RADARBANDUNG id, BANDUNG- Puluhan karya foto jurnalistik dari komunitas bernama Photo’s Speak dipajang dalam pameran bertajuk ALIVE di Hallway Space, Bandung.
Para pameris mencoba merangkum berbagai isu sosial yang tumbuh di tengah masyarakat beserta dinamikanya.
Salah satu foto cerita yang dipamerkan berjudul ‘Warna-Warni thrifting’ milik pameris bernama Ilham Ahmad Nazar. Secara visual, Ilham memotret seorang pria mengenakan jaket. Di balik itu, Ilham menyampaikan pesan bahwa gaya hidup thrifting atau belanja pakaian bekas yang populer.
Gaya hidup ini menjadi alternatif karena memungkinkan konsumen bisa memiliki pakaian yang diinginkan dengan harga jauh lebih murah. Namun, di balik itu, Ilham menyampaikan industri pakaian telah berkontribusi sebagai penyumbang polusi terbesar kedua di dunia.
Kegiatan thrifting memberikan angin segar karena secara tidak langsung telah mengimplementasikan konsumsi yag berkelanjutan dengan prinsip (reduce, reuse, recycle).
Lain lagi dengan karya berjudul ‘Redup Kembali Terang’ milik Zenitha Jaya Az-Zahra yang menceritakan perjuangan seorang perempuan muda yang berjuang sembuh dari anxiety disorder. Isu kesehatan mental tersebut digambarkan deretan foto dengan sajian visual yang redup.
Pameran ALIVE yang melibatkan 37 orang pameris tersebut berlangsung sejak Rabu (21/2) hingga Minggu (25/2).
Salah soerang kurator ALIVE, Thoudy Badai Rifanbillah mengatakan proses persiapan hingga kuratorial berjalan selama dua bulan. Pameris foto cerita mengikuti seleksi hingga pelatihan sebelum menggarap karya.
“Prosesnya cukup panjang, dua bulan. Hasilnya cukup beragam, menampilkan cerita berdasarkan perspektif fotografer ada isu kesehatan mental, panti disabilitas, budaya yang tergerus jaman, hingga kesetaraan gender,” jelas Thoudy.
“Isu tersebut populer di kalangan masyarakat dan layak dipamerkan menjadi sarana edukasi, khusunya bagi kami, dan mudah-mudahan juga bagi pengunjung,” ia melanjutkan.
Photo’s Speak merupakan komunitas foto jurnalistik dari UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Selain tujuh pameris yang menyajikan foto cerita, pameran ini pun menjadi ruang bagi anggota baru untuk membangun gagasan melalui visual.
Ketua Pelaksana Pameran ALIVE, Martin Alghiffary menambahkan pemilihan Hallway Space sebagai lokasi pameran tak terlepas agar karya tersebut bisa dinikmati secara luas. “Kami menargetkan audiens yang berada di luar kampus. Kami memilih Hallway Space karena yang datang kesini latar belakangnya juga beragam,” pungkasnya. ***