RADARBANDUNG ID, JAKARTA – Angkutan massal LRT Jabodebek ditargetkan beroperasi secara komersial pada akhir Agustus 2023. Menjelang pengoperasiannya, Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan telah menetapkan besaran tarif bersubsidi LRT Jabodebek.
Penetapan tarif tersebut juga telah melalui formulasi perhitungan yang memperhatikan kemampuan daya beli masyarakat.
“Pemerintah menetapkan tarif LRT melalui Public Service Obligation (PSO) atau Kewajiban Pelayanan Publik dengan membiayai selisih dari biaya yang diusulkan oleh operator LRT Jabodebek, agar biayanya lebih terjangkau bagi masyarakat banyak,” ujar Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Risal Wasal kemarin (22/8).
Risal mengatakan, pihaknya telah melakukan studi dalam menetapkan tarif yang terjangkau.
Sejumlah kajian dilakukan dalam penghitungan tarif tersebut. Di antaranya yakni dengan memperhatikan ability to pay dan willingness to pay.
Termasuk berapa tarif moda transportasi lainnya sebagai pembanding dan berapa biaya operasional yang dikeluarkan oleh operator.
“Dari hasil kajian tersebut, ditetapkan melalui Keputusan Menhub Nomor 67 Tahun 2023 bahwa besaran tarif LRT Jabodebek yaitu Rp 5.000 untuk 1 km pertama dan Rp 700 untuk km selanjutnya,” ucap Risal.
Menurutnya, di satu sisi pihaknya memperhatikan daya beli masyarakat dan di sisi lain juga memperhatikan keberlangsungan dari operator yang mengoperasikan LRT Jabodebek.
Risal pun mencontohkan perbandingan tarif usulan dari operator (belum disubsidi) dengan tarif bersubsidi di beberapa rute.
Yakni untuk rute Stasiun Dukuh Atas – Jatimulya sepanjang ± 28 km tarif usulan operator sebesar Rp 37.268, sementara tarif bersubsidinya sebesar Rp 23.900.
Kemudian, untuk rute Stasiun Dukuh Atas – Harjamukti sepanjang ± 25 km tarif usulan dari operator sebesar Rp 33.275, sementara tarif bersubsidinya sebesar Rp 21.800.
Lebih lanjut Risal mengungkapkan, pihaknya tengah mengusulkan skema pemberian tarif promo dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-78 Kemerdekaan RI.
Yakni memberikan diskon tarif sebesar 78 persen dan memberikan diskon tarif terjauh sebesar Rp 20.000.
Jika usulan itu disetujui, akan diterapkan pada saat LRT Jabodebek pertama kali dioperasikan secara komersial yang ditargetkan akan dilakukan pada akhir Agustus 2023.
“Ini merupakan usulan kami agar semakin menarik minat masyarakat untuk beralih ke angkutan massal LRT Jabodebek. Dengan semakin banyak masyarakat yang menggunakan angkutan massal, diharapkan dapat menekan tingkat kemacetan dan polusi udara, khususnya di wilayah perkotaan teraglomerasi seperti Jabodetabek,” paparnya.
Ditambahkan Risal, Kemenhub terus berkoordinasi dengan pemangku kepentingan terkait agar semakin banyak masyarakat yang beralih dari menggunakan kendaraan pribadi ke angkutan massal seperti LRT Jabodebek.
Sejumlah upaya yang dilakukan di antaranya yakni menyediakan angkutan feeder sebagai first mile (dari rumah ke stasiun) dan last mile (dari stasiun ke tempat tujuan), penyediaan fasilitas park and ride dengan tarif parkir yang terjangkau. (gih/lyn)