RADARBANDUNG.id- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengimbau masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat dengan baik.
Hal tersebut dilakukan guna mengantisipasi lonjakan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di akhir tahun, terutama saat memasuki puncak musim hujan.
Kepala Dinkes Bandung Barat, Ridwan Abdullah Putra mengatakan, dalam kurun waktu tiga hari terakhir, Dinkes Bandung Barat mencatat terdapat tren kenaikan kasus DBD, yakni sudah ada 7 laporan kasus yang diterima oleh petugas kesehatan.
“Potensi tren kenaikan kasus DBD pasti ada, apalagi cuaca saat ini hampir mirip dengan April 2024 lalu. Tiga hari ini sudah ada laporan yang masuk, dan itu di wilayah Kecamatan Saguling sebanyak 7 kasus DBD,” katanya, Kamis (5/12/2024).
Ia menambahkan, pada April 2024 Bandung Barat mengalami kasus demam berdarah tertinggi, bahkan melampaui tahun sebelumnya, yaitu 1.577 kasus, dan 12 orang di antaranya meninggal dunia.
“Kecamatan Cililin menjadi daerah paling mendominasi kasus DBD yakni sebanyak 274 orang, disusul Lembang 239 kasus, dan Cipongkor 120 kasus,” tambahnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, kasus tersebut mengalami kenaikan akibat kondisi hujan yang turun tidak teratur menjadi salah satu penyebabnya.
“Sama persis dengan bulan itu, kami prediksi saat itu menurun. Namun ternyata tidak. Mungkin karena cuaca yang tidak menentu faktor utamanya,” katanya.
Masih kata dia, dari tujuh kasus DBD terbaru saat ini, dua diantaranya dirujuk ke RS Cahaya Kawaluyaan, Kecamatan Padalarang. Hal itu agar pasien mendapatkan penanganan lebih lanjut.
“Lima pasien lainnya dirawat di Puskesmas Saguling karena kondisinya memungkinkan,” jelasnya.
Ia mengimbau, kepada masyarakat untuk meningkatkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan menjaga kebersihan lingkungan untuk menekan ruang perkembanganbiakan nyamuk Aedes Aegypti.
“Faktor cuaca, sekarang hujan meningkat, biasanya musim hujan itu cenderung meningkat. Imbauan kita yang paling utama itu adalah PHBS, jaga kebersihan lingkungan dengan 3 M. Fogging itu alternatif, saat kejadian masif dan kejadian luar biasa,” tandasnya. (KRO)
