RADARBANDUNG.id, BANDUNG- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandung memprediksi akan adanya intensitas hujan dari ringan sampai lebat serta potensi angin kencang di wilayah Kota Bandung dan Bandung Raya, hingga 14 Maret 2024.
Kepala BMKG Bandung, Teguh Rahayyu mengatakan potensi kencangnya angin di wilayah Bandung Raya tersebut disebabkan oleh aktifnya Gelombang Rossby Ekuator yang terjadi di kawasan perairan Jawa Barat, Lampung, dan Banten.
“Aktifnya Gelombang Rossby ini menyebabkan fenomena global berupa potensi pertumbuhan awan konvektif yakni kelembapan udara pada lapisan 850 mb dan 700 mb wilayah Bandung raya relatif lembab yaitu 55 – 96 persen,” kata Ayyu, ditulis Rabu (13/3).
Dirinya menyebut berdasar prediksi yang dilakukan BMKG, fenomena tersebut mengakibatkan wilayah Bandung raya terdominasi oleh angin baratan yang menyebabkan bertambahnya kecepatan angin.
“Untuk dua hari terakhir antara siang, ke malam memang angin jadi tambah kencang, kecepatannya sekira 5 – 21 kilometer per jam,” ujarnya.
Dia menerangkan berdasar hasil analisis BMKG pada dasarian II Maret 2024 ini seluruh Wilayah Bandung raya telah memasuki awal musim hujan. Hal tersebut ditandai dengan pertumbuhan awan awan rendah (cumulus) yang dapat tumbuh menjadi awan awan konvektif (cumulunimbus /cb) signifikan yang berpotensi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat yang dapat disertai petir/kilat dan angin kencang.
“Untuk wilayah Bandung raya perkiraan kami puncak musim penghujan ini akan terjadi pada Februari hingga Maret 2024 dengan sifat hujan Normal (N) – Bawah Normal (BN),” terangnya.
Selain kondisi angin kencang dan masuknya puncak musim penghujan pihaknya pun memprediksi bahwa dalam dua hari terakhir hingga Kamis (14/3) besok suhu udara di Kota Bandung akan lebih dingin dibanding biasanya.
“Berdasar analisis suhu maksimum di Bandung pada siang hari pada pukul 12.00 wib hingga 15.00 wib itu antara 27.0 hingga 30°C. Suhu ini lebih dingin jika dibandingkan beberapa hari yang lalu, karena dalam dua sampai tiga hari ke depan angin baratan itu bertiup lebih kencang dari biasanya (5-22 km/jam),” pungkas Ayyu. (rup)