RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Tren perdagangan elektronik atau e-commerce di Indonesia masih terus meningkat. Salah satu brand lokal yang merasakan dampak positif dari kenaikan tren belanja online atau e-commerce ialah Elizabeth.
Brand fesyen legendaris asal kota kembang itu nyatanya mampu bertahan ditengah persaingan usaha yang ketat berkat kolaborasi dengan Tokopedia dan ShopTokopedia. Bahkan, terjadi peningakatan penjualan hingga berkali-kali lipat.
Elizabeth didirikan dengan modal awal Rp10.000 yang digunakan untuk membeli mesin jahit dan satu sepeda kumbang untuk berjualan keliling pada tahun 1963 oleh pasutri Elizabeth Halim dan Handoko Subali.
Tas pertama yang diproduksi adalah tas travel. Produk ini sangat memuaskan, mendapatkan permintaan yang tinggi, dan diterima pasar dengan sangat baik. Kini, brand Elizabeth sudah bertahan lebih dari 60 tahun dengan menghasilkan produk fesyen yang lebih beragam, seperti tas wanita, sepatu, baju, bahkan koleksi pria dan anak, dan telah memiliki pabrik di Cimahi, Jawa Barat, serta 98 cabang di seluruh Indonesia.
Selama lebih dari 6 dekade, momentum pandemi menjadi salah satu tantangan terberat yang pernah dihadapi Elizabeth karena operasional tutup total dan penjualan menurun drastis.
“Keberadaan platform digital, seperti Tokopedia, menjadi penyelamat perusahaan bahkan membuat penjualan online Elizabeth naik berkali-kali lipat. Alhasil, kami berhasil mempertahankan seluruh karyawan,” ujar Resti Ghita Pribadi, Brand Manager Elizabeth.
Elizabeth juga terus memanfaatkan berbagai kampanye dan fitur Tokopedia, seperti Waktu Indonesia Belanja dan Voucher Toko, untuk mendongkrak penjualan. Selain itu, Elizabeth juga aktif membuat konten promosi di TikTok demi meningkatkan penjualan di ShopTokopedia.
“Kami terus beradaptasi dan lebih fleksibel dalam pemanfaatan teknologi untuk menjaga eksistensi Elizabeth di masyarakat,” ujar Resti.
Director of Corporate Affairs Tokopedia and ShopTokopedia, Nuraini Razak mengungkapkan, saat ini, Tokopedia dan ShopTokopedia menjadi rumah bagi lebih dari 21 juta penjual dan hampir 100 persen merupakan pelaku UMKM lokal.
“Tokopedia dan ShopTokopedia pun mencatat adanya kenaikan jumlah penjual, pembeli, maupun transaksi, di masing-masing platform pada skala nasional selama semester I 2024,” ucap Nuraini.