News

Mencari Potensi Baru untuk Genre Musik Parodi Melalui BisaFest

Radar Bandung - 06/05/2023, 22:43 WIB
AY
Ali Yusuf
Tim Redaksi

RADARBANDUNG.id, BANDUNG- Salah satu masa kejayaan musik parodi terjadi pada tahun 90an. Padhyangan Project atau P-Project menjadi salah satu musisi yang fokus di genre tersebut.

Sejumlah lagu yang terkenal dari musisi dunia mereka parodikan dengan lirik baru yang nyeleneh. Bagi yang tumbuh di era itu, besar kemungkinan mengetahui salah satu parodi lagu bertema Piala Dunia berjudul Lagunya Lagu Bola.

Lagu yang sempat hits di era 1998 tersebut berbarengan dengan gelaran akbar Piala Dunia 1998 di Prancis. Mereka sukses memparodikan lagu resmi Piala Dunia 1998 yang dinyanyikan oleh Ricky Martin berjudul La Copa de la Vida.

Pada tahun tersebut, karya mereka diterima publik karena sepakbola Indonesia tak bergulir, ditambah kondisi sosial politik tak kondusif, dan perekonomian dihantam Krisis Moneter pada Orde Reformasi.

Musik parodi dianggap bisa terus relevan dengan kondisi saat ini. Namun, pelakunya seakan tal naik ke permukaan. Seakan tak ada lagi yang bisa menggantikan peran P-Project.

Hal itu yang menjadi salah satu alasan Festival Musik Parodi dihadirkan dalam event bernama BisaFest. Acara tersebut diinisiasi oleh Anggota DPR RI, Ledia Hanifa Amaliah bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) di Hotel Aston Tropicana, Cihampelas, Kota Bandung, Sabtu (6/5).

Festival tersebut diikuti oleh peserta dari berbagai kalangan, didominasi oleh anak muda, baik perempuan dan lelaki. “Bandung itu gudangnya orang-orang dengan musikalitas yang bagus. Tema ini sengaja diambil karena sebenarnya anak-anak muda sudah biasa sering melakukan dengan cover. Tapi seni pertunjukannya perlu dikuatkan,” kata Ledia.

“Ini sebenarnya membuka wawasan kepada anak muda bahwa musik parodi ini bisa jadi bagian salah satu genre musik yang dikembangkan dari ekonomi kreatif dan bisa saja berkembang jadi industrinya,” kata dia.

Ia optimistis genre ini bisa berkembang jika ruangnya terus dibuka. Apalagi, industri musik di Indonesia terus membaik, industri komedi juga tengah menanjak.

“Anak muda tuh kreatif dengan memilih kata-katanya, memilih lagu yang sedang tren diantara mereka, mereka sudah tahu dengan segmentasinya,” imbuh dia.

Setelah berjuang saat Pandemi Covid-19, Indonesia terus berusaha mengembalikan kondisi ekonomi, termasuk ekonomi kreatif. Terdapat 17 subsektor ekonomi kreatif yang menjadi fokus, salah satu sub sektornya adalah musik.

Di sisi lain, musik parodi ini bisa menjadi medium kritik terhadap apapun. Pesan yang disuarakan bisa tetap tajam meski dengan lirik yang menggelitik.

“Mahasiswa itu bisa melakukan banyak kritik melalui parodi. Intinya kami mencoba untuk mendorong anak muda punya banyak referensi. Kami mencoba untuk menggali yang jarang, tetapi sebetulnya itu punya nilai tambah, itu yang kota dorong supaya mereka mengembangkan,” pungkasnya. (dbs)