RADARBANDUNG.id- Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi mengimbau para peserta Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 untuk tidak memasang alat peraga kampanye (APK) pada pohon.
Pasalnya, selain ada aturan yang melarang pemasangan APK pada pohon, hal tersebut juga berpotensi merusak lingkungan lantaran pemasangan APK sembarangan.
Kepala DLH Kota Cimahi, Chanifah Listyarini mengatakan, ketentuan tidak memasang atribut pada pohon tertera dalam Peraturan Daerah (Perda) Kota Cimahi Nomor 5 Tahun 2017 tentang Ketertiban Umum.
Selain itu peraturan tersebut juga tertera pada Perda Kota Cimahi Nomor 16 Tahun 2018 tentang Izin Reklame dan Perda Kota Cimahi Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau.
“Memasang atribut apapun termasuk yang mengandung politik di pohon ada aturannya. Jadi jadi imbau tidak memasang apapun di pohon apalagi sampai dipaku,” katanya.
Ia menambahkan, selain merusak keindahan kota, APK yang terpasang pada pohon bisa berdampak terhadap kesehatan. Terlebih pemasangan APK di pohon tersebut dengan cara dipaku bisa mengakibatkan kerusakan hingga kematian pohon jika dibiarkan.
“Ini berpotensi merusak lingkungan dan akan menyakiti pohon dan jangka panjang khawatir luka dan membuat pohon bisa mati kalau terlalu banyak dipaku,” katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, ketika pohon tersebut rusak lantaran dipicu akibat dipaku bakal berpotensi kematian pada pohon. Pasalnya, pohon yang telah rusak kemungkinan besar terserang penyakit tertentu (hama).
“Seperti manusia, kanker kalau ada benjolan itu kanker. Kemudian bisa diserang hama. Yang paling sering itu dahan kering, daun-daun tidak ada,” katanya.
Ia menegaskan, dampak pohon apabila terkena penyakit dan dibiarkan cukup berbahaya. Bisa saja pohon tersebut roboh lantaran kekuatannya berkurang akibat digergogoti berbagai penyakit tersebut.
“Kita lakukan Identifikasi rutin, kita punya metode untuk identifikasi kesehatan pohon. Tapi kita hanya melihat kondisi kesehatan pohon dari atas permukaan tanah hingga ke atas. Tapi di bawah tanah (akar) itu gak bisa, belum ada alatnya,” tandasnya. (KRO)