RADARBANDUNG.id- Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) KBB memastikan stok pupuk bersubsidi untuk memenuhi kebutuhan para petani di wilayahnya aman. Bahkan alokasi pupuk bersubsidi dari pemerintah pusat ini tidak akan habis hingga puncak musim tanam 2024.
Kepala DKPP Kabupaten Bandung Barat, Lukmanul Hakim mengatakan, setiap tahun pihaknya melakukan entri rencana definitif kebutuhan kelompok (e-RDKK) terhadap pupuk bersubsidi.
“Ini merupakan kewajiban di kelompok tani untuk menyusun rencana defenitif salah satunya pupuk, benih dan lainnya. November 2023, kita menyusun kebutuhan pupuk bersubsidi untuk sektor tanaman pangan, holtikultura dan perkebunan,” katanya, Kamis (31/10/2024).
Ia menambahkan, usai melakukan entri selanjutnya di awal tahun 2024 selanjutnya keluar SK dari Kementerian Pertanian. Kebutuhan pupuk nasional tersebut nantinya disesuaikan dengan ketersediaan anggaran selanjutnya turun alokasi per provinsi, dari provinsi ke kabupaten.
“Pada awal tahun alokasi pupuk untuk KBB untuk urea itu di angka 60 persen dari kebutuhan. Untuk NPK di angka 32 persen dari kebutuhan. Jadi masih sangat jauh kalau dibandingkan dengan kebutuhan Bandung Barat,” katanya.
“Akan tetapi pada bulan April, itu menteri pertanian menyampaikan bahwa kita akan menambah alokasi dan meminta anggaran Rp14 triliun kepada presiden.Nah pupuk yang tersedia silahkan dihabiskan di MT1, sampai dengan Maret-April,” sambungnya.
Ia menyebut, akhirnya pengajuan penambahan anggaran tersebut disetujui oleh Presiden dan akhirnya alokasi pupuk bersubsidi tersebut bertambah.
“Terbukti ditindaklanjuti dengan Permentan nomor 1 tahun 2024 tentang alokasi pupuk bersubsidi. Untuk urea itu terpenuhi sampai 98 persen dari semua kebutuhan terpenuhi, dan untuk NPK 68 persen dari kebutuhan terpenuhi alokasi,” katanya.
Masih kata Lukman, hingga saat ini setiap tahun stok pupuk bersubsidi di Kabupaten Bandung Barat tidak seluruhnya tertebus seluruhnya oleh para petani. Hal tersebut membuktikan bahwa ketersediaan pupuk bersubsidi aman.
“Faktanya kita memiliki rekam jejak realisasi penebusan dari 5 tahun terakhir tidak pernah Bandung Barat itu lewat atau alokasi itu tidak pernah habis,” katanya.
“Tahun 2023 saja urea hanya 70 persen dan NPK 40 persen itu tidak tertebus semua dan tersisa. Apalagi di tahun 2024, saat urea di angka 98 persen kemudian npk 68 persen itu sangat aman dalam sisi alokasi,” katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, setelah itu alokasi dari masing-masing petani itu ada di aplikasi ipuber yang dipegang oleh kios. Makanya penebusan itu lebih mudah dari tahun kemarin.
“Karena petani cukup datang ke kios membawa KTP, selama nama mereka terdaptar di RDKK alokasi bisa nebus tanpa kartu tanipun yang penting nama mereka ada di RDKK,” katanya.
Ia menyebut, penerima pupuk bersubsidi tersebut merupakan pada petanai yang membudidayakan tanaman pertanian dari 3 subsektor yakni sektor pangan, sektor hultikultura dan sektor perkebunan.
“Untuk sektor tanaman pangan ini ada 3 komoditas diantaranya, padi, jagung dan kedelai. Sektor hultikultura diantaranya, cabe, bawang merah, bawang putih. Sektor perkebunan diantaranya, kopi rakyat, tebu rakyat dan kakao,” katanya.
“Selain itu, petani tersebut harus terdaftar di sistem informasi managemen penyuluhan pertanian (Simultan) kelompok taninya terdaftar. Kalai sekarang ada petani yang tidak mendapatkan pupuk subsidi mungkin petani yang tidak membudidayakan 9 komoditas itu atau petani yang tidak terdaftar di simultan,” katanya.
Sementara itu, untuk distribusi pupuk tersebut luasan pun dibatasi maksimal 2 hektar dan prioritas petani kecil dengan luasan 0,5 hektar per-petani.
“Munculah alokasi itu di aplikasi ipuber yang dipegang oleh kios pupuk bersubsidi atau kios pengecer resmi. Jadi petani datang ke kios tersebut dicek oleh kios, pas dicek di aplikasi itu terlihat menerima pupuk berapa disesuaikan dengan lahan,” katanya.
“Terkait untuk 2024 terhitung sampai September, rata-rata penebusan sampai 30 September, itu penebusan pupuk rata-rata untuk pupuk urea dan npk itu di angka 42 persen, jadi untuk Oktober sampai Desember itu kita punya stok 59 persen alokasi,” sambungnya.
Ia menegaskan, alokasi pupuk bersubsidi di Kabupaten Bandung Barat bagi setidaknya 76.000 petani di wilayahnya aman. Oleh karena itu, hingga puncak musim tanam ketersediaan pupuk bersubsidi di wilayahnya aman.
“Saya yakin tidak akan tertebus semuanya dan pasti akan tersisa. Untuk alokasi 2024 sangat aman malah saya yakin tidak akan tertebus semuanya.Alokasi pupuk subsidi di KBB untuk urea 16 ribu ton, NPK 12 ribu ton,” tandasnya. (KRO)