RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Grey Art Gallery bekerja sama dengan Holy Zpace mempersembahkan tiga pameran yang diselenggarakan dalam satu waktu dengan tema besar “Reimmaginare Renaissance”.
Ketiga pameran ini membagi area Grey Art Gallery menjadi ruang-ruang yang membawa pengunjung pada perjalanan menghidupkan kembali esensi keindahan Renaissance dalam konteks kontemporer.
Pertama, pameran Tunggal Toni Antonius dengan tajuk Reimagining the Past: Contemporary Reflection on Grandeur, yang dikuratori oleh Yogie A. Ginanjar, akan menempati Ruang Utama Grey Art Gallery.
Kedua, Pameran berjudul The Grandeur of Classicism, dikuratori oleh Wildan F. Akbar, menghadirkan karya dari seniman – seniman undangan antara lain : Aryo Saloko, Bambang Sudarto, Bill Mohdor, Didit Sudianto, Rendra Santana, Revaleka, Tommy Putra, Ufa Faizah, Valasara, dan Yogie A. Ginanjar.
Terakhir, program Open Call bertajuk Decorus Contra Mundum, dikuratori oleh Angga A. Atmadilaga, menampilkan 19 seniman dengan jumlah karya mencapai 31 Karya.
“Pameran ini mengajak pengunjung untuk merenungkan dan merayakan keindahan yang diilhami oleh era Renaissance. Melalui eksplorasi estetika, filsafat, dan spiritualitas yang mendalam, pameran ini mengangkat keindahan sebagai manifestasi dari pengetahuan, kebijaksanaan, dan keagungan ilahi,” Ari mewakili Management Grey Art Gallery, Jumat
(20/9/2024).
Baca Juga: Pameran ‘Bulan Terbit’ di Grey Art Gallery Angkat Kearifan Nilai-nilai Islam dalam Sebuah Karya Seni
Menurut Ari, keindahan dalam seni Renaissance tidak hanya sekedar visual. Melainkan refleksi dari proporsi, harmoni, dan keseimbangan yang sempurna.
“Seniman-seniman pada masa itu menerapkan prinsip-prinsip matematika dalam menciptakan karya yang mengedepankan komposisi yang ideal, proporsi tubuh manusia yang sempurna, serta penggunaan cahaya dan bayangan untuk menciptakan ilusi kedalaman yang realistis,” jelasnya.
Baca Juga: Gelar Carnival di Bandung, ACC Tawarkan Bunga 0 Persen
Namun, yang membuat keindahan Renaissance begitu mengesankan adalah kemampuannya untuk melampaui estetika fisik. Ada kedalaman spiritual dan filosofis dalam setiap karya, di mana simbolisme dan alegori digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan tentang moralitas, keagungan ilahi, dan kondisi manusia.
Konsep Reimmaginare Renaissance sendiri adalah sebuah upaya untuk menghidupkan kembali, atau bahkan mendefinisikan ulang, nilai-nilai estetika dan filosofis yang ada dalam periode Renaissance dalam konteks seni kontemporer.