RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Jaringan Survei Pemuda Pelajar (JSPP) bekerja sama dengan Ragaplasma Research menggelar Survei dengan tema: POTRET PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT JAWA BARAT MENJELANG PEMILU SERENTAK 2024.
Survei digelar pada 1 – 12 November 2023 dengan melibatkan 1.000 responden yang dipilih dengan metode multistage random sampling di 27 Kabupaten/Kota di Jawa Barat.
Metode survei dilakukan wawancara secara tatap muka.
“Adapun margin of error survei +/- 3,16% dengan tingkat kepercayaan survei 95%,” ujar M. Salman Ramadhani, Direktur Jaringan Survei Pemuda Pelajar (JSPP), didampingi Romdin Azhar Direktur Raga Plasma Research, saat jumpa pers di Laneo Cafe Jalan Jawa Kota Bandung, Kamis (16/11/2023).
Menurutnya, tujuan survei adalah mengukur pengetahuan masyarakat terhadap pelaksanaan Pemilu Serentak, mengetahui preferensi masyarakat Jawa Barat dalam menentukan pilihan, mengetahui akses media informasi terkait Pemilu, mengevaluasi kinerja Pemerintah Pusat menurut persepsi masyarakat Jawa Barat, Mengetahui partisipasi politik masyarakat Jawa Barat menjelang Pemilu Serentak 2024, serta mengetahui partisipasi politik masyarakat Jawa Barat dalam Permasalahan/isu Regional Jawa Barat.
“Adapun Hasil Survei JSPP dan Ragaplasma Research menghasilkan temuan-temuan sebagai berikut :
Pengetahuan Masyarakat mengenai Pemilu Serentak
- Baru 64% masyarakat yang tahu kapan tepatnya pelaksanaan Pemilu Serentak, masih terdapat 36% yang masih belum tahu kapan pelaksanaan Pilpres dan Pileg.
Preferensi Masyarakat dalam Menentukan Pilihan
- Masyarakat Jawa Barat dalam menentukan pilihan politik pada setiap pemilihan umum, mendasarkan pilihan pada: Keyakinan Sendiri 80%, Keluarga 20%, dan Lingkungan Sekitar 4%.
- Sekitar 27% masyarakat menyatakan isu negatif terkait kandidat dapat mempengaruhi pilihan, 4% masyarakat menyatakan akan menyebarkan dan mengajak untuk tidak memilih kandidat yang terkena isu negatif, 22% menyatakan tidak akan menyebarkan, namun tidak akan memilih kandidat yang terkena isu negatif tersebut. Pengaruh isyu negatif ini cenderung lebih besar daripada pengaruh money politik (23%).
Akses Media Informasi Terkait Pemilu
- Media informasi yang paling banyak membantu mengetahui terkait Pemilu yaitu Media Sosial 34%, Berita di TV 30%, dan Spanduk/Baligo 27%,” katanya.
Kinerja Pemeritah Pusat
“Kinerja Pemerintah Jokowi-Ma’ruf Amin menurut masyarakat Jawa Barat dinilai Sangat Baik/Baik sebesar 77% dan 66% masyarakat Jawa Barat menyatakan bangga dengan Presiden Jokowi (Survei JSPP November 2021, masyarakat Jawa Barat yang menyatakan bangga dengan Presiden Jokowi hanya 44%).
Partisipasi Politik Masyarakat Jawa Barat Menjelang Pemilu 2024
- Elektabilitas Kandidat Calon Presiden dan Wakil Presiden di Jawa Barat, Prabowo – Gibran unggul cukup jauh dibanding dua kandidat lainnya. Urutan elektabilitas di Jawa Barat sendiri yaitu Prabowo – Gibran 48%, Anies – Muhaimin 26%, dan Ganjar – Mahfud MD 15%, sedangkan yang belum menentukan pilihan sekitar 11%.
- Elektabilitas Prabowo tinggi karena tingkat popularitas dan kesukaan cenderung lebih tinggi dibanding kandidat lainnya. Berturut-turut tingkat Popularitas kandidat adalah sebagai berikut :
Prabowo 88%, Anies 78%, Ganjar 73%, Gibran 62%, Mahfud MD 49%, dan Muhaimin 44%. Untuk tingkat kesukaan: Prabowo 74%, Anies 67%, Muhaimin 63%, Gibran 61%, Mahfud MD 59%, dan Ganjar 55%.
- Tingkat kemantapan pilihan masyarakat Jawa Barat, dalam memilih Prabowo – Gibran cenderung lebih tinggi yaitu 71%, dibanding Anies – Muhaimin 66%, dan Ganjar – Mahfud MD 62%.
- Terkait Keputusan MK No. 90, masyarakat Jawa Barat yang menyatakan Setuju cenderung lebih banyak dari yang Tidak Setuju (Setuju Keputusan MK No. 90 = 41%, Tidak Setuju = 30%). Namun terkait ada Putra Presiden kemudian menjadi kandidat, masyarakat Jawa Barat yang tidak setuju lebih banyak dari pada yang setuju (Tidak Setuju Politik Dinasti = 38%, Setuju Politik Dinasti 31%, sisanya tidak menjawab)
- Dalam kontestasi pilpres, 43% masyarakat Jawa Barat berpendapat bahwa sikap Jokowi akan Netral, 21% akan Mendukung Salah Satu Pasangan, dan 11% akan Mendukung Semua Pasangan,” sambungnya.
“Elektabilitas Partai di Jawa Barat berdasarkan top of mind, 5 partai dengan elektabilitas tertinggi adalah Gerindra 13%, PKB 10%, PKS 9%, PDIP 7%, dan Golkar 5%. Yang belum menjawab pilihan partai dalam pertanyaan terbuka masih cukup besar 41%.
- Tingkat Popularitas Calon Anggota DPD Jawa Barat, 6 calon DPD yang terpopuler adalah: Alfiansyah Komeng 39%, Jihan Fahra 12%, Aceng HM Fikri 8%, A Taupik Hidayat 7%, A Ogi SOS 7%, dan A Irwan Bola 4%. Untuk Tingkat Elektabilitas Calon Anggota DPD Jawa Barat, 4 orang calon DPD terbanyak adalah : ALfiansyah Komeng 17 %, Jihan Fahra 5 %, Aceng HM Fikri 3 %, dan A Irwan Bola 2 %.
Partisipasi Politik Masyarakat Jawa Barat terkait Isyu/Permasalahan Regional Jawa Barat
- Masalah utama yang dirasakan masyarakat Jawa Barat adalah harga kebutuhan pokok mahal 29%, jalan-jalan rusak 17%, susah lapangan pekerjaan 16%, dan banjir 6% – keluhan masalah ini tidak banyak berubah seperti yang ditunjukan oleh Survei JSPP November 2021, hanya berbeda urutan nya yaitu susah lapangan pekerjaan 25 %, harga kebutuhan pokok mahal 23%, jalan rusak 11%, dan banjir 7%,” jelasnya.
“Prioritas masalah yang harus diselesaikan menurut Masyarakat Jawa Barat adalah kendalikan harga kebutuhan pokok, perbaiki jalan rusak, dan buka lapangan pekerjaan.
- Hanya 30% masyarakat Jawa Barat yang mengetahui bahwa Gubernur Jawa Barat sudah diganti oleh PJ Gubernur Bey Machmudin dan hanya 31% yang sangat percaya/percaya bahwa Bey Machmudin mampu memimpin Jawa Barat sampai terpilih kembali Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat yang baru.
- Saran/masukan dari masyarakat Jawa Barat untuk PJ Gubernur Bey Machmudin: Semoga membawa Jabar lebih baik, amanah, bisa mengatasi masalah ekonomi, dan menciptakan lapangan pekerjaan.
- Tingkat Elektabilitas Gubernur Jawa Barat berdasarkan top of mind berturut-turut adalah Ridwan Kamil 25,2 % ; Dedi Mulyadi 16,7 % ; Uu Ruzhanul 1,7 % ; Achmad Fachmi 1,3 % ; dan Atalia Praratya 1,2 %. Adapun Tingkat Elektabilitas Wakil Gubernur Jawa Barat berdasarkan top of mind berturutturut adalah Dedi Mulyadi 6,5 % ; Dessy Ratnasari 4,2 % ; Uu Ruzhanul 3,8 % ; Atalia Praratya 1,9 % ; Kaesang Pangarep 1,4 % ; dan Achmad Fachmi 1,3 %
- Tingkat Popularitas Simulasi 20 Nama Kandidiat Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat yang ditampilkan (Ridwan Kamil tidak diikutsertakan, RK disurvei tersendiri), terdapat 5 kandidat yang terpopuler yaitu : Dedi Mulyadi 52 %, Dessy Ratnasari 34 %, Kaesang Pangarep 27 %, Atalia Praratya 26 %, dan Uu Ruzhanul Ulum 15 %,” katanya.
“Lalu tingkat Elektabilitas Simulasi 20 Nama Kandidat Gubernur Jawa Barat, 6 kandidat dengan elektabilitas terbanyak : Dedi Mulyadi 42 %, Atalia Praratya 4 %, Uu Ruzhanul Ulum 4 %, Bima Arya 3 %, Dessy Ratnasari 2 %, dan Achmad Fachmi 2 %. Adapun Tingkat Elektabilitas Simulasi 20 Nama Kandidat Wakil Gubernur Jawa Barat, 7 kandidat dengan elektabilitas terbanyak: Dessy Ratnasari 14 %, Atalia Praratya 11 %, Dedi Mulyadi 7%, Uu Ruzhanul Ulum 6%, Bima Arya 4%, Kaesang Pangarep 3%, Achmad Fahmi 2%.
- Hasil survei terkait Ridwan Kamil, 42% masyarakat Jawa Barat menyatakan pilihan Ridwan Kamil untuk berkiprah di Partai yang sekarang sudah tepat, hanya 9% yang menyatakan tidak tepat. 27% masyarakat Jawa Barat merasa kecewa RK gagal mengikuti kontestasi Pilpres.
- Pendapat masyarakat Jawa Barat terkait langkah RK selanjutnya: 42% Menjadi Gubernur Jabar Periode ke-2, 14 % menjadi menteri, 10 % mengikuti Pilgub DKI Jakarta. Saran/masukan masyarakat Jawa Barat untuk RK : Semoga lebih baik, bisa menjadi gubernur lagi, dan membangun ekonomi,” ujar dia.
“Untuk rekomendasi adalah : para Penggiat/ Penyelenggara Pemilu bisa lebih intensif melakukan sosialisasi pelaksanaan Pemilu Serentak, agar yang belum tahu, bisa menjadi tahu. Media informasi yang dapat digunakan berdasarkan hasil survei yaitu Medsos, TV, Spanduk/Baligo, atau berbagai media lainnya. Terkait kampanye negatif, masyarakat perlu diedukasi agar lebih bijak dalam melakukan kroscek informasi negatif, Penyelenggara Pemilu dapat membuat Pemilu Saber Hoaks guna menangkal hoaks-hoaks seputar Pemilu, disamping juga tentunya menegakan aturan yang tegas terkait kampanye negatif agar Pemilu bisa berjalan secara Jujur dan Adil,” papar dia.
“Lalu masalah-masalah utama yang dirasakan masyarakat harus terus menerus diingatkan kepada Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, ataupun Kabupaten/Kota sehingga dapat memprioritaskan prohram-program dan kegiatan-kegiatannya -meminimasi program/kegiatan yang tidak relevan- untuk menggempur permasalahan yang memang benar-benar dirasakan masyarakat yaitu: harga-harga kebutuhan pokok yang mahal, susah lapangan pekerjaan, jalanjalan rusak, dan banjir,” kata dia.
“Dengan dipetakannya tingkat popularitas, kesukaan, dan elektabilitas, baik kandidat Presiden / Wakil Presiden, Gubernur / Wakil Gubernur, Partai / Legislatif, dan DPD diharapkan para kandidat dapat berkampanye secara positif, sportif dan aspiratif, turut serta andi dan ambil bagian mencari solusi konkrit permasalahan2 yang dirasakan masyarakat,” jelasnya.
“Kami memotret suara-suara masyarakat dan menyampaikannya dalam rilis ini, agar dapat didengar dan diperhatikan oleh pihak-pihak terkait, karena hanya menjelang kegiatan Pemilu, suara-suara rakyat begitu berharga, didengar, dan dikejar-kejar. Semoga potret kami ini bisa menjadi masukan dan bermanfaat buat para kandidat, buat masyarakat Jawa Barat khususnya, juga masyarakat Indonesia pada umumnya,” jelas dia. (**)