RADARBANDUNG.id- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung Barat melaksanakan kegiatan pemeriksaan HIV gratis bagi masyarakat di seluruh Puskesmas yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Bandung Barat, Senin (2/12/2024).
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) KBB, Ridwan Abdullah Putra mengatakan, kegiatan pemeriksaan HIV gratis tersebut merupakan bagian dari peringatan hari AIDS sedunia yang jatuh pada 1 Desember 2024.
“Ini dalam rangka memperingati hari AIDS sedunia yang bertema Take the Rights Path, dengan tema nasional Hak Setara untuk Semua, Bersama Kita Bisa,” katanya, Senin (2/12/2024).
Ia menambahkan, dalam kegiatan tersebut Dinkes Kabupaten Bandung Barat tidak hanya tes HIV gratis saja. Selain itu, dilaksanakan juga ‘triple eliminasi’ gratis lainnya seperti untuk penyakit Sifilis dan Hepatitis A.
“Kita tahu bahwa penyakit Sifilis yang disebabkan oleh Treponema Pallidum pernah hilang di bumi Kita namun muncul dan meningkat lagi di lima tahun terakhir. Begitu juga dengan penyakit Hepatitis A yang merupakan penyakit infeksi hati yang bisa menular,” katanya.
“Dan penyakit ini bisa kita cegah sejak dini terutama pada ibu hamil di mana ketiga penyakit ini bisa menular ke bayinya. Jadi Kami harapkan terutama ibu hamil dapat menggunakan kesempatan ini dengan melakukan tes triple eliminasi gratis dengan mendatangi puskesmas terdekat,” katanya.
Ia menegaskan, pihaknya menargetkan setiap puskesmas memeriksa sekitar 200 sampel tiap penyakit dan surat edaran sudah diedarkan ke seluruh kepala puskesams, sehingga ini perlu mendapat perhatian oleh seluruh kepala puskesmas di jajaran Dinkes Bandung Barat.
“Kami juga telah memerintahkan seluruh jajaran kesehatan terkait hal ini termasuk para direktur rumah sakit daerah maupun swasta untuk mempersiapkan langkah-langkah lanjutan baik itu edukasi maupun pengobatan jika ditemukan kasus dari hasil pemeriksaan ini,” katanya.
Ia menyebut, hingga saat ini penyakit HIV/AIDS di Bandung Barat sudah ditemukan kasus sebanyak 535 kasus HIV positif dan jumlah ini berpotensi bertambah karna baru sekitar 42,53% orang dengan risiko yang baru dilakukan skrining tes HIV.
“Kita harapkan 100% orang dengan resiko terinfeksi HIV kita lakukan tes sehingga kita bisa intervesi dengan pemberian ARV sejak dini. Saya selaku dokter kandungan dalam 3 minggu terakhir mendapatkan 3 kasus ibu hamil yang terinfeksi HIV yang terdiagnosis saat mendekati dan akan mengalami persalinan,” katanya.
“1 kasus akhirnya bersalin normal dan 2 kasus dioperasi sesar dan 2 diantaranya belum sempat mendapatkan terapi ARV dan 1 kasus dapat ARV satu minggu sebelum melahirkan. Sangat disayangkan kalau ibu hamil baru terdiagnosis HIV saat mendekati persalinan sehingga resiko penularan ke bayi menjadi lebih tinggi,” katanya.
Masih mata Ridwan, epidemi HIV akan berdampak buruk bagi derajat kesehatan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi kedepannya sehingga laju pertumbuhan penyakit ini harus segera dihambat.
“Strategi untuk menghambatnya dengan S-T-O-P : lSuluh-Temukan-Obati-Pertahankan agar target three zero 95-95-95 yakni 95% ODHA mengetahui status HIV-nya, 95% ODHA yang mengetahui status HIV-nya mendapatkan pengobatan ARV dan 95% ODHA yang mendapatkan pengobatan ARV mencapai supresi viral loadnya,” katanya.
“Harapan kita dengan startegi ini bisa mengakhiri epidemi AIDS pada 2030. Guna mewujudkan ini semua Dinkes Bandung Barat telah melakukan bimbingan teknis dan pelatihan, baik pada asilitas pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta , pemegang program HIV/AIDS dan para kader dari masyarakat yang peduli terhadap pencegahan penyebarah HIV/AIDS,” tandasnya.
Sementara itu, Pj Bupati Bandung Barat, Ade Zakir mengatakan, sehubungan dengan peringatan hari AIDS sedunia yang jatuh pada 1 Desember ini mengharapkan terpenuhinya hak-hak bagi penyandang HIV/AIDS.
“Hak tersebut seperti hak akan akses terhadap layanan kesehatan yang setara, inklusif dan berkualitas, hak terhadap akses informasi yang komprehensif, hak mendapatkan perlindungan hukum, hak akan pendidikan dan pekerjaan yang berkesetaraan,” katanya.
“Serta hak atas pelayanan publik dan kesejahteraan juga terpenuh dengan baik. Kami tentunya di pemerintahan berusaha dan mempersiapkan hak-hak tersebut bisa terpenuhi dengan baik bagi penyandang HIV/AIDS,” tegasnya. (KRO)