News

Penculikan Imam Masykur Libatkan Kakak Ipar Praka RM, Pomdam Jaya Periksa Delapan Saksi

Radar Bandung - 29/08/2023, 21:22 WIB
Azam Munawar
Azam Munawar
Tim Redaksi
Penculikan Imam Masykur Libatkan Kakak Ipar Praka RM, Pomdam Jaya Periksa Delapan Saksi
Kadispenad Brigjen Hamim Tohari memberikan keterangan kepada wartawan dugaan penculikan, pemerasan dan penganiayaan oleh Oknum Paspampres di Pomdam Jaya, Jakarta, Selasa ( 29/8/2023). 3 Oknum TNI Penganiaya warga aceh hingga tewas ditetapkan sebagai tersangka dan diancam hukuman mati. FOTO : FEDRIK TARIGAN/ JAWA POS

RADARBANDUNG.ID, JAKARTA – Polisi Militer Kodam Jaya/Jayakarta (Pomdam Jaya) telah memeriksa delapan saksi dalam kasus dugaan penculikan, pemerasan, dan penganiayaan yang menyebabkan Imam Masykur kehilangan nyawa.

Termasuk diantaranya seorang saksi yang sempat diculik bersama pemuda berusia 25 tahun itu.

Komandan Pomdam Jaya Kolonel Cpm Irsyad Hamdie Bey Anwar menyampaikan hal tersebut kepada awak media di Jakarta pada Selasa siang (29/8/2023).

Baca Juga : JobStreet Express Berkolaborasi dengan Institusi Pendidikan Tinggi dan Sekolah Vokasi di Wilayah Bandung

Irsyad menjelaskan bahwa saat penculikan terjadi, Praka Riswandi Manik (RM) bersama Praka HS (personel Direktorat Topografi TNI AD ), dan Praka J (personel Kodam I/Iskandar Muda), membawa dua korban.

”Sebenarnya yang diculik itu dua orang. Tapi, yang satu dilepas di sekitar Tol Cikeas,” ungkap dia.

Korban tersebut termasuk salah seorang saksi yang sudah dipanggil dan diperiksa oleh penyidik.

Baca Juga : Direskrimsus Polda Jabar Bongkar Praktik Curang Jual Beli Gas

Selain itu, mereka juga sudah memeriksa tiga orang keluarga Masykur dan saksi lainnya.

Saat penculikan terjadi, mereka sempat berusaha menghalangi Praka RM dan kawan-kawannya membawa Masykur.

”Jadi, mereka (Praka RM dan kawan-kawan, Red) datang kemudian berusaha mengambil korban. Tapi, sebelumnya warga sekitar toko mencoba memberikan perlawanan,” jelas Irsyad.

Baca Juga : Dua Hari Menghilang, Orang Tua Di Cimahi Minta Bantuan Faisal Haris Temukan Anaknya

Namun perlawanan tersebut kandas lantaran Praka RM, Praka HS, dan Praka J mengaku sebagai polisi.

”Pelaku berpura-pura sebagai aparat kepolisian yang melakukan penangkapan terhadap korban karena korban diduga pedagang obat ilegal,” tambahnya.

Tidak hanya Praka RM, Praka HS, dan Praka J, penculikan itu juga melibatkan seorang warga sipil bernama Zulhadi Satria Saputra (MS).

Yang bersangkutan masih punya hubungan keluarga dengan Praka RM. ”Kakak ipar,” imbuh Irsyad.

Sebelum ditangkap dan diserahkan kepada Polda Metro Jaya untuk diproses hukum, MS sempat melarikan diri. Yang bersangkutan kemudian dikejar dan dicari oleh Pomdam Jaya sampai berhasil ditangkap di sekitar Cikeas.

Serupa dengan Masykur, para pelaku berasal dari Aceh.

Meski berbeda tempat bertugas, tiga pelaku yang berlatar belakang TNI menjadi prajurit melalui angkatan yang sama.

”Mereka satu angkatan, mereka juga latar belakangnya adalah orang-orang dari Aceh yang sama-sama berdinas dan berada di Jakarta,” beber Irsyad.

Namun, perwira menengah dengan tiga kembang di pundak itu memastikan para pelaku dan korban tidak saling kenal. Sehingga tidak ada motif dendam.

Menurut Irsyad, para pelaku hanya mengetahui aktivitas Masykur dan komunitas penjual kosmetik asal Aceh.

”Tidak saling kenal. Tapi, tahu bahwa korban berasal dari Aceh, (tahu) komunitas orang-orang Aceh di tempat itu apa kegiatannya,” beber orang nomor satu di Pomdam Jaya tersebut.

Berdasar pemeriksaan dan penyidikan yang masih berlangsung sampai kemarin, Masykur diduga menjual obat-obatan terlarang. Persisnya tramadol dan obat sejenisnya.

Diakui oleh Irsyad, aktivitas Masykur sebelum diculik juga masih didalami oleh Pomdam Jaya.

Selain itu, pendalaman yang dilakukan oleh Pomdam Jaya adalah menggali peran para tersangka. Termasuk kemungkinan para tersangka pernah melakukan tindak kejahatan serupa sebagaimana disampaikan oleh keluarga Masykur.

”Apakah pembunuhan berencana atau penculikan yang direncanakan itu masih kami dalami. Kalau memang pembunuhannya berencana, tentunya harus ada bukti lain. Misalnya ada satu HP tersangka yang belum kami temukan,” beber Irsyad. (syn/tyo/jp)


Terkait Nasional
Badan Bank Tanah Serahkan Pedoman Akuntansi ke BPK untuk Perkuat Tata Kelola
Nasional
Badan Bank Tanah Serahkan Pedoman Akuntansi ke BPK untuk Perkuat Tata Kelola

  RADARBANDUNG.id –  Dalam rangka memperkuat tata kelola keuangan negara yang transparan dan akuntabel, Badan Bank Tanah secara resmi menyerahkan Pedoman Akuntansi Badan Bank Tanah kepada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI). Penyerahan ini dilangsungkan pada Rabu (30/7/2025) di Aula MM Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung. Penyerahan dokumen tersebut menjadi bagian penting dalam upaya mendorong […]

Pakar Pendidikan Soroti Kasus Perundungan Siswa SMP di Blitar, jadi Bukti Gagalnya Pengawasan Sekolah
Nasional
Pakar Pendidikan Soroti Kasus Perundungan Siswa SMP di Blitar, jadi Bukti Gagalnya Pengawasan Sekolah

RADARBANDUNG.ID, BLITAR – Dalam beberapa terakhir ini, rakyat Indonesia dihebohkan dengan aksi perundungan di SMP Negeri 3 Doko, Kabupaten Blitar saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Video aksi perundungan di SMP Negeri 3 Doko, Kabupaten Blitar viral di media sosial. Pengalaman kelabu perundungan di SMP Negeri 3 Doko, Kabupaten Blitar ini dialami oleh WV, 12 […]

Mahfud MD Ingatkan Menteri dan Wamen yang Merangkap Jabatan Komisaris Bisa Penuhi Unsur Korupsi
Nasional
Mahfud MD Ingatkan Menteri dan Wamen yang Merangkap Jabatan Komisaris Bisa Penuhi Unsur Korupsi

RADARBANDUNG.id – Pakar hukum tata negara Mahfud MD mengingatkan bahaya rangkap jabatan menteri atau wakil menteri (wamen) dengan jabatan sebagai komisaris. Menurutnya, kondisi ini bisa melanggar putusan Mahkamah Konstitusi (MK) dan berisiko memenuhi unsur tindak pidana korupsi. Mahfud meminta agar pemerintah tidak mengabaikan putusan MK tentang larangan wamen menjabat komisaris karena jabatan di kabinet bersifat politik. Pasalnya, putusan MK bersifat […]

KPK Menduga Ridwan Kamil Samarkan Kepemilikan Kendaraan Royal Enfield dan Mercy Pakai Nama Karyawan
Nasional
KPK Menduga Ridwan Kamil Samarkan Kepemilikan Kendaraan Royal Enfield dan Mercy Pakai Nama Karyawan

RADARBANDUNG.id – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menduga mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, menyamarkan kepemilikan sejumlah kendaraan dengan cara mengatasnamakan pegawainya. Hal ini diketahui setelah penyidik KPK menyita kendaraan yang diduga terkait tindak pidana korupsi pengadaan iklan pada PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJB). “Kalau tidak salah itu ajudannya atau pegawainya, gitu ya. […]

location_on Mendapatkan lokasi...
RadarBandung AI Radar Bandung Jelajahi fitur berita terbaru dengan AI
👋 Cobalah demo eksperimental yang menampilkan fitur AI terkini dari Radar Bandung.