News

Bayi Tertukar Setahun, Ketahuan setelah Tes DNA, Kemungkinan karena Kelalaian Pemasangan Gelang saat di RS, Salah Satu Keluarga Masih Menolak Dites

Radar Bandung - 12/08/2023, 07:17 WIB
Azam Munawar
Azam Munawar
Tim Redaksi
Bayi Tertukar Setahun, Ketahuan setelah Tes DNA, Kemungkinan karena Kelalaian Pemasangan Gelang saat di RS, Salah Satu Keluarga Masih Menolak Dites

RADARBANDUNG.ID  – Siti Mauliah begitu bahagia ketika melahirkan anak secara Caesar di Rumah Sakit (RS) Sentosa, Kabupaten Bogor. Bayi lelaki yang terlahir dalam kondisi sehat tersebut merupakan anak keempat dari pernikahannya dengan Muhammad Tabrani.

Namun, bayi yang sempat disusuinya di RS itu ternyata berbeda dengan bayi yang kemudian dia bawa pulang setelah persalinan pada 17 Juli tahun lalu tersebut. Fakta itu terungkap setelah Siti menjalani tes DNA, yang sebelumnya didahului sejumlah kejadian yang membuat perempuan 37 tahun tersebut curiga (selengkapnya baca grafis).

Kasus itu pun sampai kemarin (11/8) belum berujung. Siti sudah melapor kepada polisi. Mediasi juga telah dilangsungkan. Namun, sampai kini belum ada kejelasan. Sebab, pihak keluarga pasien satunya (disebut pasien B) menolak menjalani tes DNA.

”Saya mulai curiga saat ada perawat yang datang ke rumah menanyakan gelang bayi. Alasannya buat kunjungan,” jelas warga Ciseeng, Kabupaten Bogor, tersebut sebagaimana yang dilansir Radar Bogor.

Rusdy Ridho, kuasa hukum Siti, menjelaskan bahwa pihaknya sudah mengadakan audiensi dengan RS Sentosa. ”Selang 10 hari kemudian dan dikumpulkan dua keluarga. Hasil tes DNA bahwa sampel A (Siti) dan B (anak) negatif atau bukan anak biologis dari pasien A,” ungkapnya.

Tim kuasa hukum pun mencoba meminta pertanggungjawaban RS Sentosa sembari mencari anak Siti yang sesungguhnya. ”Diduga dari RS tertukar gelang. Tapi, pasien B tidak ingin menjalani tes DNA. Akhirnya, kami sebagai kuasa mengambil langkah hukum membuat aduan ke Unit PPA Polres Bogor,” bebernya.

Siti menyayangkan sikap RS yang tidak jujur dalam memberikan informasi. ”Kenapa tidak terus terang bahwa ada kesalahan prosedur dan mereka tidak jujur sejak awal. Baru diketahui sesudah kami pulang,” katanya.

Berangkat dari kecurigaan awal tadi, Siti mendatangi rumah sakit untuk memastikan. Dia mendapat informasi, saat dirinya melahirkan, ada juga seorang pasien yang melahirkan pada hari yang sama.

Dia kemudian memutuskan menghubungi pasien tersebut untuk menjelaskan kecurigannya dan mengajaknya sama-sama menjalani tes DNA. Namun, permintaan itu ditolak. ”Alasan pasien yang diduga bayinya tertukar adalah dia merasa bayinya tidak tertukar,” ujar Siti.

Tak patah semangat, Siti memutuskan untuk menjalani tes DNA secara mandiri pada Mei 2023. Benar saja, bayi yang sudah dirawatnya selama setahun memang bukan darah dagingnya. Hasil tes DNA menyebut bahwa anak yang dirawatnya bukan anak biologis dari Siti.

Karena tidak menemukan titik temu, Siti memutuskan untuk membawa masalah tersebut ke ranah hukum dan melaporkan kasus tersebut ke Polres Bogor. Dia berharap bisa bertemu dengan anak kandungnya. ”Saya minta tolong, sangat minta tolong ke semua yang mau menolong saya, saya berharap banget biar anak saya kembali,” tuturnya.

Sementara itu, Komisaris Utama PT Pelita Medika Sentosa sekaligus owner RS Sentosa Frits M. Rumintjap menyatakan bahwa pihaknya masih menginvestigasi kejadian tersebut bersama manajemen. Apalagi, kejadiannya sudah berlalu lebih dari satu tahun. ”Kami belum dalami dan itu yang kami harapkan (ada titik temu). Tapi, bergantung kepada keluarga masing-masing,” katanya.

Frits mengakui adanya kemungkinan kelalaian dari pengelolaan RS tersebut. Menurut dia, hal semacam itu memang tak jarang terjadi di dunia kedokteran atau disebutnya kejadian sentinel.

Secara standar dan prosedur, proses kelahiran bayi di RS Sentosa seharusnya sudah teratur dengan baik. Namun, ada ketidaksesuaian antara dua keluarga yang diduga memegang bayi yang tertukar itu. ”Beda hari kelahirannya dan pulangnya beda,” bebernya.

Sementara itu, Juru Bicara RS Sentosa Gregorius B. Djako menjelaskan bahwa pihaknya sudah dua kali mengirimkan surat kepada pasien B agar bersedia menjalani tes DNA sebagai tindak lanjut kasus bayi tertukar tersebut. ”Surat sudah kali kami kirimkan melalui kuasa hukum pasien B, pertama minggu lalu dan kedua hari ini (kemarin, 11/8) via pdf,” ungkap Greg –sapaan akrabnya– ketika ditemui wartawan kemarin.

Greg menjelaskan, pihak rumah sakit terus menjalin komunikasi dengan pasien B agar ada titik terang kasus bayi tertukar ini. Sebab, pasien A (Siti Mauliah) sudah menjalani tes DNA dan hasilnya negatif. ”Kami juga memberikan pilihan agar dilakukan tes DNA di lembaga lain sesuai dengan pilihan pasien B,” kata Greg.

Sementara itu, Polres  Bogor terus melakukan upaya penanganan terhadap kasus tersebut. ”Kami sudah menerima laporan dan saat ini selesai audiensi  tentang permasalahannya, akan ditindaklanjuti sesuai dengan prosedur yang berlaku,” ungkap Wakapolres Bogor Kompol Fitra Zuanda kepada awak media di Mako Polres Bogor kemarin.

Kasatreskrim Polres Bogor AKP Yohannes Redhoi Sigiro menyampaikan, pihaknya sudah menerima laporan dan aduan pihak korban yang didampingi penasihat hukum. Setelah pengaduan, pihaknya akan melakukan pendalaman sesuai dengan mekanisme penyelidikan.

”Kami akan lakukan langkah teknis dan taktis untuk membuat terang peristiwa ini. Mohon bersabar, sedang dilakukan pendalaman,” tegas dia.

Ketika ditanya, apakah akan dipanggil pasien yang diduga bayinya tertukar? Yohannes menegaskan bahwa semua pihak terkait akan diperiksa. Mulai pihak rumah sakit hingga pihak yang diduga bayinya tertukar.

Menurut dia, sebelumnya pihak Siti melakukan upaya secara kekeluargaan ke rumah sakit dan ke pasien yang diduga bayinya tertukar. Namun, Siti memang belum mendapatkan hasil sesuai dengan yang diharapkan.

 

Pertumbuhan Cepat

Meski Siti dan keluarga sempat curiga, anak lelaki yang dibawanya pulang dari RS tetap dirawat dengan penuh kasih sayang. MRG, bocah tersebut, juga tumbuh sangat sehat. Pada usia 8 bulan, dia bahkan sudah bisa berjalan lancar.

Bukan hanya itu, pertumbuhan lain juga jelas terlihat dengan sudah tumbuh gigi dan aktif. Berbeda dengan anak sebayanya. ”Jadi, sejak lahir, pertumbuhan anak keempat ini memang sangat berbeda,” kata Siti sebagaimana yang dilansir Radar Bogor kemarin.

Siti menambahkan, selain tumbuh cepat, anaknya aktif dalam segala hal. ”Tetangga dan saudara juga sempat bilang bahwa perkembangan anak ini sudah seperti orang dewasa,” ujarnya.

Siti menyapihnya karena MRG enggan mengonsumsi air susu ibu (ASI). Ini juga yang dia sebut membedakannya dengan bayi yang disusuinya sehari setelah melahirkan di RS Juli tahun lalu. Si bayi begitu lahap dengan ASI. MRG tak berminat sama sekali. Ini yang membuat naluri keibuannya terusik mempertanyakan. Namun, Siti tetap merawat bocah tersebut dengan penuh kasih.

Siti sungguh berharap keluarga pasien B mau membuka hati untuk menjalani tes DNA. Sebab, dia dan suami hanya ingin kebenaran dan menepis perasaan bersalah seumur hidup.

Tabrani juga memastikan, MRG tetap mendatangkan kebahagiaan tersendiri bagi dirinya dan keluarga. ”Dia juga nempel banget sama istri saya. Kebiasaan dia ini suka ngigau kalau tidur,” ungkapnya. (abi/cok/c14/ttg/jp)

 

 

 

 


Terkait Jawa Barat
Polda Jabar Sidak Retail Bandung, Temukan Beras Tak Sesuai Standar
Jawa Barat
Polda Jabar Sidak Retail Bandung, Temukan Beras Tak Sesuai Standar

RADARBANDUNG.id, BANDUNG- Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Jawa Barat bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Barat melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah ritel modern di Kota Bandung, Selasa (29/7/2025). Langkah ini merupakan tindak lanjut dari instruksi Bareskrim Polri terkait penarikan beberapa merek beras yang diduga merupakan hasil oplosan. Meski tidak ditemukan merek-merek yang […]

Gudang Obat Keras Ilegal 1,2 Juta Butir Digerebek di Kompleks Mewah Bandung
Jawa Barat
Gudang Obat Keras Ilegal 1,2 Juta Butir Digerebek di Kompleks Mewah Bandung

RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Tim Satuan Reserse Narkoba (Satresnarkoba) Polrestabes Bandung berhasil menggerebek tempat penyimpanan obat keras ilegal sebanyak lebih dari 1,2 juta butir di sebuah rumah kontrakan di kompleks mewah kawasan Bandung, Minggu (27/7/2025). Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Budi Sartono menjelaskan penggerebekan ini menjadi salah satu temuan terbesar, upaya pemberantasan peredaran obat keras tanpa izin […]

Unjani Buka Pendaftaran Gelombang 5: Jalur Tes Tutup 21 Agustus, Non-Tes 23 Agustus 2025
Jawa Barat
Unjani Buka Pendaftaran Gelombang 5: Jalur Tes Tutup 21 Agustus, Non-Tes 23 Agustus 2025

Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani) kembali membuka Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) Gelombang 5

Motivasi Membangun Desa dan Kelurahan, Dedi Mulyadi Siapkan Lomba dengan Hadiah Fantastis
Jawa Barat
Motivasi Membangun Desa dan Kelurahan, Dedi Mulyadi Siapkan Lomba dengan Hadiah Fantastis

RADARBANDUNG.id, BANDUNG- Gubernur Provinsi Jawa Barat (Jabar), Dedi Mulyadi menggelar Lomba Pembangunan Desa dan Kelurahan se-Jawa Barat dengan nilai hadiah besar. Hadiah utama yang disiapkan adalah stimulus Pembangunan mencapai Rp7,5 miliar. Lomba yang disiapkan adalah menata dan memperbaiki lingkungan desa dan kelurahan masing-masing daerah. Cakupan penilaian adalah kebersihan, pengelolaan keuangan daerah, hingga pendidikan dan kesejahteraan […]

location_on Mendapatkan lokasi...
RadarBandung AI Radar Bandung Jelajahi fitur berita terbaru dengan AI
👋 Cobalah demo eksperimental yang menampilkan fitur AI terkini dari Radar Bandung.