitu stabilitas suplai bahan pokok dan harga yang cenderung tinggi,” jelas Ryan menambahkan.
Dalam kesempatan yang sama, mereka mendatangi pasar tradisional di Pasar Kosambi, Kota Bandung. Hadir dalam acara tersebut Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga dan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.
Jerry mengatakan Kementerian Perdagangan terus memantau stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok jelang Idul FItri. Salah satunya melalui program gerebek pasar yang dilakukan di Pasar Kosambi.
“Berdasarkan tinjauan kami, harga bahan pokok seperti minyak, beras, dan telur di Jawa Barat relatif stabil dan pasokan bahan pokok terjaga dan aman,” ucap dia.
“Kami mengapresiasi adanya Startup rural commerce yang membuat inovasi distribusi rantai pasok kebutuhan pokok lebih efisien bagi pedagang, sehingga mereka bisa mendapatkan bahan pokok dengan harga murah dan stabil,” kata Jerry.
“efisiensi rantai pasok menekan harga bisa sampai 20 persen. Pemanfaatan teknologi digital pada model bisnis ini diharapkan bisa meningkatkan omset pedagang dan pendapatan pengelolaan pasar rakyat,” ia melanjutkan.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat, Ridwak Kamil mengatakan salah satu alasan harga barang mahal karena distributornya atau gudangnya jauh, sehingga ada kebutuhan biaya dari sisi distribusi.
“Kalau ini bisa diatasi, maka bisa menekan ongkos distribusi. Sejauh ini, saya tinjau di pasar harga-harga relative stabil. Mungkin h-2 lebaran ada kenaikan, tapi mudah-mudahan di angka wajar dan biasanya turun lagi. Itu wajar. Yang gak wajar itu harga naik jauh sebelum hari H,” terang dia.
“Saya akan bantu promo start up Dagangan ini. Gudang fisik tolong diperbanyak. Jabar 50 juta jiwa. Buying power nya bagus. Ekonomi yang tumbuh tinggi, investasi tertinggi Jabar. Jadi ini momentum yang baik,” kata pria yang akrab disapa Emil ini.
Menurut data analisa Dagangan Impact Report 2022, Dagangan telah berhasil menjangkau lebih dari 20.000 desa yang tersebar di 4 provinsi: Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur melalui penyediaan kebutuhan sehari-hari untuk 75.000 warung, pedagang pasar, dan UMKM yang berdampak terhadap peningkatan pendapatan bagi ribuan pemilik warung.