RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Lawan Khofifah-Emil untuk Pilgub Jatim belum terang terlihat hingga kemarin. PDIP sudah mengerucutkan satu nama untuk bersiap dijagokan. Sementara PKB, sebagai pemenang Pileg di Jatim belum memberi kepastian, siapa calon yang bakal diusung atau bergabung dengan koalisi.
Sumber internal DPD PDIP Jatim menyebut, sudah ada nama calon yang mengerucut untuk bersaing dengan pasangan Khofifah-Emil. Calon yang mengerucut yang bakal diusung PDIP tersebut adalah Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini.
“Untuk Gubernur Jatim, calonnya Bu Risma,” terang sumber internal DPD PDIP Jatim itu kepada Jawa Pos.
Nama Risma bahkan diusulkan langsung oleh DPP PDIP. Dan DPD Jatim juga sepakat dengan usulan soal Risma itu. Selain Risma, nama Abdullah Azwar Anas juga disebut. Namun, kadidat kuatnya hingga kemarin adalah Risma.
Ada beberapa pertimbangan mengapa Risma menjadi kandidat kuat. Pertama soal rekam jejak yang dinilai bisa seimbang dengan Khofifah. Sama-sama pernah menjabat sebagai menteri.
“Bu Risma juga sudah punya pengalaman di Surabaya selama dua periode dan cukup sukses,” paparnya.
Di singgung mengapa Risma tak segera diumumkan oleh DPP, sumber tersebut mengakui lantaran belum menemukan pasangan Risma untuk maju di Pilgub. Wakil Gubernur sebagai penamping Risma belum deal.
“Untuk wakil, masih hunting ke kader NU atau PKB,” katanya kemarin.
PDIP Jatim masih terus menjalin komunikasi dengan berbagai parpol untuk mengusung calon di Jatim. Selain dengan partai-partai non parlemen, PDIP Jatim juga berkomunikasi intens dengan PKB.
“Kami terus berkomunikasi. Coba tanya ke teman-teman PKB,” tuturnya.
Jawa Pos juga menghubungi Sekretaris DPW PKB Jatim Anik Maslachah soal calon gubernur yang bakal diusung. Termasuk apakah ada kans bakal menjadi koalisi dengan PDIP untuk mengusung calon.
“Belum ada bocoran. Belum ada,” terangnya kemarin.
Pengamat Politik Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Mubarok Muharam menilai belum tegasnya sikap PKB Jatim untuk mengusung cagub itu terjadi karena dua hal. Pertama, terpaut dengan konstalisasi nasional. Di mana PKB terikat dengan Partai Gerindra. Ada pula soal konflik PBNU dengan PKB yang kini belum reda betul. Kedua, soal PKB menyadari belum ada calon kuat di internal partai yang bisa dijagokan untuk melawan pasangan Khofifah-Emil.
“Ini yang membuat PKB belum bersikap. Meski waktu terbatas,” katanya.
Mubarok menyebut, kans PKB untuk berkoalisi dengan PDIP bisa saja terjadi. Dan melihat calon yang dijagokan, PKB sepertinya setuju untuk menjadi cawagub untuk menampingi PDIP. Yang dipastikan akan mengusung kadernya sendiri.
“Tapi kembali lagi. Apakah PKB di Jatim tak tersandera situasi naisonal ?,” tanyanya. (elo)