RADARBANDUNG.id- Berbekal bahan-bahan seperti kain, benang sulam lokal, gunting, grid dan lainnya, puluhan anak muda begitu fokus mempraktekkan teknik sashiko tersebut untuk membuat patch jahit.
Teknik jahit ala Jepang itu bisa diaplikasikan kepada pakaian bekas atau sepatu bekas agar bisa menjadi lebih ‘nyeni’.
Sashiko ( tikam kecil) merupakan teknik jahitan atau sulam tradisional Jepang yang biasa digunakan sebagai penguatan nilai estetika serta pemanis tampilan untuk baju, denim (jeans), atau media-media lainnya.
Hal ini yang menjadi dasar pelatihan yang dilakukan oleh relawan bernama Ganjar Muda Padjadjaran (GMP) bertajuk “upskill sashiko” dengan melibatkan anak muda di Gedung Kartini Taman Wiladatika, Jalan Jambore, Kelurahan Harjamukti, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok, Jumat (19/5).
“Tujuan kami upskill ini karena memang untuk menambah hardskill pemuda-pemuda yang ada di kota Depok. Selain menggunakan, mereka juga bisa untuk mengaplikasikannya atau membuatnya sendiri secara mandiri,” ungkap koordinator daerah GMP Depok, Indra Nurdin.
“Harapannya pemuda-pemudi ini bisa bebagi kepada teman-temannya atau keluarganya juga mungkin bisa membuat sashiko ini untuk dirinya dan juga untuk mendapatkan pundi-pundi penghasilan ke depan,” tutup Indra.
Asri Restuningsih selaku pemateri yang juga owner Asriku Kreasi menjelaskan untuk memahami teknik Sashiko tidaklah sulit, hanya perlu memahami pola vertikal, horizontal, serta diagonalnya.
Menurut dia, untuk hasil karya menggunakan teknik sulam ala Jepang ini, memiliki nilai yang cukup tinggi. Oleh karenanya, dia berharap anak muda dapat memahami dan mengembangkan potensi Sashiko menjadi ide bisnis.
“Saya berharap anak muda bisa lebih maju, lebih bisa kreatif gitu dengan bahan lokal tapi dengan teknik dari jepang sashiko bisa mengangkat mereka untuk belajar tentang sashiko dan mengembangkan menjadi sebuah bisnis,” ucap Asri.
Eka Riani (25) salah satu peserta mengaku tertarik dengan Sashiko. Meski tak mudah, dia berencana akan menekuni teknik tersebut supaya nantinya bisa mendapatkan pendapatan harian. “Iya ini susah banget jadi dia ada banyak gitu kan (polanya). Iya kayanya mau coba terus di rumah deh terus jual online gitu,” ucap dia. (dbs)