News

LLDikti IV-Tim Unpas Gelar FGD, Komitmen Pengelolaan Sampah di Kelurahan Pasir Kaliki

Radar Bandung - 15/11/2024, 11:12 WIB
AH
AR Hidayat
Tim Redaksi

RADARBANDUNG.id, BANDUNG – LLDikti IV-Tim Unpas menyelenggarakan Forum Group Discussion (FGD) dan Komitmen Bersama, Kamis (7/11/2024).

Kegiatan ini dihadiri oleh Lurah Pasir Kaliki, seluruh Ketua RW dan perwakilan RT Kelurahan Pasirkaliki, serta Pendamping Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung.

Kegiatan ini dilakukan guna menekan volume timbulan sampah warga Kelurahan Pasir Kaliki untuk menghadapi Bandung darurat sampah.

Kegiatan FGD ini merupakan bagian dari koordinasi di kewilayahan dan juga rangkaian dari Pengabdian Pada Masyarakat kolaborasi LLDikti Wilayah IV Jawa Barat, Perguruan Tinggi Swasta dan Pemerintah Kota Bandung dalam program penanganan sampah.

Sebanyak 62 PTS, 990 Mahasiswa dan 99 Dosen Pembimbing Lapangan disebar di 30 Kecamatan dan 99 Kelurahan per tanggal 1 November hingga 30 November 2024 guna membantu memberikan edukasi dan inovasi kepada masyarakat dalam pengelolaan sampah yang berkelanjutan.

Dhini Ardianti, Dosen Pendamping Lapangan (DPL) LLDiktiIV Tim Unpas, menuturkan bahwa kegiatan FGD ini dilakukan untuk menyepakati sistem pemilahan sampah di Kelurahan Pasir Kaliki.

Menurutnya, perlu ada komitmen bersama dari warga untuk mulai menyadari pentingnya mengelola sampah.

“FGD ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalah penanganan sampah di seluruh RW, mulai dari RW 01 sampai RW 10. Harus ada komitmen bersama untuk menghadapi darurat sampah Bandung Raya ini,” tuturnya.

Menilai hal itu, Bondan Prabu Nur’alam, Lurah Pasir Kaliki, mengungkapkan FGD yang dilakukan oleh tim LLDikti Tim Unpas adalah langkah awal untuk mengantisipasi darurat sampah yang terjadi saat ini.

Ia menambahkan, kegiatan FGD dapat membantu warga kelurahan Pasir Kaliki dalam mengurangi ritasi sampah.

“Warga merespon dengan baik kegiatan ini, terjadi peingkatan informasi juga dari warga yang hadir di FGD kemarin. Semoga dengan adanya kegiatan ini, terjadi perubahan drastis ritasi sampah ke TPS Cicendo,” ucapnya.

Dhini menambahkan, langkah selanjutnya yang akan dilakukan oleh tim Unpas adalah edukasi kepada warga sekaligus monitoring ketaatan pemilahan sampah kepada warga serta perbaikan infrastruktur dan struktur di rumah maggot Kelurahan Pasir Kaliki agar sampah yang terkumpul bisa terolah dengan baik.

“Setelah sistem disepakati, kita akan melakukan edukasi door to door, dan monitoring bersama mahasiswa untuk pendataan kepatuhan warga dalam memilah sampah. Setelah itu, kita juga akan bantu dari berbagai background keilmuan, ada yang dari teknik lingkungan, teknik perencanaan wilayah kota, ilmu komunikasi, administrasi publik, kesejahteraan sosial, dan pendidikan biologi,” tambahnya.

Di sisi lain, Ade Gunawan, Pengelola Rumah Maggot Pasirkaliki, mengungkapkan bahwa hambatan terbesar di Rumah Maggot Pasirkaliki adalah keterbatasan lahan. Hal ini lah yang menyebabkan pengolahan maggot menjadi tidak optimal.

”Target sampah organik yang masuk itu 600 kilogram. Saat ini yang masuk ke rumah maggot rata-rata 100-180 kilogram per hari. Untuk pengolahan sampah, kendala terbesarnya kita di konstruksi lahan terbatas. Kalau lahannya diperluas lagi, kami yakin bisa mengolah maggot dengan maksimal, harapannya sih ada lahan di bawah yang bisa dijadikan tempat mengolah sampah organik yang masuk, nah ini yang perlu dibantu koordinasi. Kalau alat pencacah alhamdulillah kemarin ada bantuan dari pak Lurah, jadi kita bisa cepat ngolahnya untuk ngasi pakan ke maggot-maggotnya ini,” ungkap Ade. (*)