News

Menjelang Pancaroba di Kabupaten Bandung, BMKG Minta Masyarakat Bersiap

Radar Bandung - 22/10/2023, 22:27 WIB
AY
Ali Yusuf
Tim Redaksi
Kepala BMKG Bandung, Teguh Rahayu (Foto: istimewa)

RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandung telah mengeluarkan peringatan serius mengenai potensi bencana hidrometeorologi yang meningkat selama masa pancaroba di wilayah Kabupaten Bandung dan sekitarnya.

Kepala BMKG Bandung, Teguh Rahayu, menggarisbawahi pada musim kemarau tahun 2023 kondisi cuaca cenderung lebih kering jika dibanding musim kemarau di tahun sebelumnya, yang mana hal itu meningkatkan potensi terjadinya bencana seperti kekeringan dan karhutla.

“Musim kemarau tahun 2023 bersifat lebih kering dari normalnya, hal ini tentu saja tidak lepas dari fenomena El Nino dan IOD positif yang saat ini tengah melanda secara global,” kata Rahayu, Minggu (22/10)

Kendati begitu, ia menerangkan, untuk beberapa wilayah yang ada di Kabupaten Bandung maupun Bandung Raya secara umum akan memasuki masa pancaroba. Pihaknya memprediksi, musim peralihan dari musim kemarau ke penghujan akan berlangsung dari pertengahan dasarian III Oktober hingga awal dasarian II November 2023.

Dirinya menyebut perubahan cuaca tersebut berpotensi menimbukkan perubahan cuaca yang lebih ekstrem. “Kabupaten Bandung, yang terletak di dalam Cekungan Bandung dan dikelilingi oleh pegunungan, memiliki risiko tinggi terjadinya tanah longsor terutama saat hujan turun,” tuturnya.

Ia pun meminta kepada seluruh masyarakat agar terus menjaga kesehatan dan ketahanan tubuhnya selama kondisi pancaroba berlangaung, termasuk menghadapi potensi paparan sinar ultraviolet yang lebih tinggi selama masa pancaroba. Hal ini membuat perlindungan kulit menjadi penting, terutama saat beraktivitas di luar ruangan.

“Kami imbau kepada masyarakat untuk bersiap menghadapi musim hujan yang diperkirakan akan dimulai pada dasarian II hingga dasarian III November 2023. Menurut prediksi BMKG, untuk musim hujan tahun ini diperkirakan akan bersifat normal atau cenderung di bawah normal,” ujarnya.

Tak lupa ia pun meminta seluruh masyarakat dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, agar tidak mudah mempercayai berita palsu (hoax). “Imbauan kami terkait informasi ini masyarakat bisa mencari informasi yang sifatnta resmi dari badan-badan kebencanaan yang memiliki sumber-sumber terpercaya seperti, BMKG, BASARNAS, BNPB, TAGANA, TNI/Polri, dan aparat Pemerintahan setempat, hal itu tentu saja untuk mengurangi terjadinya penyebaran berita bohong terkait kondisi kebencanaan yang terjadi,” jelasnya.

“Dengan potensi bencana hidrometeorologi yang meningkat selama masa pancaroba nanti, keselamatan dan persiapan masyarakat harus menjadi prioritas utama. Semua pihak diharapkan dapat bersama-sama menjaga keamanan dan kesejahteraan wilayahnya,” pungkas dia. (rup)