RADARBANDUNG.ID, BANDUNG BARAT – Kebakaran yang melanda TPA Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat (KBB), belum bisa diantisipasi. Bahkan, api di sekitaran area di zona 2 ke arah zona 1 yang berada di bagian depan TPA Sarimukti, sempat terus membesar lantaran hembusan angin yang cukup kencang.

Petugas damkar KBB memadamkan api di TPA Sarimukti. GATOT POEDJI UTOMO/RADAR BANDUNG
Kepala Seksi Kedaruratan pada BPBD Bandung Barat Amas Winata mengatakan, berdasarkan informasi dari BPBD Provinsi Jawa Barat, total luas lahan yang terbakar mencapai 21 hektare dari tiga zona yakni zona 2, 3, dan 4.
“Jadi sore ini kebakaran di TPA Sarimukti kondisinya semakin membesar dan meluas. Area yang sebelumnya tidak terbakar di zona 2, sekarang terbakar juga,” kata Amas.
Potensi api merembet ke zona 1 cukup terbuka, hal itu bakal terjadi jika angin yang berembus kencang kemudian menerbangkan bunga-bunga dan bara api ke sampah kering di zona 1.
“Mudah-mudahan tidak merembet ke zona 1, karena memang lokasinya dekat. Untungnya zona 2 dan zona 1 itu dipisahkan oleh jalan. Kecuali apinya membesar terus dan angin kencang kemudian baranga membakar sampah kering di zona 1, ya habis sudah semua zona di Sarimukti kebakaran,” ujarnya.
Saat ini petugas gabungan terus berupaya memadamkan kobaran api di zona 2. Ada sembilan armada pemadam kebakaran yang diterjunkan bahkan dari Karawang. Namun jumlah itu masih belum memadai.
“Kita terus menerus berusaha memadamkan api. Cuma kendalanya kan kekurangan armada damkar dan sumber air yang agak jauh. Kalau misalnya ada 50 sampai 100 unit mungkin lebih cepat. Jadi harapannya cuma angin tidak membesar dan sekat jalan memutus rembetan api dari zona 2 ke zona 1,” ungkapnya.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Provinsi Jawa Barat, Bambang Imanudin menjelaskan, upaya pemadaman yang sudah dilakukan petugas gabungan hingga saat ini mulai dari penyemprotan air oleh petugas Pemadam Kebakaran Bandung Raya dan pembuatan parit untuk melokalisir rembetan api di tumpukan sampah.
Terbaru BPBD Provinsi Jawa Barat sudah meminta bantuan ke BNPB untuk mengirimkan armada pemadam udara dengan metode pemadaman water bombing.
“Nah untuk pemadaman vertikal sudah koordinasi dengan BNPB, kita sudah bersurat ke sana meminta untuk dikirim water bombing,” ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Provinsi Jawa Barat, Bambang Imanudin
BPBD Provinsi Jawa Barat sudah meminta bantuan ke BNPB untuk mengirimkan armada pemadam udara dengan metode pemadaman water bombing.
“Nah untuk pemadaman vertikal sudah koordinasi dengan BNPB, kita sudah bersurat ke sana meminta untuk dikirim water bombing,” ujar saat ditemui di TPA Sarimukti.
Namun permintaan bantuan itu tak bisa serta merta dikabulkan. BNPB bakal melakukan assessment terlebih dahulu mengenai kondisi kebakaran di TPA Sarimukti.
“Nanti dari BNPB akan assessment dulu pemadaman vertikal untuk kebakaran TPA Sarimukti ini bisa dilakukan atau enggak. Sambil menunggu kita terus lakukan upaya pemadaman,” kata Bambang.
Saat ini ada sembilan unit armada pemadam kebakaran dari Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, Kota Bandung, serta Cianjur yang berjibaku memadamkan api di beberapa titik.
“Penanganan ada 9 mobil damkar, Kita perkirakan akan ada 30 mobil yang datang. Bahkan kita sudah minta bantuan supaya Damkar Karawang juga bisa suplai kendaraan,” ujar Bambang.
Dampak dari kebakaran itu tak melulu soal apinya saja. Bambang menyebut setidaknya ada tiga desa yang terancam polusi udara dari asap kebakaran TPA Sarimukti.
“Ada Desa Mandalasari, Rajamandala, dan Cipatat yang terdampak. Untuk hitungan orangnya sekitar 12 ribu jiwa atau 3 ribu KK yang terdampak asap kebakaran,” katanya.
Kepala UPTD Pengelola Sampah TPA/TPST Regional Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat Arief Perdana mengatakan kendala yang dihadapi saat memadamkan api yaitu terdapat kandungan gas metan di dalam gunungan sampah. Kebakaran meluas menjadi 21 hektar.
“Jadi memang agak sulit penanganan karena gas metan menyebar di area yang luas, tipis-tipis, tidak terakumulasi di bawah,” kata dia.
Penetapan status tersebut merupakan instruksi Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.
Hal ini merupakan salah satu upaya agar penanganan api bisa lebih maksimal. Dengan status darurat maka Badan Nasional Penanggulangan Bencana bisa turun tangan. Saat ini alat yang ada, belum mampu memadamkan api yang sudah menyala sejak Sabtu (19/8), dan area terbakar semakin luas.
“Sudah saya mintakan Pak Hengki dulu di level ini untuk menyatakan darurat, supaya BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) bisa hadir,” ujar Ridwan Kamil di El Royale Hotel Bandung, Rabu (23/8).
Koordinasi dengan BNPB juga diperlukan terkait dengan keterbatasan alat untuk penanganan kebakaran. “Tadi malam saya koordinasi karena alat-alat eksisting kita enggak bisa menjangkau wilayah yang terlalu luas,” katanya.
Maka, kata Gubernur, kedisiplinan dan kesadaran semua pihak penting agar tindakan ceroboh tidak kembali terulang. “Ini akibat ada pemulung melempar puntung rokok di area yang panas dan mudah terbakar. Makanya kedisiplinan itu kuncinya dalam situasi seperti ini. Tapi krisis kebakaran ini terus kita selesaikan, mudah-mudahan hari ini selesai,” kata Ridwan Kamil.
“Intinya semua sedang diatur pelayanan sampah tidak terganggu kebakaran selesai,” pungkas Ridwan Kamil. (kus/gat)