RADARBANDUNG.id- Seorang siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kabupaten Bandung Barat (KBB) meninggal dunia usai mengalami depresi berat setelah diduga mengalami perundungan (bullying) selama menjadi siswa di sekolah tersebut.
Bahkan siswi bernama Nabila Fitri Nuraini, 18 tahun di Kampung Centeng, RT 05/07, Desa Cihanjuang, Kecamatan Parongpong, KBB ini sempat mengalami gangguan kejiwaan.
Ibu korban, Siti Aminah (42) mengatakan, mendiang anaknya mengalami peristiwa perundungan tersebut kurang lebih tiga tahun lamanya. Terhitung sejak dirinya masuk sekolah yakni kelas X hingga kelas XII.
“Anak saya Nabila sudah mengalami berbagai bentuk bullying. Memang bukan fisik tapi lebih ke psikis. Dihina, dicaci, dan disuruh-suruh,” ungkapnya.
Ia mengatakan, perlakuan yang diterima anaknya tersebut terendus ketika almarhum menginjak kelas XII. Hal tersebut diketahui usai pihak keluarga menerima laporan dari teman sekolah sang anak.
“Saat saya mengkonfirmasi kejadian itu kepada almarhum tetapi anak saya meminta untuk tidak meributkannya,” ujarnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, tindakan perundungan yang dialami anaknya semakin menjadi-jadi ketika menjalani praktik kerja lapangan (PKL) pada November 2023.
“Saat PKL bersama kelompoknya, Nabila dipaksa oleh pelaku untuk memasak nasi. Padahal posisinya sedang tidur pulas. Namun lagi-lagi anak saya gak mau dibesar-besarkan karena ingin sekolah tetap lancar gak ada musuh,” ungkapnya.
“Nah sejak tanggal 8 Mei 2024 itu sempat mengeluh capek sekaligus bersyukur karena akan segera lulus sekolah. Tapi setelah itu kesehatan anaknya justru mulai menurun,” imbuhnya.
Usai peristiwa tersebut, kata Siti, sang anak kerap terlihat murung di rumah. Bahkan tak jarang sang anak marah-marah dan selanjutnya pihak keluarga membawa berobat. “Berbagai pengobatan telah dilakukan tapi gak mengalami perbaikan. Hingga akhirnya pada Kamis 30 Mei 2024, anak saya meninggal dunia,” katanya.
Ia menegaskan, akibat perlakuan bullying yang diterima oleh anaknya tersebut dirinya meminta pihak berwajib memproses aksi tidak terpuji ini lebih lanjut.
“Pihak keluarga tak pernah meramaikan di medsos. Kita gak tau siapa yang viralkan. Kami sudah ikhlaskan kepergian anak kami. Hanya untuk tindak pelaku harus diusut tuntas agar gak ada lagi korban serupa,” tandasnya. (kro)