News

Ngertakeun Bumi Lamba di Tangkuban Parahu: Merawat Kabuyutan dan Menghormati Alam

Radar Bandung - 25/06/2024, 17:02 WIB
Ali Yusuf
Ali Yusuf
Tim Redaksi
Ngertakeun Bumi Lamba di Tangkuban Parahu: Merawat Kabuyutan dan Menghormati Alam
Beberapa penghayat memikul hasil bumi yang disusun dalam sebuah perahu kecil untuk kemudian di larung di kawah Gunung Tangkuban Parahu, Kabupaten Bandung Barat, dalam Upacara Ngertakeun Bumi Lamba tahun 2024, Minggu (23/6)-FOTO: PUTRA WAHYU PURNOMO/RADAR BANDUNG

RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Sekitar 1.500 orang penghayat dan masyarakat adat berkumpul di kawasan Gunung Tangkuban Parahu, Kabupaten Bandung Barat untuk mengikuti upacara tahunan Ngertakeun Bumi Lamba, pada Minggu (23/6) lalu.

Acara ini tidak hanya menjadi ajang rasa syukur atas karunia alam, tetapi juga merupakan perwujudan komitmen masyarakat adat dalam merawat dan menghormati gunung sebagai kabuyutan, tempat suci yang diwariskan dari leluhur.

Ketua Pelaksana Upacara, Sofian mengatakan Upacara Ngertakeun Bumi Lamba biasanya diadakan setiap tahun pada minggu pertama saat matahari berada di sisi paling utara bumi, tepatnya bulan di Juni.

“Gunung adalah kabuyutan yang harus dijaga kesuciannya. Ini adalah yang ke-16 kalinya, upacara yang diamanatkan oleh kokolot dari Kenekes Baduy,” kata Sofian, ditulis Selasa (25/6).

Dia menjelaskan, tiga gunung utama yang dipilih sebagai tempat upacara ini adalah Gunung Gede Pangrango, Gunung Wayang, dan Gunung Tangkuban Parahu. Ketiganya dinilai sebagai urat kehidupan bagi masyarakat.

“Gunung Tangkuban Parahu, khususnya, dianggap sebagai pusat Gunung Sunda Purba dan disebut sebagai mandala dan leuweung larangan dalam prasasti Kabantenan,” terangnya.

Ritus tahunan ini merupakan pembaruan dari upacara lama yang dikenal sebagai “Kuwera Bhakti Dharma Wisundarah”, sebuah upacara yang dulu diselenggarakan setiap delapan tahun oleh “nagara”. Tema tahun ini adalah “Kuera Bhakti Jala SuTrah Nusantara,” menandai penghujung windu kedua usia perjuangan Ngertakeun Bumi Lamba.

Upacara ini terlaksana atas kolaborasi berbagai komunitas adat dan lintas pihak lainnya, seperti Panggelar Ngertakeun Bumi Lamba, Pijar Menempa Indonesia, dan ISI Surakarta, menjadikan upacara ini semakin bermakna.

“Semesta bukan sekedar tempat hidup tapi penopang hidup bagi manusia, maka untuk merawat itu perlu kebersamaan agar semesta terjaga dan lestari,” tutup Sofian.

Jaro Canoli dalam upacara ini, Mang Wenda menyebut, acara dimulai dengan kirab sajen, di mana berbagai hasil bumi seperti buah-buahan, sayur, dan bunga dibawa oleh para peserta.

“Kita bukan sedang membuang makanan atau melempar sampah, tapi ngalungkeun atau memberi kalung kepada buyut. Nganuhunkeun, berterima kasih, sebab apa yang kita makan ini memang berasal dari buyut,” kata Mang Wenda.

Selanjutnya, pada puncak acara, hasil bumi yang telah dikirab ditempatkan di tepi kawah Gunung Tangkuban Parahu. “Sebagai orang gunung kita berterima kasih dengan cara ngalung, sebagaimana orang pinggiran sungai maupun laut yang berterima kasih dengan melarung,” terangnya.

“Ini simbol penghormatan kita kepada semesta,” sambung dia.

Setelah hening sejenak, hasil bumi tersebut dilemparkan ke kawah sebagai simbol pengembalian karunia alam kepada tempat asalnya. “Mari kita lepaskan, juga melepaskan keburukan agar mendapat kebaikan,” imbuh Mang Wenda. Upacara ini menjadi penutup rangkaian acara sakral Ngertakeun Bumi Lamba

Tak hanya upacara, pada kegiatan ini dilakukan pula penempaan Pataka Nusantara (simbol agung kerajaan) yang juga menjadi bagian penting dari upacara tahun ini. Proses penempaan awal pataka dilakukan sebagai bagian dari rangkaian acara.

“Ini proses awal ibarat peletakan batu pertama. Pataka ini akan selesai pada 28 Oktober mendatang dan akan diserahkan kepada negara,” tutup Taufik Aditya Utama dari Pijar Menempa Indonesia. (rup)


Terkait Bandung Raya
Unjani Siapkan Kurikulum Berbasis AI, Cek Jalur Pendaftaran Barunya
Bandung Raya
Unjani Siapkan Kurikulum Berbasis AI, Cek Jalur Pendaftaran Barunya

Universitas Jenderal Ahmad Yani (Unjani) menyiapkan kurikulum berbasis AI dalam masa pendaftaran mahasiswa baru 2025-2026.

bank bjb Gelar Khitanan Massal, Wujud Kepedulian untuk Generasi Sehat dan Istimewa
Bandung Raya
bank bjb Gelar Khitanan Massal, Wujud Kepedulian untuk Generasi Sehat dan Istimewa

RADARBANDUNG.id, BANDUNG- Sebagai bentuk kepedulian sosial dan komitmen terhadap kesejahteraan masyarakat, bank bjb kembali menyelenggarakan khitanan massal di Kantor Pusat Menara bank bjb, pada Rabu 27 Mei 2025. Program yang merupakan bagian dari rangkaian Hari Ulang Tahun (HUT) bank bjb ke-64 ini menjadi bagian dari agenda tahunan Corporate Social Responsibility (CSR) bank bjb, yang tidak hanya fokus […]

Workshop: Strategi Go-Public & Holding Rumah Sakit di Jawa Barat
Bandung Raya
Workshop: Strategi Go-Public & Holding Rumah Sakit di Jawa Barat

RADARBANDUNG.id, BANDUNG- Bertempat di Menara bank bjb, Lantai 9, Bandung, telah diselenggarakan Workshop bertajuk “Strategi Go-Public & Holding Rumah Sakit di Jawa Barat” dengan tema “Menyatukan Rumah Sakit, Meningkatkan Kesehatan Negeri”. Acara ini dihadiri oleh Ketua Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) Bandung Raya, dr. Tammy J. Siarif, SH., M.Kes, President Director PT Jasamedika Saranatama, […]

Pelayanan Spesial BPJS Ketenagakerjaan Bandung Suci pada Hari Buruh 2025
Bandung Raya
Pelayanan Spesial BPJS Ketenagakerjaan Bandung Suci pada Hari Buruh 2025

RADARBANDUNG.id, BANDUNG- May Day atau Hari Buruh Internasional yang jatuh pada tanggal 1 Mei setiap tahunnya, selalu menjadi momentum untuk merayakan hak-hak pekerja atau buruh di seluruh penjuru dunia. Dalam memperingati Hari Buruh tersebut, BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Bandung Suci melakukan serangkaian kegiatan dengan mengusung tema “Transformasi Tenaga Kerja untuk Produktivitas yang Inklusif, Kunci Perekonomian […]

location_on Mendapatkan lokasi...
RadarBandung AI Radar Bandung Jelajahi fitur berita terbaru dengan AI
👋 Cobalah demo eksperimental yang menampilkan fitur AI terkini dari Radar Bandung.