RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Indonesia memerlukan lulusan yang memiliki kemampuan teknologi seperti analitik data dan kecerdasan buatan untuk mengatasi inefisiensi logistik nasional.
Musababnya, sektor industri logistik nasional kedepan memerlukan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan ide-ide segar yang kreatif agar melahirkan inovasi sesuai kebutuhan zaman.
Hal itu diungkapkan Rektor ULBI Setyo Riyanto saat pelantikan prosesi wisuda ke-2 di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Kota Bandung, Kamis (5/12).
Menurut ya, bangsa ini membutuhkan lulusan yang tidak hanya mampu bekerja di industri logistik tetapi juga sektor pemerintahan untuk mengelola rantai pasok barang publik seperti zakat dan distribusi bantuan sosial.
“Zaman sekarang semua harus serba bisa, jadi lulusan ULBI tidak hanya mampu bekerja di industri logistik tetapi juga sektor pemerintahan untuk mengelola rantai pasok barang publik,” ujar Setyo.
Setyo menyebut, salah satu momen penting dalam acara wisuda ini adalah adanya 50 lulusan program beasiswa Ikatan Dinas PT Pos Indonesia. Di mana, mereka langsung bekerja di Pos Indonesia.
Baca Juga: Partisipasi Pemilih Pilkada Serentak 2024 di Bandung Barat Tak Sesuai Target
“PT Pos Indonesia saja membutuhkan lebih banyak tenaga ahli di bidang logistik, termasuk dalam manajemen rantai pasok modern. Apalagi, tantangan logistik di Indonesia sangat besar dengan biaya logistik yang masih tinggi, mencapai 16,48% dari PDB,” jelasnya.
Dari 660 total mahasiswa yang diwisuda, sebanyak 462 lulusan berasal dari Sekolah Vokasi, sedangkan 198 lulusan lainnya berasal dari Fakultas Logistik, Teknologi, dan Bisnis.
“Dari total lulusan, 279 orang berhasil meraih predikat cumlaude, yang terdiri dari 220 lulusan Sekolah Vokasi dan 61 lulusan Fakultas Logistik, Teknologi, dan Bisnis,” katanya.
Baca Juga: BPJamsotek Jabar Berikan Kemudahan Klaim ke Pekerja yang Alami PHK
Menurut dia, sejak berdiri, ULBI bersama dua lembaga pendahulunya, Politeknik Pos Indonesia dan STIMLOG, telah menghasilkan total 12.216 lulusan.
“Alhamdulillah, sekitar 90% lulusan ULBI sudah terserap di dunia kerja, khususnya dalam sektor logistik,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Pendidikan Bhakti Pos Indonesia Kiagus Muhammad Amran mengatakan, sebagai yayasan yang mendukung ULBI, pihaknya sangat menyadari bahwa mutu akademik hanya bisa dicapai jika disertai dengan pengembangan sarana dan prasarana pendidikan.
“Kami berkomitmen penuh untuk terus meningkatkan fasilitas belajar agar tercipta atmosfer akademik yang kondusif, sehingga mampu mencetak alumni yang siap bekerja di bidang masing-masing. Kami sangat menghargai saran, masukan, dan kritik dari seluruh sivitas akademika ULBI untuk terus mengembangkan kampus yang kita cintai ini,” katanya.
Selain fasilitas, dukungan tenaga pengajar dengan kualifikasi yang memadai juga menjadi prasyarat bagi terselenggaranya proses transfer ilmu, keterampilan, dan nilai. Saat ini, Yayasan mencatat terdapat 32 orang dosen tetap yang telah bergelar Doktor, serta 20 orang dosen yang sedang menempuh pendidikan doktoral (S3). Dia berharap jumlah ini akan terus bertambah seiring waktu, sehingga kualitas akademik yang diberikan kepada mahasiswa ULBI semakin meningkat.
Dia mengaku, Industri logistik saat ini terus berkembang dengan tren terkini yang menuntut digitalisasi dan efisiensi tinggi. Tren seperti otomatisasi gudang, penggunaan kendaraan otonom, pengiriman dengan drone, dan penerapan teknologi digital twin menjadi aspek penting dalam rantai pasok modern.
“Kami berupaya mempersiapkan Anda untuk mampu bersaing dan beradaptasi dengan perkembangan ini. Kami berharap lulusan ULBI dapat menjadi tenaga kerja yang tidak hanya “melek teknologi” tetapi juga memiliki jiwa kewirausahaan untuk menciptakan peluang dan solusi inovatif di bidang logistik dan bisnis,” imbuh dia.
Direktur Human Capital Management PT Pos Indonesia (Persero) Asih Kurniasari Komar berharap, ULBI tidak hanya memberikan proses pembelajaran kepada peserta didik tetapi juga berperan untuk menjadi institusi yang semakin dipercaya masyarakat.
“Harapannya ULBI akan terus berkembang sebagai perguruan tinggi yang mampu menunjukkan karya nyata yang relevan dengan kebutuhan masyarakat dan industri, terutama di sektor logistik dan manajemen rantai pasok,” pungkasnya.(arh)