RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Bandung mengukuhkan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Banjaran pada Sabtu (21/10) di Aula Kantor Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung.
Ketua PCM Banjaran, Edi Kurniawan menyatakan segera konsolidasi bersama para pengurus untuk merumuskan program kerja ke depan. “Karena ini masih cabang baru, jadi kita konsolidasi dulu ke dalam, rapatkan barisan pengurus-pengurus untuk membuat program kerja. Jadi program-program yang akan dibuat kita survey dulu,” ucap Edi.
“Dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan juga Pimpinan Wilayah Muhammadiyah, Pimpinan Daerah Muhammadiyah, itu semua sudah ada arahannya, baik itu untuk garis-garis haluan organisasi sudah ada semua, tinggal penjabaran kita di daerah masing-masing,” ia melanjutkan.
Salah satu keunggulan yang ada di Banjaran ini adalah sebagai sentral ekonomi di Kabupaten Bandung. “Jadi sasaran kita adalah membangkitkan ekonomi umat, terutama masyarakat Banjaran, khususnya Muhammadiyah,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua PDM Kabupaten Bandung, Heli Tohar Hilmy mengungkapkan, setiap individu Muhammadiyah harus menjadi agen perubahan yang berkemajuan yakni adaptif, responsif, dan implementatif.
“Jadi orang Muhammadiyah itu tidak boleh kaku, tertapi dia harus respon adaptif, jika ada hal yang baik maka dia melanjutkan. Tetapi juga harus responsif, melihat keadaan-keadaan yang memang butuh gerakan,” ucap Heli.
“Dan implementatif, seperti dikatakan tadi PCM Banjaran ini terdiri dari berbagai latar belakang pendidikan yang berbeda dan itu yang dibutuhkan oleh Muhammadiyah,” sambungnya.
Oleh karena itu, kata Heli, PCM Banjaran beserta para pengurus harus responsif dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat Banjaran ini. “Seperti yang disampaikan tadi, bisa merespon persoalan melimpahnya sampah atau bisa mendirikan lembaga-lembaga ekonomi yang dibutuhkan masyarakat,” imbuhnya.
Wakil Ketua PWM Jawa Barat, Jamjam Erawan mengungkapkan, Muhammadiyah akan terus membangun kebersamaan serta menjalin mitra strategis dalam menyelesaikan persoalan-persoalan umat dan bangsa. “Kalau di tingkat Banjaran, tadi urusan pasar, urusan sampah, maka Muhammadiyah, NU, Persis, SI, turun bersama-sama, Insya Allah,” imbuhnya.
Menurutnya, selama 111 tahun Muhammadiyah berdiri sudah banyak menunjukan eksistensinya dengan membantu banyak masyarakat di luar sana.
Jamjam menambahkan, saat ini Muhammadiyah sudah memiliki 22 ribu lembaga pengajaran seperti TK, SD, SMP, SMA, Tsanawiyah, hingga Aliyah. Tak hanya itu, ada juga 175 perguruan tinggi yang tersebar di seluruh Indonesia. “Jadi kalau ada orang yang tidak merasa gembira oleh Muhammadiyah, kalau boleh saya meminjam istilah Rocky Gerung, maka dipertanyakan akal sehatnya,” pungkasnya. (dbs)