RADARBANDUNG.id- Pelaksanaan umrah mandiri atau bahasa kerennya umrah backpacker saat ini sedang menjadi tren di kalangan masyarakat.
Apalagi masyarakat kini bisa membeli paket visa umrah plus akomodasi sampai transportasi secara langsung lewat website Nusuk milik Arab Saudi. Tetapi sejumlah kalangan menilai tren umrah backpacker tersebut masih sepi peminat.
Prediksi terhadap kelanjutan tren umrah mandiri atau backpacker tersebut disampaikan deklarator Deklarator Aliansi Pengusaha Haramain Seluruh Indonesia (Asphirasi) Nur Bethi.
Baca Juga: Ciri-ciri Haji Mabrur Menurut Rasulullah SAW
Dia tidak bisa memungkiri, bahwa saat ini masyarakat sudah semakin mudah untuk membeli paket umrah. Diantaranya membeli langsung lewat website Nusuk.
’’Bahkan banyak orang mengatakan PPIU (penyelenggara perjalanan ibadah umrah) akan gulung tikar,’’ katanya di sela paparan Musyawarah Nasional ke-1 Asphirasi di Jakarta pada Selasa (15/8) tadi malam. Dia menegaskan perjalanan umrah itu adalah ibadah. Berbeda dengan perjalanan wisata atau plesiran yang bisa dengan mudah dilakukan tiap-tiap orang.
Baca Juga: 2024, Kuota Haji Indonesia 221.000 Jemaah
Nur mengatakan dengan sifatnya sebagai sebuah ibadah, maka perjalanan umrah membutuhkan pembimbing ibadah. Keberadaan pembimbing ibadah inilah yang sulit ditemukan pada umrah backpacker. Karena biasanya isinya adalah sekumpulan jemaah umrah saja.
’’Kalau berangkat umrah mandiri, atau haji mandiri, tidak ada bimbingannya,’’ jelasnya. Selain itu juga bisa jadi merasa capek, karena harus melalui berbagai perjalanan. Seperti mencari hotel dan lainnya. Kondisi ini semakin menyulitkan bagi kelompok jemaah yang sudah berumur atau lansia. Jemaah ini akan kesulitan ketika menjalani umrah mandiri atau umrah backpacker.
Dia menegaskan umrah abdah perjalanan ibadah, yang terkait dengan amalan-amalan sesuai ketentuan agama. “Bukan seperti jalan-jalan biasa,” ucapnya, dikutip dari Jawapos.com.
Asphirasi memperkirakan jemaah umrah mandiri atau umrah backpacker tidak sampai 20 persen dari total populasi umrah di Indonesia. Untuk itu dia meyakini usaha travel umrah atau PPIU tidak akan mati atau tergerus dengan adanya umrah backpacker.
Pencetus Asphirasi lainnya yaitu Ahmad Mootsana mengatakan penyelenggaraan ibadah umrah di Indonesia sangat khas. Diantaranya adalah ibadah umrah adalah ibadah sosial. “Berbeda dengan ibadah lain seperti puasa, yang sifatnya individu,” katanya.