RADARBANDUNG.id- Pemkab Bandung Barat bakal mengoptimalkan peran kepala desa (Kades) di wilayahnya dalam menyikapi persoalan sampah yang terjadi saat ini di kawasan Bandung Raya.
Pasalnya, untuk saat ini kuota pembuangan sampah ke Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Sarimukti di Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat dikurangi Pemprov Jawa Barat.
Seperti diketahui, untuk saat ini Kabupaten Bandung Barat hanya diberikan kuota pembuangan sampah ke TPAS Sarimukti sebanyak 17 ritase dari biasanya 40 ritase per hari.
Pj Bupati Bandung Barat Ade Zakir Hasim mengatakan, pihaknya bakal menginstruksikan kades di Kabupaten Bandung Barat untuk mensosialisasikan gerakan pilah sampah kepada masyarakat di lingkungan masing-masing.
“Jadi kemarin kita bersepakat untuk pengurangan dari hulu, karena potensi tempat pembuangan (TPA Sarimukti) sudah dihitung sambil menunggu tanggal 25 kembali diaktifkan,” katanya.
Ia menambahkan, program tersebut sejalan dengan kebijakan Pemprov Jawa Barat terkait penanganan sampah di wilayah Bandung Raya lantaran TPAS Sarimukti yang sudah over kapasitas.
“Kami pun akan mengoptimalkan sarana prasarana pengolahan sampah yang ada dengan menggunakan empat mesin cacah sampah. Dua unit untuk mengolah sampah di Kecamatan Cihampelas dan dua lainnya di Kecamatan Batujajar,” katanya.
“Kami dari yang ada beberapa yang up scalling. beberapa kapasitas yang kita tingkatkan pengolahan sampah yang ada. Disamping itu mungkin kita bersepakat untuk ada gerakan yang masif di Bandung Raya ini pemilihan sampah dan akan melibatkan kepala desa dan lurah,” sambungnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, Skema lainnya adalah sampah yang sudah terpilah akan diangkut di hari yang berbeda. Ia mencontohkan, untuk sampah organik diangkut hari Senin. Lalu besoknya sampah yang diangkut adalah jenis non-organik. Namun ia menekankan sosialisasi pilah sampah dari rumah harus benar-benar tersampaikan kepada semua warga KBB.
“Itu dilakukan pas ada pelatihan, ada pengambilan hari yang berbeda, hari genap hari ganjil, organik dan non organik, kita di kabupaten akan sesegera mungkin akan menyikapi itu, karena di samping pengurangan kalau tidak sadar akhirnya buangnya sembarangan. Itu yang kita khawatirkan,” katanya.
Ia menegaskan, untuk sampah organik Dinas LH Bandung Barat akan mulai menggencarkan gerakan-gerakan pengolahan. Diantaranya diolah menjadi pupuk organik, dan bisa juga dimanfaatkan sebagai pakan bagi peternak magot.
“50 50, jadi nanti yang organik ini bisa dimanfaatkan magot pupuk organik dan sebagainya,” tandasnya.
(DISKOMINFOTIK KBB)