RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Malaysia menjadi negara yang kerap dijadikan pilihan alternatif masyarakat Indonesia untuk mendapatkan layanan Kesehatan. Hal ini merupakan buah dari berbagai Kerjasama di berbagai bidang antara kedua negara.
Farah Delah Suhaimi, Direktur Malaysia Healthcare Travel Council Indonesia mengatakan sebelum pandemi Covid-19, angka kunjungan masyarakat Indonesia yang datang ke Malaysia sebanyak 600 ribu jiwa.
Setelah kedaruratan wabah covid-19 mereda, industri wisata Kesehatan mulai tumbuh kembali. Pada tahun 2022, warga Indonesia yang datang ke Malaysia untuk mendapat layanan medis dari berbagai rumah sakit swasta tercatat sekitar sebanyak 300 ribu jiwa.
“Mayoritas layanan yang dibutuhkan berkaitan dengan penyakit Jantung, kanker, ortopedi, hingga bayi tabung,” kata dia dalam acara Malaysia Healthcare Expo (HM Expo) di Trans Studio Mall, Kamis (1/6).
Ia menegaskan bahwa hal ini bukan soal persaingan fasilitas Kesehatan mana yang lebih baik. Semua ini buah dari hubungan baik antara kedua negara yang sudah terjalin sejak lama. Maka dari itu, ia tidak menargetkan angka peningkatan industri wisata kesehatan.
“Kami (memposisikan) sebagai alternatif, opsi kedua bagi masyarakat Indonesia yang ingin mendapatkan layanan Kesehatan di Malaysia. Dari sisi jarak juga Malaysia dan Indonesia bertetangga, kultur, makanan hingga Bahasa ada kesamaan. Lalu, harga terjangkau dibandingkan negara lain,” ucap dia.
“Tidak ada persaingan. Rumah sakit di Malaysia dan Indonesia sudah banyak yang bekerjasama. Jadi, tidak ada target harus berapa banyak pasien. Melayani pasien adalah hal utama. Kami adalah alternatif yang bisa dipilih, baik itu atas rekomendasi dokter atau karena ketiadaan fasilitas,” terang dia.
Farizal B Jafaar selaku Acting CEO malaysia Healthcare Travel Council menyatakan bahwa hal ini pula yang melatarbelakangi adanya expo atau pameran Kesehatan di Kota Bandung selama empat hari. Pameran serupa sudah dilakukan di Jakarta dan Surabaya. Kegiatan yang sama segera dihelat di berbagai wilayah Indonesia lainnya.
Tujuannya, memudahkan masyarakat untuk mendapat informasi layanan Kesehatan, perencanaan perjalanan hingga penawaran harga promo. Contohnya, penawaran harga layanan program bayi tabung Rp 50 juta selama empat hari pameran berlangsung.
“Bisa konsultasi dengan pihak rumah sakit mengenai perawatan penyakit Jantung, kanker, keusburan, mata dan lain-lain. Dalam pameran ada 20 fasilitas Kesehatan swasta di Malaysia yang turut serta dalam pameran,” ucap dia.
Di tempat yang sama, Duta Besar Malaysia untuk Indonesia, Dato Syed Md Hasrin Tengku Hussin mengatakan hubungan Indonesia dengan Malaysia sangat baik. Dalam tahun ini, sudah dua kali Perdana Menteri Malaysia berkunjung ke Indonesia.
Kedua belah pihak pun sudah bekerjasama di berbagai bidang, termasuk di sektor Kesehatan.
“Kerjasama di bidang kesehatan menjadi salah satu hal penting bagi kedua negara. Sudah ada beberapa kerjasama yang dilakukan. Riset hingga penelitian obat tradisional, pelatihan tenaga Kesehatan,” ucap dia.
Dalam konteks pameran wisata Kesehatan, ia menyatakan bahwa hal ini bagian atau buah dari berbagai kerjamasa dan hubungan baik antar kedua negara.
“Malaysia punya standar tinggi dan harga terjangkau dengan akreditas internasional. Serta pengawasan ketat oleh kementterian kesehatan. Pasien warga Malaysia atau dari negara Indoensia tidak ada yang dibedakan dari sisi layanan maupun harga,” terangnya. (dbs)