RADARBANDUNG.id -Pusat Studi Politik dan Demokrasi Fisip Unpad bersama Lembaga Survei Polsight menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertajuk Jabar Outlook: Bonus Demografi, Kualitas SDM, dan Pemerataan Pembangunan di Kota Bandung.
Acara FGD ini dihadiri antara lain, Kepala Bidang Sosial Kependudukan BP2D Jabar Inge Wahyuni, Kepala Ombudsman Jabar Dan Satriana, Ketua DPW PKS Jabar Haru Suandharu, Anggota DPRD Jabar dari Fraksi Golkar Yomanius Untung, Anggota DPRD Jabar dari Fraksi PDIP Yunandar Eka Perwira, Anggota DPRD Jabar dari Fraksi Gerindra Bucky Wibawa dan kalangan akademisi lainnya.
Direktur Eksekutif Polsight, Yusa Djuyandi mengatakan, gelaran FGD untuk memberikan masukan kepada partai politik (parpol), stakeholders dan calon gubernur yang akan maju pada pilkada 2024 nanti terkait gambaran ataupun visi misi Jabar nanti.
“Masih banyak masalah di Jabar seperti soal SDM, pendidikan, dan pemerataan pembangunan. Intinya kita akan terus beri masukan sampai nanti penetapan pencalonan oleh partai politik,” ujar Yusa kepada wartawan seusai FGD, Senin (20/5).
Yusa juga berharap parpol nantinya dapat memberikan opsi atau program kerja yang tak perlu muluk-muluk tapi cukup mengena dan diterima oleh masyarakat Jabar.
“Selain itu, perlu diperhatikan juga oleh calon gubernur, enggak hanya kantong atau isi dompet saja melainkan kapasitas dan kapabilitas mereka juga harus menjadi pertimbangan,” ungkap Yusa.
Yusa pun memprediksi koalisi yang akan terbentuk pada Pemilihan Gubernur Jawa Barat (Pilgub Jabar) 2024 tidak akan sejalan dengan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Soalnya, banyak faktor yang membuat koalisi di pusat tidak bisa linear dengan daerah.
“Kemungkinan tak akan linear koalisi di pusat dan daerah karena urusan koalisi pusat dan daerah berbeda,” jelas Yusa.
Menurut dia, faktor tidak linearnya koalisi di Pilpres 2024 dengan Pilgub Jabar di antaranya mesin politik. Soalnya, parpol pun bakal berhitung hasil pileg kemarin,
termasuk potensi kandidat yang akan diusung.
Kendati demikian, berdasarkan hasil survei terbaru Polsight, sejumlah nama tokoh masih punya kans untuk maju. Salah satunya Ketua DPW PKS Jabar, Haru Suandharu.
“Kalau bicara hasil survei, belakangan nama Dedi Mulyadi (Demul), Ridwan Kamil masih menonjol. Pak Haru juga bisa jadi kuda hitam dan kompetitif juga untuk dua nama
yang tadi,” terangnya.
Sementara, Kepala Pusat Studi Politik dan Demokrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjajaran (Fisip Unpad), Ari Ganjar Herdiansah menyebutkan,
kerja sama diskusi dengan Polsight merupakan hal yang konstruktif. Mengingat pihaknya ingin mengangkat isu-isu yang harus diketahui pimpinan parpol di Jabar.
“Termasuk KPU, jadi bukan hanya partai politik atau kandidat, supaya ketika nanti KPU berencana mengadakan suatu debat, mereka sudah memiliki rancangan isu-isu yang
penting di Jawa Barat untuk diperdebatkan,” tandas Ari.
Walaupun nanti memiliki tim perumus debat, lanjut Ari, setidaknya KPU Jabar sudah memiliki gambaran. Sebab itu, pihaknya sejak dini sudah mencuatkan berbagai isu
penting yang harus diketahui dan dipahami masyarakat nantinya.
“Istilahnya sebagai kekuatan masyarakat sipil, kita mencoba untuk menginisiasi mengangkat isu-isu supaya ini diperbincangkan dan diperdebatkan oleh para stakeholder
politik di Jabar,” tandasnya.(*)