RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Buka kemungkinan koalisi, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Kota Bandung bersama DPD PKS menggelar silahturahmi politik di Hotel Grand Preanger, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Selasa (11/6/2024) malam.
“Tidak ada yang biasa-biasa saja, pasti luar biasa. Alhamdulillah hari ini dari Partai Golkar bertemu kembali, bersilahturahmi dengan saudara-saudara kita dari PKS Kota Bandung yang diikuti juga dua bacawalkot Partai Golkar Kang Arfi Rafnialdi dan saya sendiri,” ujar Ketua DPD Golkar Kota Bandung Edwin Senjaya, usai pertemuaan.
Menurut Edwin, sebagai kandidat mendapat tugas membangun komunikasi dengan partai lain terlebih dengan partai PKS. Meski memang diakui Edwin belum ada kesepakatan resmi kedua partai ini untuk berkoalisi di Pilwalkot Bandung.
Hanya saja, kata Edwin kedua partai sudah menemukan kecocokan dalam gagasan -gagasan membangun Kota Bandung.
“Ada chemistry yang luar biasa dan Insya Allah ini bukan pertemuan terakhir. Kita akan mendalami lebih lanjut komunikasi lebih intens karena banyak hal yang perlu kita bahas ke depan,” ungkapnya.
Edwin mengatakan, selain silahturahmi dengan PKS untuk membahas kemungkinan koalisi di Pilwalkot Bandung, kesepakatan koalisi yang sebelumnya sudah terjalin antara Partai Golkar, Partai Gerindra dan PSI tidak akan lepas terlebih sudah menandatangani MoU. Edwin tidak menampik jika ada rencana untuk membuat koalisi besar di Pilwalkot Bandung.
“Kita sangat berharap kalau bisa menuju koalisi besar kenapa tidak. Kemungkinan untuk menang bisa lebih besar lagi kan. Membangun Kota Bandung tidak bisa sendiri. tetap harus bekerjasama dengan semua pihak,” tandasnya.
Edwin menegaskan, Partai Golkar dan PKS sama-sama partai besar, PKS meraih perolehan suara di DPRD Kota Bandung sebanyak 11 kursi sebaliknya partai Golkar raih perolehan suara terbanyak di DPRD RI, atau sebanyak 102 kursi.
“Tetapi kita terbuka dengan siapapun bahkan lawan kotak kosong pun sangat memungkinkan,” ucap Edwin.
Dalam kesempatan itu Edwin pun menyampaikan bacawalkot Bandung dari partai Golkar yang telah menerima surat tugas ada 3 kandidat yakni Edwin Senjaya, Arfi Rafnialdi, dan Atalia Praratya. Namun ada juga nama Juanda dan Akbar, hanya saja Edwin belum tahu apakah kedua nama itu sudah menerima surat tugas atau belum.
“Kita betul-betul menunggu penetapan DPP, siapa kandidat yang akan ditetapkan untuk menjadi calon kepala daerah di kota Bandung. Sama halnya dengan PKS kita ada harapan posisi Wali Kota atau B1,” ucapnya.
Sementara itu Ketua DPD Partai PKS Ahmad Rahmat Purnama mengatakan pertemuan dengan partai Golkar hangat, cair, saling bercanda sehingga terbangun chemistry.
“Artinya harapan kita membangun kota Bandung lebih baik. Kita sengaja berkolaborasi dan kerjasama, partai Golkar ini nasionalis religius dan PKS religius nasionalis, cocok kan kenapa tidak,” ungkap Ahmad.
Pertemuan ini kata dia perlu ditindaklanjuti lebih detail, lebih teknis kontruksi koalisi atau kontruksi kerjasamanya lebih baik agar ada kesepahaman.
Soal posisi sendiri kata Ahmad, PKS memiliki tiket untuk mengusulkan cawalkot bahkan pasangan cawalkot dan cawawalkot atau B1 maupun B2 .
“Memang kami ditugaskan DPP mengambil posisi B1. Ini kita komunikasi ke semua partai termasuk Golkar, tapi kan perkembangan kita pastikan sangat dinamis. DPP juga akan melihat perkembangan seperti apa kedepan. Yang penting kan pasangan itu cocok dan menang,” ungkapnya.
Ahmad sendiri belum bisa menyebutkan partai mana yang cocok koalisi dengan PKS, kendati dengan partai Golkar memiliki kesamaan historis dan ideologis.
Lanjutnya, PKS sudah silahturahmi 80 persen semua partai baik masuk ke parlemen maupun yang tidak. Dua partai yang belum formal ditemui yakni Demokrat dan PSI.
Ketua Bidang Strategi Penggalangan Pemilih DPP Partai Golkar Arfi Rafnialdi yang juga kandidat Bakal Calon Wali Kota Bandung dari Partai Golkar menambahkan, jika mendapatkan kesempatan memimpin Kota Bandung kedua partai ini memiliki kesamaan dalam gagasan membuat Rencana Pembangunan Jangka panjang Daerah (RPJPD) Kota Bandung.
“Kota Bandung ini dipersiapkan RPJPD sampai 2045. Memang terjadi perubahan yang sangat signifikan. Kalau sama saja ke dua puluh tahun yang akan datang dengan hari ini, tidak akan ada program yang terasa untuk masyarakat. Gagasan ini kelihatannya sebangun antara Partai Golkar dan PKS dan didasari kecocokan platform ideologi kedua partai,” akunya.
Soal koalisi di Pilwalkot Bandung, lanjut Arfi, DPP Partai Golkar memberikan keleluasaan kepada DPD Partai Golkar Kota Bandung dan bakal calon Wali Kota Bandung untuk membangun komunikasi politik dengan partai partai di luar Koalisi Indonesia Maju (KIM).
“Sudah dicontohkan DPP Partai Golkar dengan PPP. Kita ingin mencari koalisi dan jodoh yang punya semangat sama untuk membangun Kota Bandung dan itu dimungkinkan bukan hanya dalam koalisi KIM, tapi juga partai politik yang kemarin tidak bersama,” bebernya. (mur)