News

Ternyata Ada Bahaya di Balik Pemakaian Klakson Telolet

Radar Bandung - 16/08/2023, 22:11 WIB
AY
Ali Yusuf
Tim Redaksi
ILUSTRASI: Bus AKAP menunggu penumpang di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta. (FOTO: SALMAN TOYIBI/JAWA POS)

RADARBANDUNG.id- Beberapa tahun terakhir banyak bus menggunakan klakson berirama telolet. Bahkan bus-bus yang memiliki klakson telolet ini sangat digemari anak-anak atau masyarakat. Dianggap sangat menghibur.

Sayangnya, di balik keunikan fenomena bus telolet itu, terdapat sejumlah momok yang menakutkan.

Tak jarang ada korban jiwa karena anak-anak sengaja memburu bus agar sengaja membunyikan klakson telolet. Tidak sekadar diburu tapi juga direkam lewat ponsel mereka. Mereka memburu bus telolet di jalan raya atau area dekat agen bus atau terminal.

Baca Juga: Klakson Bus Telolet Dilarang di Depok, Ini Aturannya

Klakson bus telolet ini pun menjadi isu di kalangan bismania alias pencinta bus di Tanah Air karena mulai dilarang penggunaannya oleh pemerintah. Kebijakan itu diungkap oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Investigator Senior KNKT Ahmad Wildan menyampaikan beberapa dampak buruk penggunaan klakson telolet. Yaitu, ada masyarakat atau pengendara yang sedang berada dalam kondisi tidak sehat. Ketika klakson telolet menyala banyak masyarakat terganggu. Bahkan mengganggu pengendara lain yang terkejut. Parahnya lagi, efek kaget dari klakson itu ada yang kecelakaan.

Ahmad Wildan menambahkan klakson telolet berpotensi menyebabkan bahaya pada keselamatan berkendara. “Alasannya karena dari bunyinya, tapi karena instalasinya yang berpotensi menyebabkan bahaya,” kata Ahmad dalam diskusi di arena Gaikindo Indonesia Internasional Auto Show (GIIAS) 2023, Rabu (16/8), dikutip dari Jawapos.com.

Terlepas dari bunyinya, menurut pria yang sudah kenyang melakukan investigasi kecelakaan lalu lintas di Indonesia itu potensi bahaya (hazard) kecelakaan akibat klakson telolet ini bisa muncul pada proses instalasi perangkat.

“Kalau instalasinya nggak benar, itu bisa menyedot angin dari kompresor dan bisa menyebabkan gagal pengereman saat dibutuhkan. Bisa rem blong dan sebagainya. Ini yang sebetulnya paling berbahaya, bukan bunyinya,” lanjut Ahmad.

Atas alasan itu, Ahmad Wildan menyarankan bus tidak memakai klakson telolet. “Makanya saya ingatkan dulu bahwa baiknya klakson telolet dilarang dulu saja. Bukan karena penggunaannya, tapi instalasinya,” pungkas Ahmad. (jpc)