RADARBANDUNG.id – Prabowo Subianto, Bangsawan dan Patriot sejati yang berjiwa besar tulus ikhlas mengabdi sepenuh hati untuk negeri. Bagaimana tidak, keturunan ke-8 dari trah Sultan Agung Mataram dan Kasultanan Jogjakarta HamengkuBuwono I ini dari kecil bersama keluarganya sudah berkali-kali mengungsi berpindah tempat hidup ter-usir dari negerinya sendiri.
Hal tersebut karena kecurigaan rezim orde lama kepada ayahandanya Prof Soemitro DjojohadiKusumo sebagai cendekiawan dan begawan ekonomi ternama yang banyak memberikan gagasan strategis pembangunan ekonomi dan natural resources Indonesia pada rezim kepemimpinan Soekarno.
Demikian diungkapkan Pemerhati Sosial dan Politik R.Ay Mayyasari Timur Gondokusumo kapada Radar Bandung, Minggu (14/5/2023).
Menurut Mayyasari, kakek dari Prabowo adalah pelaku sejarah besar di negeri ini yakni Raden Mas Margono Djojohadikusumo salah satu pendiri BNI 46. Mengalir darah pelaku sejarah dan tokoh besar dalam diri Prabowo, wajar ia berjiwa patriotis nasionalis berjiwa besar tegas rela berkorban bagi segenap rakyat dan keutuhan bangsa Indonesia.
“Tidak ada dendam di hatinya, walau terusir dari negerinya dan harus mengenyam pendidikan berpindah-pindah tempat di luar negeri sedari kecil namun kebesaran jiwanya menghantarkannya kembali ke tanah air indonesia sebagai Tentara Nasional Indonesia yang tangguh berjiwa korsa yang patuh terhadap pimpinan demi keamanan negeri,” ujarnya.
Walau sejarah kelam Mei 98 berkali-kali menghancurkan kredibilitas dan dedikasinya terhadap bangsa Indonesia, namun ia tidak pernah menyerah mengabdi untuk bangsa ini dengan keikhlasan dan kerendahan hati ini terlihat ketika ia bersikap kesatria dengan legowo menerima kekalahannya di Pemilu 2019 dan bergabung pada rezim Jokowi sebagai Kemenhan, mengalah merendahkan hati dan bekerjasama bersama Jokowi demi bangsa Indonesia.
Tidak bijak rasanya jika kerancuan sejarah 98 di masa lalu selalu dimunculkan untuk menjatuhkan namanya dan menghambat masa depan bangsa. Mengenai aksi Mei 98 para aktivis, mahasiswa, generasi muda dengan intelektualnya seharusnya mampu bersikap dewasa secara demokrasi dan pemikiran, mengkonsepkan ide dan gagasan kepada pemerintah dengan cara dan verbalisasi yang benar dan kondusif sesuai pendidikan kaum muda sebagai akademisi, bukan dengan kerusuhan yang bar bar dan anarkis dengan kekerasan yang tidak bermoral dan tidak berperikemanusiaan, penjarahan, pemerkosaan beramai ramai terhadap wanita etnis tionghoa di depan umum secara bergiliran bahkan penyiksaan pembantaian dan pembunuhan masal terjadi di tahun 98.
Haruskah para prajurit bangsa berdiam diri melihat CHAOS BESAR dan KONDISI DARURAT yang terjadi di negeri ini, mengancam keamanan dan keselamatan jiwa banyak orang, terlepas dari issue SARA penyerangan terhadap etnis tionghoa, Prajurit bangsa termasuk salah satunya Prabowo hanyalah MENGEMBAN TUGAS DARI NEGARA DAN PIMPINAN UNTUK KEMANUSIAAN KEAMANAN DAN KESELAMATAN BANGSA terhadap kerusuhan anarkis yang sangat biadab dan Amoral.
Sejarah jangan dibengkokkan demi kepentingan politis, mengapa tidak ada yang melihat kerusuhan Mei 98 dari perspektif lain, bahwa prajurit bangsa termasuk Prabowo hanya menghentikan chaos, mengamankan negara dan menyelamatkan marwah banyak orang termasuk kaum wanita dari kebiadaban dan keanarkisan para perusuh.
Justru Prabowo membela Hak Asasi Manusia yang teraniaya fisik dan kehormatannya yang diakibatkan oleh kerusuhan anarkis Mei 98, beberapa aktivis yang hilang sekarang menjadi kader Gerindra, tidak ada masalah, korban lainnya silakan tanyakan pada panglima TNI Wiranto, karena kerusuhan Mei 98 adalah tragedi nasional sesuai hukum HAM internasional dan hukum HAM nasional UU no 26 tahun 2000 sudah selayaknya tanggung jawab sepenuhnya ada di pundak Commander Responsibilities yaitu Wiranto yang saat itu menjabat sebagai panglima TNI, bukan menimpakan penuh beban sejarah kepada Prabowo.
Prabowo dari dulu berjiwa rela berkorban hanya diam mengalah ketika dipersalahkan demi keutuhan bangsa, namun seharusnya Kerusuhan Mei 98 menjadi tanggung jawab Pimpinan negeri (Presiden) saat ini adalah Jokowi untuk membuka dan meluruskan sejarah Mei 98 seterang terangnya agar tidak ada kerancuan dan figur yang di kambing hitamkan, mengapa Jokowi sampai sekarang belum menyelesaikan tugas besar ini, ataukah para pelaku pelanggar HAM yang sebenarnya ada pada lingkaran pemerintahan Jokowi ?
“Semoga pemilu 2024 berjalan sehat dan bermartabat tanpa menjatuhkan dan campaigne hitam atas kerancuan sejarah 98, Prabowo adalah pemimpin yang lahir dari proses perjuangan, intelektual tekhnokratis dan keikhlasan, bukan pemimpin yang lahir dari karbitan media sosial, survei error ataupun tukar tambah para makelar politik, kehormatan, keberanian dan independensi Prabowo bak Garuda Besar yang gagah terbang tinggi tanpa intervensi,” ujarnya. (apt)