News

Bank BTN Agresif Garap KPR non Subsidi

Radar Bandung - 21/05/2024, 22:26 WIB
AY
Ali Yusuf
Tim Redaksi
Direktur Utama Bank BTN, Nixon LP Napitupulu (paling kanan) melihat maket kawasan di Bandung.

RADARBANDUNG.id, BANDUNG- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN serius menggarap pembiayaan kredit perumahan rakyat (KPN) non subsidi. Meski begitu, mereka mengawasi sejumlah faktor yang mempengaruhi kondisi perekonomian sehingga berdampak negatif pada kinerja bisnis.

Direktur Utama Bank BTN, Nixon LP Napitupulu mengatakan pertumbuhan di penjualan properti diharapkan bisa seperti tahun lalu, yaitu di angka 10-12 persen.

Saat ini, Bank BTN serius menggarap pembiayaan hunian untuk sektor menengah ke atas. Upaya yang dilakukan adalah membuka sales center di beberapa daerah. Sekira delapan bulan lalu, layanan ini dibuka di Kelapa Gading (Jakarta), BSD (Tangerang) dan Surabaya.

Hasilnya, hingga April 2024 lalu mereka telah merealisasikan KPR Non Subsidi 1.383 unit dengan nilai Rp1,35 triliun. Layanan sales center untuk menggarap segmen ini kembali dibuat untuk area Bandung, Makassar dan Medan.

Mereka juga menyelenggarakan BTN Property Expo secara serentak di tiga wilayah tersebut pada tanggal 21 hingga 26 Mei 2024. Expo ini diikuti 53 developer dengan lebih dari 150 proyek perumahan.

“Saat ini kami melakukan banyak perubahan. Kami masuk ke segmen tengah dan atas. Itu pasti developer atas,” kata dia.

“Main di segmen perumahan di atas Rp 1 miliar ini beda permainan. Suku bunganya mesti kompetitif, kecepatan dan kenyamanan layanan harus makin baik, digitalisasi dimaksimalkan,” ia melanjutkan.

Di sisi lain, ia menyadari bahwa secara makro, suku bunga mengalami kenaikan dan geopolitik juga belum menentu, termasuk proses perpindahan pemerintahan di Indonesia.

“Memang yang paling ditakutkan kalau ekonomi melemah, paling ditakutkan kalau itu terjadi. Geopolitik yang ga menentu seperti perang Palestina-Israel, Ukraina-Rusia, China-Amerika masih kaga akrab-akrab, ini mempengaruhi,” jelas dia.

“Kalau China menurun, ekonomi kita juga terpengaruh, karena dagang kita terbesar dengan mereka. Ini juga kekhawatiran-kekhawatiran yang membayangi situasi perekonomian hari ini,” Nixon melanjutkan.

Ia ingin pertumbuhan properti tahun ini bisa sama dengan tahun lalu yang berada di angka 12 persen. Hanya saja, dengan koreksi suku bunga ke atas ini Bank BTN mulai lagi mempertimbangkan untuk mengoreksi juga target sampai dengan akhir tahun.

“Cuman dengan naiknya suku bunga ini kita lagi mereview untuk menurunkan target pertumbuhan, ya realistis juga kita. Takutnya suku bunga naik yang kita khawatirkan kalau luquiditas harganya juga jadi mahal,” jelas dia.

“Ini yang menyebabkan kita mungkin akan menurunkan acuan target kita dari 14 persen turun mendekati angka 10 persen,” pungkasnya. (pra)