RADARBANDUNG.id – Semua tim sukses atau yang terafiliasi dengan bakal pasangan calon di Pemilihan kepala daerah (Pilkada) diimbau untuk tidak menyebarkan narasi yang menjatuhkan. Persaingan dengan gagasan harus menjadi faktor penting dalam kontestasi politik.
Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan, Pemilih dan Partisipasi Masyarakat KPU Jabar, Hedi Ardia mengatakan semua bakal calon sudah memenuhi syarat administrasi. Pihaknya masih melakukan tahapan berupa tanggapan masyarakat sebelum para peserta dinyatakan sebagai calon kepala daerah.
Adapun keempat bakal paslon gubernur Jabar tersebut adalah Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan, Ahmad Syaikhu-Ilham Akbar Habibie, Acep Adang Ruhiat-Gitalis Dwinatarina dan Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja.
Tahapan tanggapan masyarakat akan berlangsung hingga Rabu (18/9). Setelah itu, dilanjutkan pemberian respons oleh KPU Jabar hingga Sabtu (21/9) mandatang. Jika semua rampung, maka tanggal 22 November adalah jadwal penetapan, sehari kemudian akan melakukan pengundian nomor urut.
“Kita berharap betul di Jawa Barat tidak ada pasangan calon, tidak ada tim sukses, tidak ada pihak-pihak yang menggunakan isu SARA atau politisasi agama dalam menentukan pilihannya ke pasangan calon gubernur dan wakil gubernur,” ucap dia dalam Sosialisasi Pendidikan Pemilih bersama Jaringan Lintas Iman dan Kemanusiaan Cimahi, Senin (16/9).
“Kami sudah menetapkan bahwa secara administratif, keempat bakal pasangan calon gubernur dan wakil gubernur itu sudah memenuhi syarat,” dia melanjutkan.
Di sisi lain, Hedi mengingatkan, masyarakat bisa menentukan nasib daerahnya dengan ikut memilih calon pemimpin pada 27 November mendatang.
Di tempat yang sama, Kepala Paroki Santo Ignatius Cimahi, Yulianus Yaya Rusyadi mengatakan, proses pilkada yang akan berlangsung pada 27 November 2024 menjadi bagian dari partisipasi masyarakat untuk bangsa dan negara.
Tanpa adanya partisipasi masyarakat, kata Yulianus, cita-cita masyarakat untuk kemajuan bangsa dan negara tidak akan mungkin terjadi. Ia berpesan agar masyarakat memilih calon pemimpin sesuai dengan hati nurani tanpa adanya paksaan dari pihak manapun.
“Kita bukan mencari kepentingan diri kita sendiri, melainkan kepentingan Jawa Barat, kemudian kota dan kabupaten kita yang sungguh-sungguh maju,” pungkas Yulianus. (dbs)