News

Menanti Langkah Kepala Daerah Merealisasikan Target Tinggi Prabowo Subianto

Radar Bandung - 08/12/2024, 01:51 WIB
AY
Ali Yusuf
Tim Redaksi
Diskusi Panel Menyongsong Era Baru: Menyusun Solusi untuk Masa Depan Bisnis dan Ekonomi Jawa Barat- Foto.: Istimewa

RADARBANDUNG.id- Proses Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang dilaksanakan secara serentak sudah memasuki tahap akhir.

Mereka yang nantinya dilantik harus bisa merealisasikan target tinggi yang dicanangkan Presiden RI, Prabowo Subianto.

Diketahui, Presiden Prabowo menyatakan target pertumbuhan ekonomi 8 persen dalam 5 tahun ke depan. Banyak pihak yang ragu karena kondisi geo politik sangat dinamis, namun tak sedikit yang optimis target tersebut bisa tercapai dengan beberapa syarat.

Pengamat Ekonomi dari Unpad Bandung Fary Hadiyanto mengatakan kepala daerah, khususnya gubernur harus bisa langsung beradaptasi untuk memastikan semua langkah realisasi bisa berjalan.

“Jadi saya berharap di Jabar bisa langsung gas saja untuk merealiasikan target pusat,” ujarnya dalam Diskusi Panel Menyongsong Era Baru: Menyusun Solusi untuk Masa Depan Bisnis dan Ekonomi Jawa Barat, Jumat (6/12).

Di sisi lain, target yang dicanangkan Prabowo Subianto sangat berat. Rata-rata pertumbuhan ekonomi di dua periode kepemimpinan Joko Widodo berada di kisaran 5 persen. Tantangan ke depan adalah kondisi politik luar negeri, belum lagi konflik yang terjadi di sejumlah negara.

Indonesia masih bergantung dari ekonomi Amerika, terutama ekspor tekstil yang masih besar. Masalahnya, Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump sendiri sudah membuat kebijakan untuk menarik semua potensi Amerika di luar negeri.

“Sehingga ini akan menjadi sulit bagi kita, sebab tanpa capital inflow dari Amerika, pertumbuhan ekonomi 8 persen akan berat,” tegasnya.

Ditinjau dari skala Jawa Barat, dalam dua tahun terakhir pertumbuhan ekonominya selalu di bawah nasional. Ini merupakan peringatan yang harus disikapi dengan serius. Kondisi itu salah satunya tidak terlepas karena beberapa pabrik tekstil tutup atau pindah.

Anggota Komisi II DPRD Jawa Barat Sri Dewi mengatakan isu ekonomi saat ini cukup berat, selain target pertumbuhan ekonomi 8 persen, rencana pemerintah menaikan PPN 12 persen dan UMR sebesar 6,5 persen cukup mengejutkan bagi kalangan pengusaha.

Ia mengatakan pemeritahan baru harus lebih ngotot lagi dalam memanfaatkan infrastruktur Jabar, khususnya di kawasan Rebana, Kertajati dan Pelabuhan Patimban.

“Gubernur terpilih diharapkan kebijakan-kebijakannya melanjutkan yang baik untuk mendorong terus pertumbuhan ekonomi, bukan membuat kebijakan coba- coba,” ucapnya.

Permasalahan yang menurutnya menjadi PR besar adalah masih sulitnya mengurus perizinan berusaha di Jabar. Termasuk izin bagi investor bidang pariwisata, yang digadang-gadang bakal menjadi potensi pendorong pertumbuhan ekonomi di Jabar.

Salah satu syarat investasi yang diminta oleh negara asing adalah ketersediaan pasokan energi hijau. Kondisi ini masih menjadi kendala di Jawa Barat karena pemanfaatan produksi energi hijau masih kecil.

Kurniawan Imam Ghozali, GM Pemasaran dan Pengembangan Bisnis PT SEI mengatakan ingin ikut berkontribusi mendorong peningkatan investasi di Jabar dengan mempersiapkan energi hijau bagi investor yang ingin masuk ke Jabar.

PT SEI sudah implementasikan di beberapa sektor efisiensi energi yaitu Energi Saving PJU dan Electric Vehicle serta pada sektor bisnis utama SEI di Renewable Energy untuk implementasi Solar PV Rooftop.

Pemasangan Solar PV Rooftop pada Industri dapat mengurangi biaya operasional listrik sampai 40%, sehingga secara khusus untuk industri tekstil dapat membantu mengurangi biaya operasional yang sangat signifikan sehingga diharapkan industri tekstil, khususnya di Jawa Barat dapat bertahan di tengah tantangan yang ada.

Penggunaan mobil listrik untuk operasional perusahaan dengan tujuan Bandung-Jakarta PP dapat menekan efisiensi biaya BBM semula 238rb menjadi hanya 70rb atau reduce cost 70,59%. (dbs)